E01

2.5K 199 14
                                    

Hidup itu seperti roda yang yang berputar, kadang kita berada di bawah dan kadang kita berada di atas. Begitu pula dengan kehidupan Gulf yang awalnya mewah, glamor, dan hidup berkecukupan kini untuk makan pun Gulf merasa sangat kesulitan karena tidak memiliki uang. Papa Gulf harus mendekam di balik jeruji besi karena kasus korupsi dan pencucian uang yang dilakukannya sedangkan Mamanya kini sedang sakit-sakitan dan sedang dirawat di rumah sakit. Seluruh harta kekayaan Gulf di sita oleh negara dan beberapa dijual untuk melunasi utang-utang Papanya, namun beberapa aset yang dijual nyatanya tidak cukup untuk melunasi semua utang itu. Rentenir selalu datang silih berganti mendatangi Gulf untuk menagih utang kepada Gulf.

"Menikah denganku dan akan aku lunasi semua utang-utangmu!!" Kata orang itu sambil menatap mata Gulf.

"Huh? Ap-apakah Tuan tidak salah? Aku tidak mengenal Tuan dan Tuan tidak mengenal aku. Ini juga adalah pertemuan pertama kita."

"Apakah kau mempunyai pilihan lain? Apakah kau bisa membayar semua utang Papamu?"

"Ti-tidak Tuan."

"Jangan terlalu banyak bertanya jika kau tak punya pilihan!!" Kata orang itu

Gulf yang melihat pernikahan itu sebagai sebuah harapan dan pilihan terakhir dihidupnya akhirnya menyetujuinya tanpa berpikir panjang. Gulf kini memiliki harapan untuk kembali ke kehidupannya yang dulu dan memperbaiki semuanya. Gulf dan semua ekspektasinya tentang pernikahan itu membuatnya kini mampu tersenyum walaupun masih ada keraguan dan kecemasan yang melanda hatinya.

"Datang ke rumahku malam ini!!" Kata orang itu sambil memberikan alamatnya yang telah tertulis di selembar kertas kepada Gulf.

"Baik Tuan." Kata Gulf sambil menundukkan kepalanya.

Orang itu akhirnya beranjak pergi dari rumah kontrakan Gulf setelah menagih utang kepada Gulf. Gulf menatap orang itu dengan bingung karena orang itu tidak benar-benar menagih tapi malah memberikan opsi lain untuk Gulf. Setelah orang itu pergi, Gulf langsung bergegas dan bersiap ke rumah sakit menjenguk Mamanya dan mengatakan bahwa Gulf akan segera menikah.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

"Mama, Gulf datang..." Kata Gulf yang baru saja membuka pintu kamar pasien rumah sakit itu.

"Nak, bawa Mama pulang!!" Kata Mama Gulf sambil menggenggam tangan Gulf

"Huh? Ada apa?" Tanya Gulf

"Biaya rumah sakit Mama semakin membengkak setiap harinya, Mama tidak ingin kau semakin terbebani karena semua biaya ini."

"Aku tidak merasa terbebani, Ma." Kata Gulf sambil tersenyum.

"Gulf..."

"Mama jangan khawatir!! Utang-utang kita pasti akan lunas semuanya. Ma, Gulf mau memberitahu Mama bahwa Gulf akan segera menikah."

"Dengan siapa nak? Kenapa kau tidak pernah memberitahu Mama jika kau memiliki kekasih?" Tanya Mama Gulf

"Seorang teman kuliah Gulf di Stanford, Ma. Dia ternyata menyukai Gulf dan Gulf menerimanya karena dia mau membantu kita juga." Kata Gulf sambil tersenyum dan menutupi kecemasannya.

"Syukurlah nak, Mama ikut berbahagia untuk kebahagiaanmu nak." Kata Mama Gulf.

"Terima kasih Ma. Mulai sekarang Mama tidak perlu khawatir dengan semua biaya Rumah Sakit dan juga utang-utang kita na..."

"Baiklah nak.."

"Sekarang makanlah makanan dari Rumah Sakit ini, lalu setelah itu minum obat!!"

"Baiklah anak Mama yang tampan!!" Kata Mama Gulf sambil tersenyum.

Setelah menenangkan Mamanya, Gulf kini duduk termenung sambil memikirkan nasibnya sendiri. Gulf masih ragu dan sedikit cemas untuk memutuskan menikah dengan orang yang dia tidak cintai dan Gulf juga tidak mengenal orang itu sama sekali.

"Apakah hanya ini satu-satunya cara untuk memulihkan semuanya? Membuat semuanya kembali seperti semula." Batin Gulf

"Nak!! Nak!! Gulf..." Kata Mama Gulf yang memanggil-manggil nama anaknya namun tak direspon.

"Huh? Ada apa Ma?" Tanya Gulf yang kini menatap mata Mamanya.

"Ada apa? Kenapa kau melamun?" Tanya Mama Gulf

"Tidak apa-apa Ma, Gulf hanya sedikit kelelahan." Kata Gulf.

"Jangan berbohong kepada Mama!! Mama yang melahirkanmu nak, jadi Mama tau semua hal tentangmu."

"Tidak ada apa-apa. Apakah Mama tidak mengantuk setelah meminum obat?" Tanya Gulf

"Aku baru saja ingin meminumnya nak!!"

"Auwhh, kenapa Mama belum meminumnya?" Tanya Gulf

"Makanya itu Mama memanggilmu dari tadi hanya untuk meminta bantuanmu untuk mengambilkan Mama minum karena Mama ingin meminum obat Mama."

"Akkhh, maafkan Gulf na Ma, karena Gulf melamun tadi."

"Tidak apa-apa. Jika kau merasa lelah, kau sebaiknya pulang nak!! Mama bisa mengurus diri Mama sendiri disini."

"Tidak, aku ingin menemani Mama."

"Terserah kau saja. Ohh iya nak, apakah kau sudah menyenguk Papamu?" Tanya Mama Gulf

"Be-belum Ma."

"Nak, Mama tau ini tidak mudah untuk kita. Mimpi ini sangat buruk untuk keluarga kita, tapi apa kau tau Papamu melakukannya untuk membahagiakan kita nak."

"Dengan uang haram? Dan semua utang-utang ini? Aku tak ingin kebahagiaan itu jika pada akhirnya Papa melakukan segala cara untuk kebahagiaan yang hanya sementara itu."

"Nak...."

"Beri aku sedikit waktu, tidak... mungkin sedikit lebih lama untuk menemui Papa. Ak-aku belum sanggup menatap wajah Papa yang merusak mimpiku."

"Mama paham..."

Setelah menjaga Mamanya selama beberapa jam, Gulf akhirnya pulang ke rumah dan mulai bersiap-siap pergi kerumah calon suaminya. Entah apa yang terjadi padanya nanti, Gulf hanya bisa berpasrah pada Tuhan.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

I'm Without You is Empty (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang