👟 06

442 90 4
                                    


____________________________________

📖 SELAMAT MEMBACA 📖

Hati-hati typo suka gentayangan
______________________________________



➖🌸🌸🌸➖

" kau tak terima? "

Tanya Jackson dengan manik gelap andalannya yang membuat siapa saja yang melihatnya akan terintimidasi.

Jisoo menggigit bibir bawahnya, ia berusaha tak membalas ucapan Jackson karena ia tak ingin membuat Bibi Dara dalam masalah.

" hisap " Jackson mengarahkan batang rokoknya yang masih megepulkan asap ke wajah Jisoo, hingga membuat gadis itu refleks memalingkan wajah nya agar tak kena asap rokok.

" buka mulut mu " perintahnya.

" tidak! " tolak Jisoo tegas.

" baiklah, siap-siap saja besok pagi kau akan melihat Bibi mu menangis "

Ucap Jackson mengancam yang menyurutkan tatapan berani Jisoo.

Kedua tangan Jisoo meremas kuat nampan yang berada di pangkuannya, dengan perasaan terpaksa ia sedikit membuka bibirnya lalu Jackson menyelipkan sebatang rokok kecelah bibirnya yang terbuka.

" hisap " perintahnya.

Dengan sangat terpaksa, Jisoo menghisap rokok tersebut sesuai perintah dari Jackson. Lalu ia segera menjauhkan bibirnya dari rokok yang masih berada di tangan Jackson.

" huk " Jisoo memukuli dadanya yang terasa sesak akibat menghisap rokok.

Jackson melengkungkan bibirnya membentuk sebuh senyuman yang selama enam tahun ini tak pernah di lakukannya setelah ibu kandungnya meninggal dunia.

" kau budak penurut " tangan Jackson menepuk pucuk kepala Jisoo beberapa kali seperti seorang yang sedang menepuk kepala hewan peliharaannya.

" apa aku boleh pergi sekarang? "

Tanya Jisoo menatap sinis ke arah Jackson dengan kedua manik sayunya yang berkaca-kaca, mencoba menahan air matanya agar tak keluar karena ia tak ingin iblis yang berada di hadapan nya samakin meremehkannya.

" budak hanya bisa menuruti ucapan majikannya, jadi jangan pernah meminta sesuatu kepada ku "

Jisoo menggelengkan kepalanya tak menyangka kenapa di dunia ini memiliki sosok manusia yang memiliki sifat kejam melebihi iblis.

" hisap dan habiskan " kali ini Jackson memaksa jari Jisoo untuk mengapit rokok nya yang sudah sedikit pendek.

" ta-pi "

" tak ada penolakan " tukasnya.

Jisoo menatap sejenak rokok yang sedang ia pegang menggunakan ibu jari dan jari telunjuknya, walapun batang rokok yang di berikan Jackson sudah kecil tapi tetap saja ia tak suka dengan benda sialan itu.

" cepat" geram Jackson melihat Jisoo yang tak kunjung menghisap rokoknya.

Dengan berat hati, Jisoo mendekatkan rokoknya ke celah bibirnya. Setelah itu ia hisap perlahan, lalu segera menepuk-nepuk dadanya yang kembali terasa sesak. " huk " Jisoo kembali menghisap rokoknya karena melihat Jackson yang terus memperhatikannya dengan tatapan tajam.

Jackson justru tersenyum kecil melihat Jisoo beberapa kali terbatuk tapi terus menghisap batang rokoknya tapi senyum devil itu menghilang saat melihat Jisoo yang mengelurkan air mata dengan wajah datar.

" cukup " Jackson kembali mengambil batang rokok yang sudah mengecil itu dari tangan jisoo, lalu membuangnya ke lantai dan langsung ia injak menggunakan sepatu mahalnya.

Jisoo sedikit terkejut saat wajahnya di tangkup oleh kedua tangan Jackson.

" kau tak boleh menangis " ucapnnya mengusap wajah Jisoo yang basah.

Kedua mata Jisoo mengerjap melihat tatapan Jackson yang menghangat tak setajam biasanya, jantungnya berdebar tak karuan dengan perilaku manis yang Jackson berikan.

Jisoo mengurungkan niatnya yang ingin tersenyum saat melihat seringai kecil di bibir Jackson, ia kembali menatap kedua manik Jackson yang kini sudah berubah kembali tajam.

" kau tak boleh menangis sekarang, karena aku akan terus membuat hidup mu menderita jadi simpan saja air mata mu ini saat dimana kau benar-benar sudah tak sanggup dengan perlakuan ku pada mu " ujarnya dingin.

Jisoo menipis kedua tangan Jackson hingga terlepas dari wajahnya, lalu ia berdiri menatap benci ke arah Jackson. Ia ingin sekali berteriak di wajah iblis itu yang sialnya memilik wajah tampan tapi ia teringat dengan Bibi Dara alhasil ia hanya menggigit bibir bawahnya lalu berlari keluar dengan tangan yang masih memegang nampan.

Jackson kembali melangkah ke arah balkon kamarnya, sudut bibirnya tak sengaja naik lalu tersenyum melihat pemandangan di bawah balkon kamar nya. Ia melihat Jisoo yang sedang di marahi salah satu pembantu rumah nya, yang ia yakini Bibi dari Jisoo gadis bodoh itu.

" gadis malang " ujarnya tanpa ada rasa kasian, melihat Jisoo yang sedang di pukuli pembantu barunya.

.
.
.

" Bibi cukup shh " Jisoo meringis merasakan sakit saat Bibi Dara terus
memukuli pundaknya.

" rasakan! ini akibatnya jika kau mulai berani merokok di belakang ku! " ucap Bibi Dara marah, ia tak henti-hentinya memukuli Jisoo dengan kedua tangan kosongnya.

" aku shh tak merokok Bi " ujar Jisoo jujur, ia hanya di paksa oleh Jackson.

" yak! aku tak akan percaya! " ucap Bibi Dara menghentikan pukulannya kepada Jisoo, lalu kembali berbicara.

" lalu kenapa baju dan nafas mu bau rokok jika kau tak memakai barang itu?! " tanyanya penuh selidik.

" a-aku ... " Jisoo tak bisa menjelaskan kejadian yang sebenarnya, bisa-bisa Bibi Dara dan dirinya di pecat. Ia tak ingin hal itu terjadi, apalagi saat ini Bibi Dara sangat membutuhkan pekerjaan.

" lihatlah kau tak bisa menjawab! "

" jika aku mencium aroma asap rokok dari nafas dan baju mu lagi, aku tak ingin lagi berurusan dengan mu. Sekali pun kau masih keponakan ku! "

Ujar Bibi Dara penuh amarah, lalu pergi meninggalkan Jisoo yang masih berdiri di halaman rumah majikannya.

" maafkan aku Bibi Dara " ujar Jisoo pelan memandangi kepergian Bibinya yang selama ini sudah mau merawatnya hingga sebesar ini.

" kapan hidup ku bisa tenang?! astaga apa yang di inginkan iblis itu! kenapa dia selalu membuat hidup ku  semakin menderita! " ucap Jisoo sembari mengusap pundaknya yang masih terasa sakit akibat pukulan dari Bibi Dara yang lumayan kencang.

Jisoo sangat membenci seseorang yang bernama Jackson Wang itu, ia sampai di pukuli seperti ini karena ulah Jackson yang memaksanya untuk menyesap rokok sialan.

Di lain sisi, Jackson justru semakin bersemangat untuk membuat kehidupan gadis pembantu itu semakin menderita. Entah apa alasannya, ia hanya merasa puas dan senang saat melihat gadis bernama Jisoo itu kesakitan dan menderita.

Tak ada tujuan jelas, ia hanya ingin bermain-main dengan gadis malang bernama Jisoo dan tanpa ia sadari, ia melakukan perbutan tersebut karena merasa hidupnya hampa. Tak ada lagi tawa atau semacamnya yang membuat diri nya merasa bahagia.



➖🌸🌸🌸➖

Ayok vote and coment yang banyak! Biar aku tambah semangat 😁

See you 💓

Papay 👋

Be Myself Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang