Sore menjelang malam, Jenn masih berada di restoran kakeknya. Ia sedang mengerjakan tugas kuliah sambil menunggu temannya, Luthfi.
Drrrrttttt... Drrrrttttt ....
Ponselnya bergetar, ternyata adiknya melakukan panggilan video.
Wajah bahagia adiknya memenuhi layar membuat Jenn jengah.
'hallo, kakakku yang cantik. Lagi apa nih?'
"waalaikumsalam.. lagi nugas di resto. Kenapa?", Jawabnya datar.
Zee menutup mulutnya, ' hehe.. assalamualaikum.. sendiri?'
" Cih, dasar, kebiasaan. Menurut Lo?!", Jenn membalik kameranya memperlihatkan sekitar. Sore ini memang tampak sepi di lantai 2.
' pasti nungguin kak Luthfi.', tebaknya.
" Tau aja Lo."
' btw, kak, Zee kayaknya lagi fallin' in love deh.', ucap Zee malu-malu. Jenn terkejut ditempat.
" Lian? Kan udah punya pacar dia."
Zee menggeleng, ' bukan! Bukan Lian. Kan kakak tau kalo selama ini tuh Zee nggak suka sama dia. Zee cuma nggak mau di lupakan sama dia gara-gara punya pacar.', ia malah curhat.
" Masa? Terus siapa? Cowok Bandung? Baru sehari juga disana udah main gebet aja."
' Bukan asli Bandung sih, tapi tinggal di Bandung.'
" Ah Lo mah, mainnya rahasia-rahasia an.", Jenn kesal.
Bukan asli Bandung, tapi tinggal di Bandung? Masa Alan?. Tanya Jenn dalam hati.
' Ah, lupain aja! Sekarang Zee mau cerita.. semalem ya, masak kak Sean minta nomer Zee coba?'
" Sean? Temennya Alan? Yang bule itu? Tiba-tiba aja gitu?"
' iya!! Aneh kan?', Zee berlagak bingung, padahal dalam hati ia sudah berbunga-bunga. Tidak tau saja semalaman ia tidak bisa tidur memandangi nomor itu berharap cowok itu mengiriminya pesan.
" Terus Lo kasih?", Tanya Jenn curiga.
Zee mengangguk.
" Hati-hati Lo. Siapa tau cuma iseng kan?", Jenn mewanti-wanti. Zee jadi kepikiran.
Apa iya?
Masa sih cuma iseng?
Apa dia tipe cowok kayak gitu?
" Zee! Kok Lo diem aja sih? Zee! Hello? Lo masih disana kan?", Pekik Jenn.
' Ah! Zee ngantuk ini. Hehe. '
" Kebiasaan. Yaudah lanjut gih tidurnya. Lo hati-hati disana. Jangan di deket-deket sama orang yang nggak Lo kenal.", Saran Jenn. Ia langsung mematikan ponselnya.
" Kenapa, Jenn?", Tanya Luthfi yang baru datang. Cowok itu heran dengan perubahan raut muka sahabatnya yang terlihat sedang memikirkan sesuatu. Namun, ia tak akan bertanya karena ia hafal sifat Jenn seperti apa. Mungkin sebentar lagi ia akan mengalihkan pembicaraan, pikirnya.
" Itu Zee habis telpon. "
" Kemana aja sih Lo gue tungguin dari tadi.?", Jenn kesal.
" Mampir dulu tadi ke tempat Radit.", Mendengar nama itu, Jenn terdiam. Ia jadi memikirkan pertemuannya dengan Radit di rumah sakit tadi pagi. Ia masih penasaran dengan sikap Radit terhadap ibu tirinya.
" Jadi, dia udah Nerima nyokap tirinya?", Tanya Jenn tiba-tiba. Pertanyaan itu terlontar begitu saja mungkin saking penasarannya.
Luthfi menatapnya, " apa? Radit maksud Lo?", Jenn mengangguk. " Lo ketemu Radit lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Power of Destiny 2
Ficção AdolescenteMeninggalkan kisah dua tahun lalu, yang mereka lalui dengan kebersamaan dan saling berbagi suka maupun duka. Kini mereka hidup terpisah dengan kesibukan masing-masing. Memulai hidup baru dengan meninggalkan kenangan lama. Kehilangan dan kesedihan t...