Bab 14 🖤

246 19 16
                                    

Malam tak pernah gagal membunuh jiwa yang sunyi,lampu menyala redup diruangan ini seakan bersahabat dengan kehadiran sang malam yang begitu menakutkan bagi sebagian orang.

Salah satunya seorang wanita yang kini berbaring terlentang diatas meja tua yang usang,nafasnya tersegal,keringat bercucuran membasahi pakaian pink yang dikenakanya,tubuhnya bergetar hebat seakan melihat sesosok monster yang kapan saja merenggut nyawanya.

Tak ada yang salah dengan gadis yang gemetar ketakutan itu dia memang tengah berhadapan dengan sesosok monster berwujud manusia.

"can i start?"tanya sosok itu dengan senyum iblis andalanya

"To..hiks..long...jang..an..hiks."sosok itu tersenyum tipis tapi tunggu itu bukan sebuah senyuman manis melainkan sebuah senyuman yang mendatangkan kepedihan.

"Aku ingin memulainya dengan memutus seluruh urat di tubuhmu yang cantik ini."

Gadis itu menggeleng kuat,air mata mengucur deras tak ada habisnya padahal sepertinya ia sudah menangis sekitar 2 jam lebih.

Sosok itu mendekat membuat aliran darah gadis itu seolah berhenti beroperasi,kerja jantung nya meningkat cepat seperti seseorang yang menghabiskan belasan kafein dalam semenit.

Sentuhan dingin dikakinya membuatnya kesulitan mengambil oksigen,kedua tangan yang diikat di masing masing sudut meja seolah mati,ia tak bisa menggerakan anggota tubuhnya.

Kepalanya mulai berdenyut menghadirkan rasa baru yang tak dapat dijelaskan,pandanganya memburam tapi tunggu apa yang dia lihat membuatnya mengukir sebuah senyuman dibibir pink tipisnya.

Sosok itu tertawa keras ini adalah tahap pertama game miliknya,
"Biarkan aku melihat kau tersenyum dan menikmati setiap karya ku."

Sosok itu melempar suntikan di tangan kananya,itu adalah cairan barbiturat dengan dosis tinggi dimana akan membuat penggunannya menjadi lemas,sulit bicara,sesak nafas dan jangan lupakan cairan ini dapat membuat seseorang merasakan euforia yang tak wajar.

"Kau sangat cantik nona,tetapi hidupmu  tak secantik tubuhmu."bisik nya tepat di telinga sang gadis yang hanya memandang kosong atap rumah.

Sosok itu mengangkat tombak yang tergeletak dibawah kakinya,menancapkan benda bermata besi tajam itu tepat di tulang kering sang gadis lalu mencabutnya kembali.

Gadis itu berteriak merintih kesakitan,lalu seakan lupa dengan lukanya ia tertawa keras begitu menyenangkan di telinga monster berwujud manusia itu.

Tombak kembali menancap di tubuh sang gadis kali ini tepat menancap di pahanya, tak puas dengan karyanya kembali sosok itu menancapkan di bahu,perut hingga punggung tangan membuat meja ini sekejap berubah menjadi lautan darah.

Air mata terus mengalir deras,tubuhnya menggeliat tak tentu arah,nafasnya tak beraturan,pandangannya terus mengabur ini menyiksa mental dan fisiknya.

Sosok itu tertawa nyaring memecah keheningan malam,mengalahkan suara jangkrik yang saling bersahutan.

Ia masih tak puas,dilemparnya tombak lalu mengambil alat yang lebih kecil namun tak kalah tajam dari sebuah tombak.

Tangan nya membelai wajah gadis itu,menyeka keringat yang bercucuran di setiap inci wajahnya.

Di detik selanjutnya tangannya dengan luwes mengukir tanda x di dahi sang gadis,berlanjut di pipi kali ini beberapa digit angka membuat belati di tangannya ternodai oleh darah sang gadis.

"X-456,ini angka khusus untukmu."kekehnya bangga dengan karyanya.

"Apakah ini menyenangkan nona,kenikmatan sebelum kau pergi ke nirwana,aku belum mau mengakhirinya  tapi sepertinya kau sangat lelah ya?."tak ada pergerakan dari tubuh gadis itu,hanya saja masih terdengar rintihan dari bibir mungilnya serta matanya yang masih terbuka dengan pandangan sayu.

MISTERIUS BOYWhere stories live. Discover now