Zeus and Eros

39.3K 1.7K 70
                                    

Kilatan petir yang saling bersahutan dilangit membuat suasana malam kali ini kian mencekam. Sesosok pria dengan balutan jubah satin bewarna hitam berkobar seiring langkah lebarnya menuju sebuah kamar dikastilnya.

Pintu besar itu terbuka, mata tajamnya terarah pada sesosok lelaki lain yang berdiri memunggunginya, menatap keluar jendela. Rambut birunya bersinar terkena cahaya rembulan terlihat sangat memukau.

Nampaknya lelaki itu menyadari kedatangannya. Dia menoleh, iris biru zamrud menyala itu bertemu dengan obsidian kelamnya yang sekelam langit malam.

"Jeno? Kau baru tiba?" Bahkan suaranya terdengar sangat halus ditelinganya.

Jeno, putra dari Zeus itu mengurai langkah mendekati si pemilik iris biru zamrud tersebut.

Lelaki itu mengulas senyum. Sungguh sosok didepannya ini sungguh berbahaya. Pahatan wajahnya yang begitu sempurna. Pesonanya yang kuat dan memikat, mampu membuat dirinya, sang putra Zeus, bertekuk lutut padanya.

Jaemin, sang putra Eros, yang juga mewarisi kecantikan dari Aphrodite. Iris birunya berpendar indah, membuat Jeno lagi-lagi terpesona akan keindahan kekasih hatinya tersebut.

"Padahal aku baru saja menikmati bintang-bintang. Kenapa tiba-tiba ada badai? Kau sedang marah?" Tangan halus Jaemin tergerak mengusap rahang tegas Jeno dengan lembut.

"Kudengar putra Ares mendekatimu, hm?" Jeno menenggelamkan wajahnya diceruk leher Jaemin, menghisap aroma tubuhnya yang begitu memabukkan.

"Kami hanya tidak sengaja beberapa kali bertemu."

Tangan besar Jeno menelusup masuk kedalam pakaian Jaemin, meraba setiap inchi kulit halus tubuh kekasihnya. Jaemin mengerang.

"Tapi dia berani menyentuhmu." Geram Jeno. Bibirnya mengecup, menjilat, menghisap hingga meninggalkan bekas di leher putih Jaemin.

"Kau cemburu, hm?" Jari-jari lentik Jaemin terjulur dihelaian rambut hitam Jeno, merematnya sebagai bentuk pelampiasan ketika Jeno kembali menciumi lehernya dan meremas pantatnya.

"Menurutmu?" Ciuman Jeno beralih, mengecup sudut bibir Jaemin dan mengecupi rahang sang putra Eros.

"Kau cemburu."

"Benar. Jadi kau akan kuberi hadiah karena jawabanmu benar. Tapi aku juga akan memberimu hukuman, karena membuatku cemburu." Jeno berbisik ditelinga Jaemin, tak lupa menggigit kecil cuping telinga Jaemin.

"Dengan senang hati aku menerima hadiah dan hukuman dari sang putra Zeus."

___________

Mendengar perkataan Jaemin, Jeno dengan segera meraup bibir cherry milik Jaemin dan menghisapnya dengan rakus.

Jeno melesakan lidahnya masuk kedalam mulut Jaemin, mengabsen isi mulut Jaemin satu persatu dan mengajak lidah Jaemin beradu.

Lenguhan Jaemin mulai terdengar saat ciuman Jeno semakin dalam dan menuntut. Jeno segera mengangkat tubuh Jaemin tanpa melepas pagutan keduanya, lalu Jeno mulai membaringkan tubuh Jaemin diatas ranjangnya.

Jeno melepas pagutannya, menatap iris biru zamrud milik Jaemin yang juga menatapnya dengan sayu. Mata Jeno berkilat akan nafsu, ia mendekatkan wajahnya ditelinga Jaemin, "Aku begitu menginginkanmu."

Jaemin mengalungkan kedua tangannya dileher Jeno, "Maka malam ini, tubuhku adalah milikmu. Nikmati tubuhku sepuasmu, wahai putra Zeus." Bisik Jaemin sensual. Oh! Jangan lupakan kerlingan nakal Jaemin yang dilayangkan untuknya.

Jeno segera bangkit, melepas jubah tidurnya dan memperlihatkan tubuh kekarnya yang membuat Jaemin menggingit bibir bawahnya dan menatapnya lapar.

"Tidak sabaran rupanya." Jeno kembali mengukung tubuh Jaemin dibawahnya, "Jangan menggigit bibirmu." Jeno kembali meraup bibir Jaemin dengan rakus.

Tangannya melucuti satu persatu pakaian yang dikenakan Jaemin hingga keduanya sekarang tidak tertutupi sehelai benangpun.

