PROLOG

620 52 2
                                    

≫ ──── ≪•◦ ❈ ◦•≫ ──── ≪

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


≫ ──── ≪•◦ ❈ ◦•≫ ──── ≪

BISA katakan, seberapa banyak kalian ingin kabur dari kenyataan?

Kenyataan pahit nan menyakitkan barangkali sudah terlalu lama menggerogoti tubuh. Menggenggam hati terlalu lama dan bisa jadi terlalu riskan meraih belati guna memberikan luka berdarah alih-alih kasat mata. Suatu kali, diri ini jutaan kali bertanya, mengapa ia dari miliaran manusia di bumi? Mengapa harus dirinya? Namun benaknya tahu bahwa hatinya menolak mengakui kalau perbuatannya sendirilah yang merenggut sebongkah kebahagiaan yang telah diberikan percuma.

Yeah, mengakui suatu hal bukan semudah yang orang-orang bayangkan.

Sebab, setiap kali mengakuinya setiap kali pula ia terluka. Lebih dalam dan lebih menyakitkan. Seolah alam semesta tak sudi memberikan jeda dan semakin kuat mendobrak kasar jiwa.

Sejauh kaki ini melangkah guna meninggalkan segala rasa menjengkelkan yang selalu menyesakkan dada. Sebab itu pulalah tubuhnya hancur lebur di dalam. Nyaris tak bersisa dan kewarasannya pelan-pelan terenggut paksa dari badan. Ia bahkan tak punya kuasa untuk mempertahankan diri dalam kejamnya waktu yang berlalu luar biasa gesit.

Baiklah, kini dengarkan aku!

Pertama-tama, biar aku beritahu suatu hal sebelum jari-jari mungil kalian menjelajah lebih jauh lagi. Ketika bagian ini tuntas kalian telaah, sudahkah sebagian dari kalian mengerti jika kemungkinan besar cerita ini takkan berjalan manis sebagaimana yang orang-orang kebanyakan inginkan? Pun, takkan semudah yang dapat dibayangkan. Dan berpeluang memberikan rasa suntuk berkepanjangan seiring bosan yang membalut sempurna.

Ceritaku mungkin tak semenarik milik mereka akan tetapi aku bisa bertaruh bahwa kisahku takkan kalah menyedihkan. Setidaknya dari mampu aku rasakan.

Jikalau hati kecil kalian berminat untuk duduk sejenak dan mendengarkan setiap reka adegan cerita di dalam hidupku. Maka akan kusiapkan tempat yang akan membuat kalian nyaman, semampu, akan kulakukan.

Selanjutnya silahkan posisikan diri senyaman mungkin, siapkan beberapa lembar tisu serta bantalㅡbarangkali kalian dapat tertidur di tengah-tengah alur.

Sudah selesai bersiap-siap?

Sudah yakin untuk melanjutkannya?

Bila sudah, tarik napas dan hembuskan perlahan-lahan. Bersiaplah untuk bermacam runtutan kisah bersamaku. Karena bisa jadi aku tetap akan menahan kalian di sini sampai semua adegannya usai.

Kalau begitu, selamat menikmati~

Kudoakan tak ada yang berlinang air mata karena bagian itu cukup untukku saja.


╔═══════ ≪ °❈° ≫ ═══════╗

╚═══════ ≪ °❈° ≫ ═══════╝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

╚═══════ ≪ °❈° ≫ ═══════╝

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARSALAN | Park SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang