7

683 13 0
                                    

®®

Selamat membaca.

**

Di ruangan itu sungguh sangat mewah mulai dari isi rumahnya bahkan dekorasi rumah yang.... Tunggu tunggu itu seperti orang yang Aleta kenal yang lagi duduk manis di sofa ruang tamu itu bukannya...
What mereka....!!

"Ibu, bapak!" Panggil Aleta terkejut.

Apakah dunia sedang bercanda? Bagaimana bisa ibu dan bapak Aleta yang ada di desa sekarang sudah duduk manis didepan sana dengan tatapan mata menyiratkan bahwa ada rasa khawatir dan kekecewaan.

"Nak Al ayok duduk" itu suara wanita cantik mama dari pak Ariq.

Aleta masih terpaku menatap kedua orangtuanya, Aleta masih tidak percaya dengan apa yang terjadi sekarang.

"Sini nak" panggil ibu Al dengan lembut.

"hiks..Ibu.."Aleta tidak tahu apa yang sudah terjadi yang pasti ini tidak akan baik untuk Aleta. Aleta nangis sesunggukan di pelukan hangat ibunya.

"Kok anak ibu nangis" tanya ibu purau. Aleta tahu ibu pasti menahan diri untuk tidak menangis juga.

"Hiks..bu Al.."

"Kalau boleh saya tahu apa maksud tuan mengundang kami kemari?" Bapak Aleta memutuskan untuk memotong ucapan anaknya karena dia merasa ada yang tidak beres dengan anaknya Aleta. Di undang bertamu ke rumah keluarga orang penting dan kaya raya seperti ini pasti ada maksud lain itu yang dipikir oleh bapak Aleta.

Aleta yang mendengar suara bapaknya langsung angkat kepala untuk beradu pandang dengan beliau tetapi bapak Aleta sama sekali tidak menengok ke arah Aleta hal itu semakin membuat hati Aleta tidak tenang. Bapak Aleta tegas bahkan sangat tegas apalagi itu menyangkut dengan anak-anaknya.

"Jadi begini pak saya selaku orang tua dari anak saya ingin melamar putri bapak? Terlebih mereka sudah..." Aleta memejamkan mata mendengar penuturan dari papanya pak Ariq. Apakah beliau akan menceritakan semua kesalahpahaman itu kepada orang tua Aleta. Aleta tentu takut dan tidak ingin orang tuanya kecewa kepadanya anak perempuan pertama dari keluarga besar Aleta di desa.

"Mereka kenapa?" Tanya bapak Aleta penasaran sekaligus takut akan pikiran negatifnya menjadi sebuah kenyataan.

Aleta melihat sekelilingnya terutama kearah Dosen nya pak Ariq. Aleta tidak bisa membaca raut wajah bahkan pikiran dosennya itu yang ada pak Ariq hanya pasrah. Tuhan ini tidak boleh terjadi pikir Aleta.

"Bapak, Al..."

"Mas" panggil mama nya pak Ariq.

"Mereka saling cinta. Terlebih anak saya dosen dari putri bapak" jawab papanya pak Ariq.

Aleta dan pak Ariq terkejut mendengar hal yang tidak masuk akal itu mereka saling cinta? Itu tidak mungkin.

"Papa.. Ariq..."

"Saya mau mereka menikah secepatnya dan tidak ada penolakan untuk itu. Bagaimana anda setuju?"

"Maaf pak Daniel saya rasa.."

"Apa alasan anda ingin mereka menikah secepatnya?" Tanya bapak Aleta lagi dan lagi ucapan nya dipotong sebelum selesai di ungkapkan.

"Saya tidak mau cucu saya ada diluar nikah." Jawaban yang menohok dari seorang pemilik kampus dengan tatapan mata menyiratkan ketegasan menuju ke pak Ariq.

**

Orang tua Aleta memilih untuk kembali pulang ke desa malam itu juga. Aleta sangat berat untuk melepaskan pelukan hangat dari ibu tapi bapak tetap ngotot untuk pulang. Aleta tahu bapak pasti sedang emosi dan beliau tidak ingin melampiaskan emosinya lagi kepada Aleta.

"Kamu hati-hati iya nak disini. ibu dan bapak tidak bisa bermalam disini karena eyangmu lagi sakit di rumah kasian." Sangat berat melepaskan pelukan ibu tapi Aleta tahu mereka butuh waktu memahami keadaan sekarang.

Aleta melihat bapak yang hanya memalingkan wajah dan tidak ingin melihat Aleta "bapak... Al.."

"Ayok Bu keburu tengah malam" kata bapak menghindari aleta. Aleta yang melihat itu hanya bisa menunduk untuk menahan air matanya menetes.

Malam ini sungguh di luar dugaan Aleta akan nasib masa depannya dan itu menjadi mengingat masa lalu yang membuat kedekatan Aleta dan bapaknya menjadi renggang. Dan sekarang akan makin renggang Aleta takut akan hal itu.

Ting..

Pak kaya: besok pagi di kafe flower jam 10.

Read.

Aleta menghembuskan nafas dengan berat Aleta tau ini belum saatnya dia untuk menyerah dia harus bisa menghadapi tantangan dari Tuhan yang telah ditetapkannya. Semangat Al, Lo pasti bisa! kata batin Aleta menyemangati diri.


*
Bantu berikan saran tentang tulisan saya iya.
Terimakasih😍🙏

Mas DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang