Teman baru?

10 1 0
                                    

Hutan belantara ini terlihat senyap dan dingin di siang hari yang seharusnya panas. Wajar saja, pepohonan lebat itu sedikit menghalangi sinar matahari untuk menyentuh tanah. Well, suasana yang bagus bukan. Ini lebih baik daripada perkotaan panas di luar sana.

Langkah senyap dari seekor raja rimba membuat derik serangga semakin ramai. Apakah itu sorakan untuk raja mereka? Entahlah. Di siang bolong begini, Raja rimba yang terlihat gagah dengan rambutnya yang tegak berdiri bak mahkota itu terlihat lesu.

"Hoaahhmm.." Singa menguap, sangat terlihat kalau ia baru saja bangun tidur. Kaki kaki gagahnya terus berjalan menyusuri jalan setapak yang terbentuk dari rerumputan.

Singa jantan itu sampai di sungai panjang yang terlihat tenang, ia melihat sedikit gelombang air. Singa tahu siapa penyebab gelombong kecil itu, siapa lagi kalau bukan buaya, teman baiknya—mungkin—sejak zaman leluhur.

"Hey Singa, sudah siang terik begini kamu baru bangun?" ucap buaya seraya berenang ke tepi sungai.

"Hari ini cukup dingin, aku malas bangun. Tapi sepi sekali siang ini, aku lapar dan belum menemukan mangsa seekorpun." tutur Singa kepada temannya.

"Ah kau tahu kawan? aku baru saja menyantap seekor tupai jantan. Dagingnya begitu empuk, sepertinya masih muda. Lanjutkan sana mencari makan daripada kau mati kelaparan. Hahaha" kata buaya sembari tertawa.

Singa mendengus mendengar cerita buaya yang terlihat bangga telah memakan seekor tupai. Lalu memutuskan untuk melanjutkan perjalanan berburu nya.

.

.

Ini sudah lewat dari tengah hari, tapi Singa belum juga menemukan makanan. Perutnya berbunyi, ia lelah, akhirnya memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon jati yang masih kecil.

Singa berpikir, seharusnya ia bangun lebih pagi supaya tidak kelaparan. Ia bahkan terakhir menyantap makanan kemarin, dan itupun hanya seekor bayi kancil. Terlalu lama berpikir sendiri, sang singa tertidur di bawah payungan pohon.

Cukup lama ia tertidur, ternyata hari sudah mulai senja. Singa membuka mata nya menyesuaikan dengan cahaya jingga dari matahari yang akan terbenam.

Puk!

Apa itu, kenapa ia merasakan ada sesuatu di kepalanya. Singa berusaha melirik ke atas untuk melihat benda di atas kepalanya. Kemudian sepasang telinga panjang menjuntai menutupi dahinya.

"Ah, mangsaku.." batinnya dalam hati. Tak lama, seekor kelinci berwarna putih abu abu turun dari kepala nya. Kelinci itu membawa sepotong daging rusa yang entah didapat darimana.

Si kelinci menyodorkan daging itu ke hadapan Singa. Dan seketika, niat singa untuk memangsa kelinci kecil itu hilang. Dia menunjuk dirinya sendiri kemudian berbicara kepada kelinci.

"Ini, untukku?" tanya nya heran, kelinci kecil itu hanya mengangguk antusias.

Singa tidak berpikir panjang lalu menerima pemberian kelinci, ia memakan sepotong daging yang terlihat seukuran dengan satu telapak kakinya itu dengan lahap. Si kelinci hanya menatap singa sambil menunjukkan duan gigi panjangnya dan hidungnya yang bergerak gerak.

"Terima kasih," ucap singa setelah memakan daging tersebut. Kelinci tidak menjawab, melainkan kembali menaiki tubuh singa, kelinci itu berbaring di atas punggung berbulu lebat sang singa.

Singa jantan itu hanya tersenyum membiarkan kelinci berbaring di punggungnya, ia meletakkan kepalanya menatap langit yang sudah berubah warna.

The End. Maybe :v

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

the Lion's BunnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang