Z-21241120920203

760 84 18
                                    

Siaran kelima belas tayang pada : 12 Juni 2021

Song recommended :
Blue and Grey – BTS

Song recommended : Blue and Grey – BTS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-elnoveint-

Jam menunjukkan pukul dua siang. Diandra diantar Biru dan Saka pulang untuk mengambil beberapa pakaiannya. Diandra memperhatikan Vania menarik kedua kepala rit hingga tas tertutup.

"Nih, udah selesai," kata Vania, menepuk tas gendong berisi pakaian Diandra. Vania mengernyit melihat Diandra terdiam. "Ia," panggilnya, membuat Diandra tersentak.

"Eh, ya, Bund?"

"Kenapa ngelamun?"

Diandra menggeser duduk, memeluk Vania dari samping. Wanita itu membalas pelukannya. "Kenapa?"

Diandra memeluk Vania semakin erat. "Bunda, kemarin Ia liat Uncle Vano lewat kamera di dalem radio Elnoveint." Tubuh Vania menegang, Diandra tau itu. Maka, Diandra mengurai pelukan.

Diandra melihat Vania menunduk. Setetes air matanya turun mengenai jemari yang terpaut di pangkuan. Diandra kembali memeluknya. "Bunda, jangan nangis, entar Ia ikut nangis."

Vania terkekeh. Tangannya terangkat mengusap air mata kemudian terulur membalas pelukan Diandra.

"Bunda pasti bakal marah kalau liat Uncle Vano sekarang gondrong. Rambutnya sampe bahu, lho, Bund," Diandra berusaha membuat Vania terhibur.

Mendengar perkataan Diandra, rasa rindu Vania semakin besar. Ia benar-benar merindukan suaminya. "Vano tambah gemuk atau malah kurus?" tanya Vania, berusaha keras tidak menunjukkan getaran dalam suara.

"Lebih kurus sekarang. Sosoan diet, sih." Vania terkekeh menanggapinya. Diandra melepas pelukan. "Bund," panggilnya. Setelah Vania menoleh, Diandra melanjutkan. "Bunda mau liat Uncle Vano?"

Vania menggeleng. "Nggak usah."

"Kenapa?" Dahi Diandra berkerut bingung, "Bunda, kan, pasti kangen banget sama Uncle Vano. Kenapa nggak mau liat?"

Vania tersenyum. "Nanti rasa kangen Bunda tambah besar kalo liat Vano. Tau kalau Vano baik-baik aja, Bunda udah cukup."

Diandra terdiam sejenak. Keinginannya membebaskan Devano dari penjara semakin besar. "Ia janji, secepatnya keluarga kita bakal kumpul kayak dulu lagi."

Vania memeluk Diandra erat. Menumpahkan air mata yang sedari tadi dia tahan. "Makasih, Ia."

Di lantai satu, Biru dan Saka duduk berhadapan dengan dua remaja laki-laki. Yang satu seperti sudah anak SMA, sementara yang satunya masih SMP. Mereka menatap sinis ke arah Biru dan Saka.

"Heh bocah, biasa aja liatin gue-nya," kata Biru, merasa terganggu dengan tatapan mereka. "Kalo mau pesen makan buru sana, malah duduk di sini. Apa jangan-jangan lo berdua mau minta tanda tangan gue? Boleh deh, mana kertasnya?"

Elnoveint✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang