Hai! Selamat datang di work aku!!!
Makasih buat yang udah mau mampir, kalian boleh kasih kritik dan sarannya, jangan sungkan, pasti aku terima!!!
Oh iya, jangan bawa-bawa cerita lain, author lain juga ya ke dalam cerita ini, tolong hargai penulisnya!
Juga jangan bawa-bawa cerita aku di cerita orang lain! Saling menghargai aja.
Oke, kalo gitu happy reading!
Sepertinya kantin memang surga dunia bagi seluruh siswa di sekolah itu. Buktinya sekarang kantin terlihat sangat ricuh bahkan dari kejauhan sekalipun.
Dan seperti biasa, dua dari tiga orang gadis cantik nan populer yang tengah duduk di salah satu meja sambil memakan bakso dan meminum es teh, juga ikut berpartisipasi dalam membuat keadaan kantin menjadi semakin buruk. Sedangkan gadis yang satunya, ia terlihat hampir sama seperti tokoh-tokoh gadis pendiam di novel remaja kebanyakan, dia adalah Layla. Gadis cantik yang memiliki cover anak teladan. Sifat aslinya? Nanti kalian akan tau sendiri seberapa mengerikannya dia.
Sekarang Layla bagai menyumpal kedua telinganya menggunakan kapas. Ia menghiraukan suara bising disekitarnya dan tetap memilih memakan bakso dihadapannya.
Tak lama, kantin langsung senyap dan tawa kedua gadis itu terhenti. Teriakan seorang pria yang sangat-amat mereka kenali menggelegar— memanggil nama salah satu dari mereka.
"LAYLA!!!!" Teriak Pak Hasan, guru bk di sekolah itu yang langsung mengambil alih seluruh atensi untuk menoleh kepadanya. Sedangkan Layla? Ia masih tetap santai, memakan semangkuk bakso di hadapannya.
"LAYLA!!"
Teriakan itu kembali terdengar, Layla lantas membanting sendok juga garpu yang ia gunakan dengan kasar, mengangkat kepalanya malas— memandang lekat Pak Hasan.
Pak Hasan mengambil nafas dalam lalu menghembuskanya. Ia balas menatap tajam Layla yang masih bergeming di tempat, menunggu setidaknya satu kata keluar dari mulutnya.
"Kamu ikut saya ke ruang bk sekarang!!" Perintahnya lantang.
Layla menghela nafas jengah. "Pasti Pak kribo Tegar." Batinnya.
"Kamu kenapa masih duduk disitu?!" Tanya Pak Hasan dengan nada satu oktaf lebih tinggi dari sebelumnya, Layla meringis sambil menutup kedua telinganya.
"Pak sini bentar deh!" Mungkin gadis itu harus bersyukur saat tiba-tiba terlintas di kepalanya salah satu dari sekian banyaknya ide gila yang ia miliki.
"LAY-"
"Ish pak sini dulu bentar! Teriaknya di pending." Potong Layla sewot.
Entah roh apa yang merasuki Pak Hasan hingga ia menuruti perkataannya. Pak Hasan berjalan perlahan ke arah meja Layla yang duduk bersama kedua temannya. Ia bersedekap dada dengan mata yang masih menatap tajam.
"Sini pak duduk dulu di samping saya."
Pak Hasan berganti menatapnya curiga walau tak urung, ia menuruti perkataan Layla. "Kamu ngapain nyuruh saya duduk disini?!"
"Bapak ih kita kan duduk sebelahan gak usah teriak-teriak dong!" Layla mendengus.
Pak Hasan menghela nafasnya lagi sebelum akhirnya kembali bertanya. "Yaudah cepat jawab! Kamu kenapa nyuruh saya duduk disini?"
"Gini pak bentar," Sebelum melanjutkan ucapannya, Layla mengambil sendok baru yang telah tersedia di atas meja, mengelapnya dengan selembar tisu, menyuapkan satu sendok bakso ke dalam mulutnya, mengunyah juga menelannya. "Pak Hasan liat saya lagi ngapain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsenio
Novela JuvenilFollow dulu! (Cerita otw di private) "Lo cantik." Kata Arsen "Emang!" Jawab Layla kesal. "Lo gemesin." "Emang." "Lo keren. " "Emang." "Lo pacar gue. " "Em- HAH TADI LO BILANG APA?!" Layla beringsut mundur menjauhi Arsen dan menatapnya horor...