Pagi harinya, Reyna terlihat banyak diam. Dia terlihat beda. Sangat beda. Dan itu membuat Ray tidak suka.
Saat Reyna bangun pagi, ia langsung mandi dan memakai saragamnya. Ia membuat sarapan dan langsung membangunkan Ray.
Namun anehnya, Reyna hanya membangunkannya sekali tanpa ada rengekan dan ancaman. Ray sangat tidak suka itu. Ray menyukai sifat Childish Reyna. Dan diam Reyna membuat dadanya sesak.
"Sayang!" Panggil Ray ketika selesai mandi. Ia hanya memakai handuk yang terlilit dipinggangnya.
Reyna menoleh kearah Ray dan seketika ia menjadi panas dingin. Wajahnya memerah melihat tubuh tegap milik Ray. Dan jangan lupa perut sixpack yang membuat perempuan ingin menyentuhnya.
"Kenapa?" Tanya Reyna menutupi kegugupannya.
"Kamu yang kenapa!" Ucap Ray terkekeh. Segera ia memakai seragamnya. Dan setelah itu ia menghampiri Reyna.
"Gak apa-apa" Jawab Reyna kembali fokus ke Novel ditangannya.
"Gak biasanya kamu gini. Aku ada salah? Ngomong aja. Aku gak suka kamu diemin aku kayak gini. Rasanya ada yang kurang. Semacam makanan yang gak ada garam. Rasanya hambar" Jelas Ray setelah duduk disebelah Reyna dan menatap kedua manik mata itu. Mata Reyna memancarkan kekecewaan.
"Gak apa-apa kok!" Ucap Reyna mengalihkan pandangannya dari wajah Ray.
"Hei... tatap aku!" Ray menarik dagu Reyna sehingga Reyna menatapnya kembali. "aku ada salah? Kalau ada salah, ngomong! Gak usah diem. Gimana mau nyelesaiin masalah kalau kamu diem terus?" Ucap Ray lirih. Sungguh dia sangat sedih ketika Reyna tidak memberitahu letak kesalahannya.
"Semalam darimana?" Tanya Reyna mengintrogasi.
"Keluar" Jawab Ray.
"Tuh kan Bram gak bisa jujur" Ujar Reyna.
Ray menghembuskan napas berat. "Aku ikut balapan motor".
"Trus tega ninggalin Reyna?"
"Aku gak tega bangunin kamu" Ucap Ray.
"Tau ah! Bram jahat!" Reyna kemudian keluar dari kamar menuju dapur.
Ray yang melihat itu langsung menyusul Gadisnya yang tengah marah.
"Reyna!" Panggil Ray duduk disamping Reyna yang sedang makan.
"Aku minta maaf!" Ucap Ray menyatukan kedua tangannya.
Reyna sebenarnya sudah memaafkan Ray. Namun, ia ingin lihat bagaimana perjuangan Ray untuk mendapat maaf dari dirinya.
"Jangan diem aja! Maafin dong!" Desak Ray merebut paksa sendok yang akan mendarat didalam mulut Reyna sehingga makanan yang berada diatas sendok itu pun jatuh.
"Kenapa sih?!" Kesal Reyna.
"Maafin"
Reyna tidak menjawab. Dia berjalan mengambil sendok yang baru lalu melanjutkan makannya yang tertunda karena Ray.
"Na!"
"Sayang!!"
"Baby!!"
"Maafin Bram!!"
"Entar aku beliin cokelat deh. Atau Es Krim. Mau mana?"
"Maafin Aku"
"Reyna"
Ucapan demi ucapan dilontarkan oleh Ray namun tetap diacuhkan oleh Reyna. Ingin sekali Reyna tertawa melihat wajah cemberut Ray sekarang. Muka doang sok dingin, sok cool. Sama Reyna aja manja nya berlebihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE RAY (END) ✔︎
Teen Fiction"Lo pacar gue! Dan milik gue selamanya" Ucap lelaki itu memegang lembut dagu Reyna "Kamu mau Reyna jadi milik kamu? Tapi, Reyna gak mau..." Tolak Reyna lembut menatap kedua manik mata cowok tersebut dan tak lupa bibir yang dimanyunin kedepan menanda...