Ciuman Jeno turun ke leher Jaemin, lalu beralih ke dadanya, dan perut ratanya, Jeno menelusuri setiap inchi tubuh Jaemin dengan lidahnya, hingga wajah tampannya berada didepan kejantanan Jaemin yang sudah menegang.

Jeno memasukkan kejantanan Jaemin ke dalam mulutnya. Jaemin mengerang, kepalanya terlempar kebelakang dan dadanya membusung keatas ketika kejantanannya tengah dimanjakan oleh Jeno dengan begitu lihainya.

"J-jeno ahhh.." Hingga akhirnya Jaemin berhasil mencapai pelepasan pertamanya. Jeno menjauhkan wajahnya dari kejantanan Jaemin dan mengusap sudut bibirnya yang terkena sisa-sisa pelepasan pertama Jaemin.

Satu jari Jeno memasuki lubang Jaemin tanpa aba-aba, Jaemin memekik dan tanpa sadar mengetatkan lubangnya, "Jangan ketatkan lubangmu, Jaemin."

Sebelah tangan Jeno yang menganggur mulai memilin puting kiri Jaemin yang menegang, dan menghisap puting kanannya seperti bayi rakus.

Jaemin mendesah semakin keras.

"Kau siap?" Tanya Jeno setelah puas bermain-main. Jaemin menangguk lemah.

Jeno mengarahkan kejantanannya ke lubang Jaemin. Dan dalam sekali hentak, kejantanannya berhasil bersarang didalam lubang Jaemin.

Jaemin mencakar punggung Jeno, meninggalkan bekas cakaran disana. Namun Jeno tidak mempermasalahkan hal itu.

Jeno menggeram, merasakan bagaimana sensasi kejantanannya yang dijepit oleh lubang hangat Jaemin, "Kau sempit, Jaemin." Jaemin tidak menjawab, ia hanya sibuk mendesah dan menyerukan nama Jeno ketika putra Zeus itu mulai bergerak mengeluar masukan miliknya kedalam lubangnya.

"Jeno! Ahngg! Y-yahh disituhh.. ahhh ahh hngg.." Desahan Jaemin bagaikan melodi terindah yang mengalun ditelinganya. Jeno kembali menumbuk titik kenikmatan Jaemin tanpa ampun.

Kaki jenjang Jaemin melingkar di pinggang Jeno, sedangkan tangannya sibuk mengacak sprei dan rambut hitam Jeno sebagai pelampiasan kenikmatan yang dirasakannya.

"Kau sungguh nikmat, Jaemin." Geraman rendah Jeno terdengar begitu sexy ditelinga Jaemin. "A-aku keluar.. ahhh!" Tubuh Jaemin menegang ketika ia mendapat pelepasan keduanya.

Namun Jeno tidak menghentikan gerakannya, justru dirinya makin mempercepat tempo hentakannya pada lubang Jaemin.

Nafas Jeno terengah, dirinya mengamati bagaimana wajah Jaemin yang terlihat sangat sexy, peluh yang membasahi sajah cantiknya, mata sayunya yang terpejam dan bibirnya yang terbuka, mengeluarkan suara desahan yang membuat Jeno makin menggila.

Mata Jeno bersinar bewarna merah.

Kelopak bak bunga mawar itu terbuka, menampilkan iris biru zambrudnya yang bersinar. Bertemu tatap dengan iris merah menyala milik Jeno.

"Hahh.. aku akan ahh ke-luarr hnggg.."

"Bersama, Jaemin." Jeno mempercepat hentakannya, dan tidak lama kemudian ia memuntahkan cairannya didalam Jaemin. Bersamaan dengan Jaemin yang mencapai pelepasan ketiganya.

Jeno melepas penyatuan mereka, lalu berbaring tepat disebelah Jaemin.

Nafas keduanya terengah, Jaemin bergerak menghadap kearah Jeno.

Tangannya terulur mengusap lembut wajah kekasih tampannya. Mata semerah darah itu menatap intens kearahnya. Jaemin menyukai obsidian sekelam malam milik Jeno, tapi ia juga menyukai iris semerah darah milik Jeno.

"Kau milikku Jaemin. Tidak ada yang boleh menyentuhmu selain aku. Karna kau, sang putra Eros adalah milikku, sang putra Zeus. Dan aku bersumpah akan melenyapkan siapapun yang berani menyentuhmu selain aku."

Jaemin tersenyum, kemudian ia mengecup bibir Jeno singkat. Dan setelahnya mereka kembali bertemu tatap dalam diam. Karna Jaemin tau, dirinya memang mutlak milik seorang Lee Jeno.

.
.
.
.
.
End.

hehehehe

DESPACITO | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang