21

1K 73 14
                                    

"Lama banget Bal?" tanya Adrian.

"Tadi ketemu temen, ngobrol dulu sebentar."

"Yakin temen? Awas aja sampe Kak Iqbal duain Gistara dan buat Gistara nangis!" ancam Acha kepada Iqbal yang masih diambang pintu.

"Baru aja gue sampe depan pintu, udah ditanyain dengan pertanyaan yang aneh..."

"Ya, siapa tau aja Kak iqbal abis ketemu cewek gitu."

Damn!! Bisa Benar!

Tetapi Iqbal menghiraukan ucapan Acha. Kemudian dia melangkahkan kakinya berjalan menghampiri Gistara yang masih terbaring, tangannya masih terpasang impus. Wajahnya kini maish terlihat pucat pasih, tetapi tidak merubah aura kecantikan Gistara.

"Abis dari mana, Kak?" tanya Gistara yang masih sedikit lemas.

"Ini beliin kamu bubur di kantin," jawab Iqbal menaikan sekantong plastik berisikan bubur ayam. Gistara hanya mengangguk, lalu dia melanjutkan memaikan benda pipih berwarna merah muda.

"Gis, lo kapan balik ke apartnya Iqbal?" tanya Haikal.

"Kata dokter kalo cairan impusnya udah habis, baru boleh pulang kak. Emangnya kenapa?"

"Tanya doang," jawabnnya sembari tertawa kecil.

Hari sudah mulai petang, senja pun sudah berganti kelabu. Suara petir sesekali menjadi latar belakang di rumah sakit itu.

Sekitar satu jam lebih, impus sudah tercopot. Jadi, Gistara sudah diperbolehkan untuk pulang ke apart.

"Kak, badan aku masih lemas."

"Iya, aku tau kok. Makannya tadi aku udah nawarin kamu buat duduk di atas kursi roda. Tapi kamu gak mau?!"

"Yaudah gendong aja!" rengek Gistara meminta gendong dipunggung Iqbal.

"Oiya, kita gak pulang ke apart ya."

"Kenapa Kak?"

"Tadi bunda Telfon aku, katanya kita disuruh pulang kerumah. Kangen sama anaknya yang cantik," ujar Iqbal.

"Gombal!!" tutur Gistara dengan nada tinggi. Iqbal hanya bisa menahan rasa sakit dipinggang akibat hadiah cubitan dari Gistara.

***

Mobil hitam sudah berhenti tepat digarasi rumah mertuanya. Iqbal memapah tubuh Gistara yang sedikit lemas memasuki rumah bersuasana drakgrey.

Mereka berdua disuguhkan wajah cantik perempuan tengah duduk santai disofa. Dia tersenyum kearah pasutri.

"Assalamualaikum, Ma."

"Assalamualaikum Bund," salam Iqbal.

"Waalaikumsalam, gimana keadaanmu Gis?"

"Masih lemes Ma," jawab Gistara.

"Yasudah kamu ke kamar aja dulu, nanti mama bawain makanan ya?" Gistara mengangguk.

Waketos Is My Husband [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang