Malam harinya, Sean berjalan-jalan untuk mencari udara segar. Dari arah dapur, ia melihat seseorang sendirian duduk di tepi kolam. Sambil menatap ke langit. Karena penasaran ia menghampirinya.
" Bagus ya bintangnya?", Serunya dari belakang membuat orang itu kaget. "EH?!"
" Oh, Lo ternyata? Gue kira siapa.", Ucap Sean.
" Iya, kak. Liat bintang.", Balasnya malu-malu. Sean yang melihatnya tersenyum dalam hati.
Lucu banget nih cewek..
" Kakak ngapain disini? Tadi aku liat lagi main sama kak Alan?", Sean duduk disampingnya ikut memandang langit.
Sungguh pemandangan yang indah. Ya ampun, ganteng banget sih..
" Cari angin. Gue Sean.", Tiba-tiba Sean mengulurkan tangannya membuat gadis itu bingung.
Maksudnya apanih? Ngajak kenalan gitu?
Karena gemas, ia berinisiatif mengambil tangan mungil gadis itu, " salam kenal. Lo lucu."
Pipinya merona, " aa-ooh.. aku Zee kak. Salam kenal juga."
" Nama panjang Lo siapa kalo boleh tau?", Tanya Sean.
" Gimana?", Zee nge-bug.
" Nama panjang Lo.", Ucap Sean memperjelas.
" Zia Aaqila Zaheer, kak. Kenapa ya? Tapi, orang-orang suka panggil aku Zee.", Jawabnya polos.
" Zia? Boleh gue panggil Lo Zia?", Kening Zia mengkerut. Tak tau jalan pikiran cowok itu.
Tiba-tiba gitu?
" B-boleh aja sih."
" Biar spesial dan bisa inget sama gue. Satu-satunya orang yang panggil Lo Zia.", Sean berucap santai seolah tanpa beban, tanpa tau hati gadis itu sudah pontang-panting ingin meloncat keluar saking senangnya.
" becandanya nggak lucu nih kak Sean.", Seru Zee berlagak jaim, ia tak mau terlalu kepedean.
Sean menoleh ke arahnya. Pandangan matanya lurus menatap kedua manik mata Zee. Ia semakin gugup ditatap se intens itu. Terlebih oleh seorang Sean Dante yang parasnya sangat tidak manusiawi.
Gila. Makin cakep aja diliat dari Deket gini. Kok gue gugup ya?
" Gue keliatan becanda gitu? I'm serious. Look at my eyes, is this a joke?", Sean tersenyum ganteng.
Zee senyum malu-malu. Ia mengalihkan pandangannya ke samping untuk menutupi rasa senangnya. Namun, Sean melihatnya. Ia juga senang. Entah kenapa baru kali ini ia ketemu gadis yang sangat lucu dan menggemaskan seperti Zia, panggilannya.
Dan baru kali ini juga ia merasa seperti seseorang yang seperti bukan Sean banget. Yang terkenal dingin dan cuek. Ia malah tampak seperti orang bodoh.
" Lo punya hp?", Tanya Sean seperti orang bodoh. Padahal semua orang juga tau di jaman sekarang dimana semua remaja millenials memiliki benda pipih itu.
Zee tertawa kecil. " Ya punya lah kak, masa nggak sih. Selebgram hits kayak aku gini, ya kali.", Ia sedikit menyombongkan dirinya tak apalah.
" Berati gue boleh dong minta nomer Lo?", Sean mengedipkan sebelah matanya.
Lagi-lagi Zee terbengong. Tak bisa di tebak ini cowok. Katanya orangnya cuek, dingin, eh ini malah kek playboy tingkat tinggi gini gayanya.
Ya ampun, kak Sean minta nomer gue!! Gue harus apa?!
" Gimana? Hmm??" , Sean setia menunggu jawaban gadis itu.
" GAYA LO MODUS!!! JANGAN MAU, ZEE!!! DASAR BULE SIALAN!!!", terdengar suara Alan berteriak dari arah dapur membuat keduanya menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Power of Destiny 2
Novela JuvenilMeninggalkan kisah dua tahun lalu, yang mereka lalui dengan kebersamaan dan saling berbagi suka maupun duka. Kini mereka hidup terpisah dengan kesibukan masing-masing. Memulai hidup baru dengan meninggalkan kenangan lama. Kehilangan dan kesedihan t...