30

228K 6K 446
                                        










             Dirga yang baru keluar dari kamar mandi langsung melebarkan matanya melihat di atas ranjang sana Luna sudah tampil begitu cantik dan seksi dengan piyama merahnya itu.

Glup...

Dirga meneguk ludahnya sendiri melihat paha Luna yang terpampang jelas dan berkulit putih mulus rasanya tangannya tidak sabar untuk membelainya.

Luna membereskan alat make up nya kemudian menatap Dirga yang masih stay berdiri di depan kamar mandi.

"Dad ngapain berdiri di situ?"tanya Luna sambil berjalan ke arah meja rias dan meletakkan make up nya di sana.

Dirga mengulum senyum."kamu berniat menggodaku?"

Luna mengerutkan keningnya bingung, menggoda? Perasaan ia tidak ada niatan untuk menggoda Dirga.

"Aku nggak ada niatan mau menggoda daddy."

Dirga menyampirkan handuk kecil yang tadi di gunakan untuk mengeringkan rambutnya di pundak kemudian ia berjalan mendekati Luna.

"Lalu ini apa heumm?"tanya Dirga sambil mengelus bahu telanjang Luna, Luna langsung merinding mendapatkan sentuhan itu.

Luna baru sadar ternyata pakaian ini mengundang nafsu Dirga, Luna tidak sengaja memakai pakaian ini. Ia hanya melihat di lemari baju Dirga ada pakaian ini dan ia tertarik ingin mencobanya karena sepertinya nyaman di gunakan untuk tidur. Mungkin pakaian ini peninggalan mommy nya dulu.

"Emh dad aku..."

"Aku apa?"tanya Dirga.

"Emh aku ambil baju ini dari lemari daddy,"cicit Luna sambil menunduk ia jadi takut di bilang lancang.

"Berani sekali kamu membuka lemari pakaian ku!"ucap Dirga dengan nada dingin.

Luna semakin takut mendengar nada dingin yang di keluarkan oleh Dirga, sungguh hanya mendengar suaranya saja sudah membuatnya takut apalagi melihat wajahnya, Luna tidak berani.

"Siapa yang memberikanmu ijin untuk membuka lemari bajuku?!"

Dari nada suara Dirga sepertinya Dirga saat ini tengah marah.

Air mata Luna turun dengan tiba-tiba, padahal ia sebisa mungkin menahan untuk tidak menangis tapi entah kenapa kata-kata Dirga terasa menyakiti hatinya apa salahnya  bukankah sekarang ia sudah menjadi istrinya.

"Hiks maaf."tangis Luna dengan kepala menunduk.

Dirga tersenyum geli saat mendengar Luna menangis.

"Kenapa menangis?"tanya Dirga dengan lembut sambil menggerakkan kakinya satu langkah semakin mendekati Luna.

Dirga lalu menangkup kedua pipi Luna dengan tangannya membuat Luna jadi menatap wajah Dirga. Dirga lalu menghapus air mata yang membasahi wajah Luna.

Hati kamu lembut sekali sayang, aku berjanji ini adalah tangis terakhirmu karenaku sebisa mungkin aku akan selalu membahagiakan kamu, batin Dirga.

"Kamu sudah berdandan cantik kenapa menangis, sungguh aku tidak marah padamu aku hanya bercanda tadi."

Mendengar kata bercanda Luna langsung menatap Dirga dengan wajah cemberut.

"Hehehe ternyata kamu lucu kalau menangis wajahnya merah semua,"kekeh Dirga.

Luna yang kesal lantas memukul-mukul dada Dirga dengan kuat.

"Jahat! Hiks daddy udah buat aku nangis,"ucap Luna sambil menangis kembali karena ia begitu kesal.

"Maaf, kan aku sudah minta maaf. Mulai sekarang semua yang ada di dalam kamar ini dan juga rumah ini adalah milik kamu dan aku tidak punya apa-apa lagi yang aku punya hanya kamu dan juga Leon,"ucap Dirga lalu menggendong Luna di depan ala koala, Luna langsung melingkarkan kakinya di punggung Dirga dan tanganya mengalung di leher Dirga.

Menjadi ibu susu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang