Waktunya berangkat ke Hogwarts, saat dikereta Hogwarts express. Arabelle dan 3 sahabatnya membicarakan tentang Draco yang sedang berada di toko Borkin & Burke.
*
"Apa yang Draco lakukan dengan almari aneh itu?" Tanya Harry. "Dan siapa orang-orang itu? Tidakkah kau mengerti? Ini perayaan, semacam inisiasi."
"Hentikan, Harry." Kata Hermione. "Aku tau apa yang kau pikirkan."
"Sudah terjadi. Dia salah satu dari mereka." Kata Harry.
"Salah satu dari apa?" Tanyaku dan Ron bersamaan.
"Kesan Harry, Draco Malfoy merupakan salah satu dari pelahap maut." Jawab Hermione.
"Kau gila." Kata Ron. "Apa yang Kau-Tahu-Siapa menginginkan dari anak bodoh seperti Malfoy?"
"Jaga bicaramu, Ron!" Kataku sambil menatap Ron.
"Apa yang dilakukannya di Borgin & Burkes? Mencari mebel?" Tanya Harry.
"Itu toko yang tak menyenangkan. Dia anak yang menyebalkan." Kata Ron.
"Ayahnya adalah pelahap maut. Ini masuk akal." Kata Harry. "Lagipula diperahu itu, Hermione melihatnya sendiri."
"Sudahku bilang, aku tak paham apa yang ku lihat." Kata Hermione.
"Perahu apa?" Tanyaku.
Mereka hanya diam tak menjawabku, "Jangan diam saja! Harry!"
"Emm, aku perlu udara segar." Kata Harry sambil mengambil sesuatu yang ada diatas kursi. Sepertinya selimut tembus pandangnya.
"Perahu apa Hermione?" Tanyaku.
"Perahu, ya perahu." Kata Hermione. "Aku tak tau. Jangan membahas itu."
"Lagi pula Malfoy memang anak aneh, dan suka mengadu." Sahut Ron.
***
Kita sampai di Hogwarts saat malam hari, seluruh anak berkumpul makan malam di great hall.
"Dimana Harry?" Tanyaku.
"Jangan khawatir. Dia akan datang kesini sebentar lagi." Kata Ron sambil melahap makanannya.
"Bisakah kau berhenti makan?" Kata Hermione sambil memukul Ron dengan buku. "Sahabatmu hilang!"
"Lihat, berbaliklah, kau yang gila." Kata Ron.
Aku berbalik dan ada Harry dan Luna yang sedang berjalan masuk ke great hall.
"Dia berlumuran darah lagi." Kata Ginny. Kenapa dia selalu berlumuran darah?"
"Kali ini tampaknya darahnya sedikit." Kata Ron.
"Dari mana saja?" Tanya Hermione saat Harry duduk disebelahku. "Kenapa dengan wajahmu?"
"Nanti ku jelaskan." Kata Harry sambil menyumpal kain di hidungnya. "Apa yang ku lewatkan?"
"Apa itu sakit Harry?" Tanyaku.
"Sedikit." Jawab Harry.
"Malam terbaik bagi kalian semua." Kata Dumbledore yang mulai berpidato. Seluruh anak terdiam seketika. "Pertama tama, ku perkenalkan anggota baru staf kami Horace Slughorn." Anak anak tepuk tangan walau tak meriah seperti biasa.
"Professor Slughorn, dwngan bahagia ku katakan telah setuju menempati tempat lamanya untuk mengajar ramuan. Sedangkan pelajaran ilmu hitam akan diambil alih oleh Professor Snape."
"What, Snape?" Pekik ku pelan terkejut. Aku langsung berbalik menghadap meja Slytherin, terlihat anak Slytherin bertepuk tangan kecuali Draco. Aku mengerutkan kening, "Bukankah seharusnya dia yang paling bahagia?" Kataku dalam hati.
"Sekarang, bagaimana yang kalian tau semua, kalian telah digeledah sebelum masuk kemari. Dan kalian berhak tau alasannya." Lanjut Dumbledore. "Dahulu kala, ada seseorang anak muda seperti kalian, pendiam, berjalan menyusuri koridor kastil ini dan melangkah masuk." Kata Dumbledore bak bercerita dongeng. "Penampilannya seperti layaknya seorang siswa. Namanya? Tom Riddle."
Seluruh anak langsung bertarik nafas seperti tercekit, termasuk diriku.
"Ia tentu saja lebih dikenal di seluruh dunia dengan nama yang lain. Untuk itu, saat aku berdiri menatap kalian semua malam ini aku diinginkan akan fakta yang amat penting. Setiap hari, setiap jam, dan bahkan mungkin pada menit ini pun kekuatan gelap berusaha menembus dinding dinding kastil ini." Kata Dumbledore. "Dan akhirnya, senjata terhebat mereka adalah kalian semua. Ada sesuatu yang harus dipikirkan. Sekarang pergilah tidur."
"Tadi meriah sekali." Kata Ron.
***
Aku berjalan menelusuri koridor dan berpisah dengan Harry dan lainnya. Aku mencoba mencari Draco, dan tentu saja aku sangat merindukannya. Saat distasiun kereta tadi, aku mencoba memanggilnya. Tapi sepertinya ia tak dengar, tapi lebih seperti menghiraukan panggilanku. Entahlah.
Aku sudah mulai lelah, kakiku serasa nyut-nyutan dan pegal. Aku berniat untuk kembali ke asrama, tapi saat berbalik aku melihat Draco yang sedang berjalan diujung koridor.
"Draco!" Panggilku sambil berlari mendekati Draco. Setelah berada didekatnya aku langsung memeluknya, "Aku merindukanmu!"
Tapi, Draco tak membalas pelukanku dan malah berusaha melepaskan pelukanku, "Aku lelah, aku ingin tidur." Katanya sambil memasang pandangan dingin dan tak ada senyum sedikit pun.
"Kau tak merindukan ku?" Tanyaku.
"Ini sudah malam, tak usah membahas itu." Kata Draco sambil berjalan pergi.
"A-apa yang terjadi Dengannya?" Tanyaku kepada diri sendiri. "Dia tak membalas pelukanku, dan tak mengucapkan selamat malam?"
Tiba-tiba, "Arabelle!" Panggil Neville.
Aku berbalik, "Ya, Neville?"
"Kenapa kau disini?" Tanya Neville.
"Emm, aku ingin kembali ke asrama." Kataku.
"Ini bukan jalan menuju asrama kita." Kata Neville.
"Iya, aku kesini tadi karena, karena mengejar salah satu kucing murid Hogwarts sedang berlarian membuatku tersandung dan terjatuh. Aku berniat mengambilnya dan mengembalikannya kepada yang punya." Kataku asal bicara.
"Ouh, baiklah kalau begitu kita kembali ke asrama bersama. Oke?" Kata Neville sambil mengulurkan tangannya mengajakku untuk bergandengan.
"Oke." Kataku sambil meraih tangan Neville dan berjalan pergi ke asrama.
{Tunggu cerita selanjutnya ya!}
Catatan : aku update 2 kali yekan, dalam 1 hari muehehe.
{Maaf jika banyak typo :( }
Hai Reader!!! Buat kalian yang suka dengan cerita ini jangan lupa klik vote yaa!! Dan kalianlah sumber kebahagiaanku di Wattpad!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Love story {Draco × Reader}
FantasyBagaimana jika si keras kepala dan si angkuh bertemu? Dan bagaimana jika kebencian dan cinta menjadi satu? Siapakah yang akan menang? Apakah dendam antara kedua orang tua mereka akan mengalahkan cinta mereka? {End} {Makin kebawah makin seru!} Semua...