Semoga saja Lisa tidak emosi ketika melihatku datang ke rumah nya.
Aku berhenti di sebuah toko untuk membeli buah-buahan, setelah sampai dirumahnya aku dihadang dengan bodyguard yang menjaga rumahnya.
"Maaf anda siapa? Mau bertemu dengan siapa?"
"Aku teman sekolah nya Lisa"
"Temannya? Kenapa wajahmu terlihat asing"Dia baru membukakan pintu setelah aku menyebutkan nama orang tua ku.
"Astaga mau menemui nya saja ribet sekali, seperti akan menemui pejabat saja" aku menggerutu
Aku menekan bel nya, seorang wanita membukakan pintunya
"Mau bertemu siapa non?"
"Mau bertemu dengan Lisa"
"Oh non pasti teman nya nyonya Lisa kan? Non mau menjenguknya?"
"Iya bi"
"Masuklah non"Saat aku masuk ke rumahnya aku disuguhkan dengan pemandangan foto yang besar terpampang di dinding.
Terlihat wajah tuan manoban dengan wanita di sebelah nya lalu anak kecil yang di gendong oleh mereka, seperti nya wanita itu ibu nya Lisa dan anak kecil itu sudah pasti Lisa.
Mereka terlihat bahagia di foto itu.
"Non, kamar nyonya ada di atas di ujung dekat dengan balkon, bibi akan membuatkan minum dulu"
"Baik bi, terima kasih"Aku berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya, rumah nya begitu luas tapi terasa begitu sunyi.
"Apa ini kamar nya ya.." aku mengetuk pintunya
Tapi tidak ada jawaban dari dalam, aku mencoba membuka pintunya dan ternyata tidak dikunci.
"Bibi?"
Lisa terkejut karena aku yang datang bukan pelayannya"Kau? Kenapa kau bisa disini?"
"Aku ingin menjenguk mu, aku merasa bersalah padamu atas kejadian kemarin"
"Kau tahu dari mana aku sedang sakit? Dan alamat rumah ku?"Aku duduk disamping tempat tidurnya
"Tenanglah Lisa aku mengetahui nya dari rose, soal alamat kan orang tua kita saling mengenal jadi aku tahu dari mama"
Bibi datang dengan membawa minuman untuk ku
"Bibi kenapa sih tidak memberitahu ku dulu kalo ada dia?"
"Maaf nyonya, bibi pikir karena nona ini teman nyonya jadi bibi tidak perlu bertanya dulu untuk membawa nya masuk kedalam"
"Yasudah bibi keluar sana"
"Baik nyonya""Kau sudah tahu bagaimana keadaan ku kan? Yasudah pergi dari sini sekarang"
"Kau masih marah padaku?"Lisa memegang kepala nya, seperti nya dia sedang kesakitan tapi dia enggan menunjukkan nya padaku.
"Kepalamu sakit?"
Lisa berhenti memegangi kepala nya
"Apa sih, aku baik-baik saja"
"Sudah diperiksa ke dokter belum?"
"Kubilang aku baik-baik saja!"Aku meletakan tanganku di dahi nya untuk memeriksa suhu tubuhnya
"Kau bilang tidak apa-apa tapi ini suhu tubuh mu sangat panas"
"Itu karena aku hidup, jika dingin pasti sudah mati"
"Kau ini"Telpon ku berdering dan itu telpon dari mama
"Hallo mam ada apa?"
"Kau sudah pulang nak?"
"Belum mam, tadi kan aku bilang kalau aku aku akan mampir ke rumah Lisa untuk menjenguk nya"
"Oh iya.. Lisa sakit apa? Mama ingin bicara dengan nya""Mama ingin bicara dengan mu" aku memberikan ponsel ku pada Lisa
"Hallo Tante.."
"Kau sakit apa Lisa? Apa sudah diperiksa ke dokter?"
"Aku hanya tidak enak badan saja Tante, besok juga akan sembuh"
"Tidak boleh menyepelekan penyakit seperti itu, Ruby ada disana, dia akan mengantar mu ke dokter"
"Iya tante , terimakasih atas perhatiannya"
Lisa memberikan kembali ponselnya padaku"Mama kapan pulang?"
"Mama juga tidak tahu, kau jaga dirimu baik-baik ya, dan temani Lisa kasihan dia pasti butuh seseorang jika sedang sakit seperti itu"
"Iya mama"
"Jika ingin menginap tidak apa-apa, asal jangan keluyuran"
"Baik mama" aku menutup telpon nya"Lihatkan mama sangat perhatian padamu, dia menyuruh ku untuk menjagamu"
"Aku tahu dan aku menghargai itu"
"Aku membawakan buah untuk mu, kau mau makan yang mana?"
"Aku tidak mau apapun"
"Ayolah Lisa.. jeruk saja ya?"
Dia menganggukSambil mengupas kulit jeruk aku bertanya pada Lisa
"Kulihat foto mu dibawah waktu kecil, kau tersenyum lebar dan itu terlihat manis sekali, apa sekarang kau tidak pernah tersenyum lagi seperti itu sekarang?"
"Tentu saja dulu aku tersenyum karena kebahagiaan ku masih ada waktu itu"
"Sekarang pun kau bisa tersenyum, kebahagiaan bisa dari mana saja datangnya asalkan kau ada niat pasti kau akan menemukan kebahagiaan itu kembali"
Lisa terdiam setelah mendengar apa yang aku katakan
"Buka mulut mu, satu jeruk ini akan masuk ke dalam perutmu" aku mencoba berkata konyol agar dia tersenyum
Lisa memakan jeruknya tapi dia tidak menanggapi lelucon ku
"Jika kau bersama teman-teman mu apa kau tidak pernah tersenyum juga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You
Romantizmaku tidak perlu mendeskripsikan bagaimana inti dari cerita ini, kalian akan mengetahui nya jika kalian sudah membaca nya.