Alarm handphone yang disetel oleh seorang gadis sedari tadi telah berbunyi,tapi nampaknya si gadis masih pulas dalam tidurnya.1 menit....5 menit....10 menit
Dan alarm itupun berhenti berbunyi.
Sedikit pergerakan dari gulungan selimut berwarna baby pink,nampaknya seseorang didalamnya sedang meregangkan tubuhnya menarik otot-ototnya dengan lega.
"Hoahmmmm....jam berapa ya ini?"
Mata gadis itu membuka sempurna saat melihat jam pada layar ponselnya menunjukkan pukul 06:35. 10 menit lagi gerbang sekolahnya dikunci dan ia tidak bisa masuk.
"Mamahh aku telatt!!" Serunya panik sambil berlari menuruni tangga menuju kamar mandi utama rumahnya dilantai bawah.
Ibunya yang menyaksikan kepanikan anaknya hanya diam sambil terus merapikan meja dapur yang masih berantakan setelah ia memasak sarapan.
Tak sampai lima menit berlalu,gadis yang kini nampak cantik dengan balutan seragam SMA itu berlari ke dapur dan menarik selembar roti tawar lalu menyodorkan tangan untuk berpamitan pada ibunya.
"Mah Naya udah telat,mau berangkat doain selamat sampe depan gerbang ya" pamitnya lalu mencium tangan ibunya.
"Kamu sih udah dibangunin masih aja molor,hati-hati jangan ngebut!" Seru sang ibu saat melihat putri sulungnya sudah menyala sepeda motornya.
Disisi lain Naya yang sedang panik mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan tinggi, berharap bisa tiba di sekolah tepat sebelum gerbang dikunci.
Tapi usaha Naya kebut-kebutan agar sempat tiba di sekolah sebelum gerbang dikunci sia-sia. Dari kejauhan Naya melihat banyak murid yang sudah berkerumun di depan gerbang yang terkunci.
"Huh setidaknya nggak sendirian" batin Naya.
Setelah menunggu beberapa menit bersama murid-murid lainnya, akhirnya gerbang dibuka. Tapi Naya masih belum bisa bernafas lega karena dia dan murid-murid yang terlambat lainnya harus menghadapi pendataan oleh Osis dan mendapat pembagian hukuman dari kesiswaan.
Baru saja Naya mengambil posisi berbaris matanya langsung tertuju pada langkah kaki Kepsek yang mendekat kearah barisan. Sial bagi Naya,dihari pertamanya terlambat dia disambut langsung oleh kepala sekolahnya.
"Masih aja ada yang terlambat,padahal saya sudah ingatkan berulang kali supaya kalian itu disiplin"
kepala sekolahnya lagi ceramah,mau dengerin juga atau skip?
Ok kita skip aja kali yaa hehehee..
Setelah dijemur hampir 15 menitan dengan pidato kepsek yang membakar telinga,akhirnya barisan di bubarkan. Naya bergegas berlari menuju kelasnya yang terletak dilantai tiga.
Sesampainya di sana,sudah ada seorang guru di dalam kelas Naya. Naya boleh bersyukur karena itu bukanlah guru killer yang akan menceramahi nya lagi.
"Permisi pak,maaf saya terlambat" ucap Naya berusaha sesopan mungkin.
"Tumben kamu terlambat? Sudah didata?" Tanya pak Harto selaku guru seni budaya satu-satunya di sekolah Naya.
"Motor saya mogok pak,udah tadi didata sama kakak-kakak OSIS yang cakep-cakep hehe"
Jangan heran,memang beginilah Naya kalau bicara.
"Ya sudah,kamu silahkan masuk"
"Makasih bapak,baik banget deh" Naya buru-buru menuju tempat duduknya di bangku nomor dua dari depan tepat di antara dua sahabatnya.
"Stt..Nay kok bisa telat?" Bisik Lusi sahabatnya dari belakang.
"Ntar deh aku ceritain" jawab Naya sambil sibuk mengeluarkan alat tulisnya.
"Ok jadi saya kasi waktu 15 menit untuk baca halaman yang baru saya jelaskan,setelah itu kita kuis ya" ucap pak Harto sambil tersenyum memandangi seisi kelas yang menganga.
Naya?
Jangan ditanya bagaimana wajahnya sekarang. Panik dan bingung jadi satu.
Rasanya Naya menyesal kenapa nekat pergi ke sekolah hari itu. Tahu begitu mungkin lebih baik Naya menulis surat berpura-pura sakit saja.***
Haii semuanya...!! Salam kenal ya dari author heheee
Gimana ceritanya? Ga asik ya? Maaf ya karena author masih amatiran ಥ╭╮ಥAuthor berharap kedepannya bisa memuaskan hasrat baca kalian yaa
*Ciakk hasrat bahasa gueeeMohon dukungan dan bantuannya yaaaa lop uuu ( ˘ ³˘)♥