Puisi Cinta Hankai:
Menari-nari aku di kaki bukit,
Bertelanjang kaki aku mengangkat tumit,
Tarianku, tarian cinta,
Cintaku untuk sang pecinta, Yukule di atas bukit…
Tralala…tralala…Tibet, Tahun 1960
Perjalanan ini memakan waktu yang lama, bisa berhari-hari, berminggu-minggu. Ketika sebuah keputusan terakhir telah ia ungkapkan pada seorang perempuan cantik yang ia cintai selama ini. Meninggalkan kota kelahirannya dan hendak pergi ke sebuah kuil Jokhang yang ada di kota Lhasa di mana letaknya sangat jauh dan ditempuh hanya dengan berjalan kaki saja. Tekadnya yang sangat kuat itu mampu mengalahkan perasaan cintanya yang dalam pada perempuan cantik tersebut. Lelaki itu pergi hanya membawa bekal seadanya saja, tas ikat dari kain yang disematkan di bahu, dan mantel bulu tebal saat dirinya dihadang hawa dingin pegunungan bersalju yang mengitari negeri Tibet. Menjadi biksu adalah pilihan, ketika ia mengalami mimpi yang berulang namun tak bisa ia ungkapkan kepada siapapun tentang hadirnya mimpi itu, yang benar-benar mengusik hati dan pikirannya.