1

1.7K 122 1
                                    

"Ck." Decakan itu muncul dari bibir ranum seorang wanita bersurai merah muda.

Didepan nya sudah ada secangkir kopi yang nampak sudah dingin dimakan waktu.

Kaki nya yang dibalut sepatu angkle boots hitamnya itu bergoyang cepat dibawah meja-tanda ia sedang gelisah.

Iris emerald nya bergulir kesana kemari, melihat keadaan jalan raya dan melihat suasana dalam cafe secara bergantian.

Tangannya ia remas-remas sendiri mencoba mengurangi rasa gugup yang berkepanjangan.

Ia sudah duduk di bangku paling pojok ruangan sejak 1 jam yang lalu, sengaja datang lebih awal dari perjanjian berharap dengan begitu gugup nya akan berkurang atau setidaknya bisa memberikan kepercayaan diri pada nya, namun ternyata nihil. Jantung nya tetap berdegup kencang tak karuan bahkan ia rasa jika memungkinkan, jantungnya itu akan loncat dari rongga nya sekarang juga.

TRING!

Dering bunyi pintu cafe yang menabrak lonceng-pertanda ada yang membukanya. Membuat Sakura sukses mengarahkan iris nya kearah pintu masuk. Dilihatnya kini pria tinggi tegap dengan kulit tan nya itu tengah berjalan kearahnya-tidak sulit mencari seorang wanita merah muda.

Surai pirang jabrik itu bergoyang ketika langkah kaki nya terlihat tidak santai- langkah-langkah besar yang disengaja untuk memangkas jarak.

"Kenapa lama sekali?"

Sakura, gadis dengan surai merah muda itu mengutarakan pertanyaan. Sedangkan yang ditanya hanya menautkan alis nya bingung.

"Aku tidak terlambatkan? Sesuai janji, jam 12.00." Ia menjawab sembari menunjuk jam tangan miliknya yang melingkar dengan tenang di pergelangannya. Memang tak ada yang salah dari Naruto-pria pirang tadi. Dia datang sesuai janji awal, yang salah adalah Sakura yang tidak sabaran menunggu nya.

Menanggapi itu Sakura hanya memutar bola mata nya bosan.

"Ada apa?" Kini pria itu kembali bersuara.

Ya memang jika diingat-ingat kepentingannya dikantor tidak lah remeh dan dia masih punya banyak pekerjaan yang menumpuk disana, lantas untuk apa Sakura meminta nya bertemu di jam makan siang begini secara mendadak jika tidak ada urusan penting, bukan?

"A-aku.."

Sakura menjeda kalimatnya. Suara nya seperti tercekat ditenggorokan, seakan-akan menolak untuk bersuara. Pria di hadapannya ini hanya menautkan alis menunggu dengan sabar pernyataan Sakura.

"Aku hamil."

Kalimat yang diucapkan dengan 1 tarikan nafas itu sukses membuat keduanya terkejut. Sakura yang terkejut dengan keberaniannya dan Naruto yang terkejut dengan pernyataannya.

"Apa?" Tanya nya memastikan, Naruto merasa sekarang telinga nya bermasalah. Berdengung keras bahkan menenggelamkan suara hiruk pikuk disekitarnya. Yang terdengar ditelinga nya kini hanya dengungan hebat. Membuat nya meringis.

"Aku tau kau mendengarnya." Sakura enggan mengulangi kalimat yang sama. Ahh rasa nya berat sekali mengutarakan itu.

"Kau yakin?" Naruto mencoba bertahan di kesadarannya. Jika saja dia tidak di tempat ramai seperti ini ada kemungkinan bahwa ia akan tertawa karena merasa Sakura mengajak nya bercanda.

Disisi lain, Pertanyaan itu sudah Sakura duga sejak awal maka dari itu ia sudah mempersiapkan bukti.

Disodorkannya sebuah amplop putih dari rumah sakit yang beberapa waktu lalu ia terima. Tanpa pikir panjang lantas Naruto menerima nya- membukanya secara brutal tak sabaran.

OUR EGO (Narusaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang