"Raja, kamu ngapain di situ?" tanya Luna sedikit berteriak ketika mendapati sang pujaan hati sedang berada di ujung tebing di sebuah pegunungan
"Cari ketenangan sayang" jawab Raja memalingkan wajahnya kembali memandang hamparan bunga edelwais yang sangat cantik, sehingga jurang seram yang berada tepat di bawahnya pun tak tersorot.
Luna kembali ke dalam tenda, ia membereskan pakaian dan selimut untuk ia masukkan kembali ke dalam tas cerier miliknya.
Setelah satu hari bermalam di pegunungan indah ini, akhirnya Raja dan Luna memutuskan untuk pulang dan kembali menjalankan kesibukkannya masing-masing. Walau hanya sebentar, suara khas serta senyum hangat Raja mampu memandam racauan rindu yang terkubur di hati Luna.
Menghirup udara segar, lalu menghelanya lagi, Raja sangat suka alam. Ia merasa tenang dan kembali jika bertemu dengan udara yang sangat segar seperti sekarang.
Rasa syukur tak henti ia rapalkan dalam hati kepada sang pencipta, karena telah membuat panorama setenang ini, dan mendatangkan satu gadis yang sangat ia sayangi.
Matanya mulai terpejam, dan sejurus kemudian kakinya terperosok karena keadaan tanah yang basah diakibatkan hujan kemarin malam. Tubuhnya mulai luruh ke dalam jurang.
"Akh! Luna..."
Teriakkan itu membuat Luna terpelonjak dari dalam tenda, dan jantungnya berasa terhenti saat ia tak melihat badan tegap milik Raja. Ia berlari ke arah tebing dengan air mata yang mulai luruh tak dipinta.
"Raja...!"
"Raja...!"
"Kamu di mana?..."
Panggilan Luna tak kunjung ada jawaban. Lututnya lemas kala mendapati sobekkan jaket Raja di ranting salah satu pohon yang berada di tepi jurang.
~~•••~~
KAMU SEDANG MEMBACA
'60 Seconds
General FictionSeorang jurnalis yang terkenal akan kecerdikannya, serta kepandaiannya mengemas berita membuat Luna menjadi perempuan yang banyak dikenal orang. Tak sedikit laki-laki yang merupakan rekan kerjanya kagum pada seorang Luna. Namun, sebanyak apapun lak...