Satu botol mineral berhasil mendarat di pelipis anak lelaki berseragam putih abu-abu. Tapi bukannya mengamuk, Ia hanya menghembuskan napas lelah.
"Rad, plis jangan gini dong" lelaki itu memungut botol yang masih terisi setengah lalu berjalan menyerahkannya ke tangan gadis yang juga berseragam sama. Si pelempar.
"Lo yang jangan gini! Brengsek!" gadis itu meraung sambil mencoba menggapai bagian apapun dari tubuh lelaki di hadapannya untuk dipukul.
Sia-sia. Lelaki itu jauh lebih tinggi dan lebih kuat. Dengan tangan tertahan, Rad, gadis itu hanya bisa menendang udara.
"Aku nggak bisa ngomong sama kamu kalo kamu kayak gini"
Rad menghentikan aksinya dan tersenyum sinis. "Masih mau ngomong? Another bullshit huh?"
Sekali lagi lelaki itu menghembuskan napas berat, "Kita ke Adam's ya?". Ia mencoba menggandeng Rad menuju motornya yang terparkir di bawah Ki Hujan, namun langkahnya terhenti karena teriakan histeris Rad.
"WIRAAA BRENGSEEEEKKKKKKK!!!!! AAAAAAaaaaa"
Wira, dengan wajah tercekat mengatupkan bibirnya serapat mungkin, menahan emosi. Rad, dengan tatapan dinginnya, menyeringai puas. "Mampus lo!"
PS:
Hai, aku anak baru. Enjoy yaa, silahkan dikoreksi sebanyak2nya kalo kamu nemuin ada yang janggal dsb. Thank u, smoochh!
YOU ARE READING
Rad
Teen FictionRad menggila! Kepindahan ibunya yang ditunda, laki-laki yang menolaknya dengan alasan fokus UN malah memacari gadis lain, hingga rencana masa depan yang kosong melompong, membuat kepala Rad penuh sesak dan jiwanya hampa. Padahal Rad hanya ingin memb...