Arabelle merapikan kopernya dwngan isak tangis. Sebenarnya ia tak ingin meninggalkan ibunya sendirian dengan ayahnya. Tapi ia lebih memutuskan untuk meninggalkan rumah, lagipula ibunya sudah bersama ayahnya.
***
Aku mengangkat koperku dan membawanya keluar dari kamar. Sesampainya di ruang tengah, Dad dengan tangannya yang dilipat didepan dada duduk di kursinya. Aku berhenti berjalan dan memandang ibuku yang terisak.
"Anakku, jangan pergi dari sini." Kata Alena yang terisak.
Aku berjalan menghampiri Mom dan memeluknya, "Tenang saja Mom. Aku akan baik-baik saja."
"Kamu tinggal di mana? Tidur dimana? Bagaimana dengan makanmu? Kesehatanmu?" Kata Alena yang sangat khawatir dengan Arabelle.
"Mom, banyak yang menyayangiku diluar sana." Kataku sambil melirik ke arah Alex. "Aku akan bahagia disana."
Aku memeluk tubuh ibuku, "Bye, Mom. Aku akan merindukanmu." Aku melambaikan tangan dan berjalan keluar dari ruang keluarga menuju pintu keluar.
Aku membuka pintu Manor dan keluar dari rumah sambil mengeluarkan nafas panjang. Sebenarnya berat untuk meninggalkan rumah, dan banyak sekali kenangan indah.
"Miss Prizoel, mau kemana kau? Bukankah waktunya pergi ke Hogwarts masih lama?" Tanya seseorang yang suaranya tidak asing bagiku ada dibelakangku.
Aku terkejut dan membalikkan badanku, "Professor Dumbledore? Kenapa anda ada disini?"
"Jawablah pertanyaanku tadi!" Kata Dumbledore dengan tangannya yang ada dibelakang tubuhnya.
Aku tersenyum dan menghembuskan nafas, "Saya keluar dari rumah."
"Kenapa?"
"Ceritanya panjang, pasti anda tidak ingin mendengarnya." Kataku sambil mengangkat bahu.
"Ya, betul." Kata Dumbledore sambil menjulurkan tangannya kedepan, "Kalau begitu ikutlah denganku."
"Kemana?" Tanyaku.
Ia hanya menggerakkan kepalanya seperti menunjuk kearah tangannya. Aku menjulurkan tanganku ke tangan Dumbledore dan seketika tubuhku serasa melayang berputar-putar.
Tiba-tiba aku sudah berpindah tempat seperti distasiun kereta dikota muggles.
"Hebat sekali kau Miss Prizoel. Kebanyakan orang akan muntah saat melakukan perpindahan tempat." Puji Dumbledore.
"Dimana kita?" Tanyaku.
"Menjemput Harry Potter." Jawab Dumbledore.
"Harry?" Kataku sambil lingak linguk mencari Harry. "Dimana dia?"
Dumbledore tidak menjawab dan hanya memandang satu tempat, toko yang ada diseberang rel kereta. Ada Harry disana.
Saat mengetahui kami berada disitu Harry segera menghampiri kami.
"Hai Arabelle!" Panggil Harry. "Apa yang kau lakukan bersama Professor Dumbledore disini?"
"Hai Harry." Sapaku balik. "aku tak tau kenapa Professor Dumbledore mengajakku untuk menjemputmu."
"Kau begitu ceroboh saat liburan musim panas, Harry." Kata Dumbledore.
"Aku suka berkeliling naik kereta." Jawab Harry. "Menghilangkan segala beban pikiranku."
"Agak tak menyenangkan dipandang, 'kan?" Kata Professor Dumbledore sambil memperlihatkan tangannya yang berwarna kehitaman.
"Kenapa bisa menjadi seperti itu?" Tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love story {Draco × Reader}
FantasyBagaimana jika si keras kepala dan si angkuh bertemu? Dan bagaimana jika kebencian dan cinta menjadi satu? Siapakah yang akan menang? Apakah dendam antara kedua orang tua mereka akan mengalahkan cinta mereka? {End} {Makin kebawah makin seru!} Semua...