Apa kau tidak suka berlama-lama denganku?"
"Aku harus bekerja besok, jika disini aku tidak akan tidur dengan nyenyak"
"Ayolah Ruby, aku janji akan membuat tidurmu nyenyak disini"
"Baiklah, aku akan tetap disini"Lisa memeluk ku seperti anak kecil yang sedang bahagia
"Sudahlah, biarkan aku bernapas dengan baik"
"Ruby..aku ingin"
"Ingin apa?"Dia mengarahkan pandangannya pada bibirku
"Ah tidak Lisa, aku sedang tidak ingin"
Lisa merapat kan tubuhku padanya, aku memberontak lalu mendorongnya
Lisa tampak marah, dan sekarang dia tidak mau melihat ku, aku mengintip wajahnya tapi dia berpura-pura sedang tertidur.
"Lisa?"
"Kenapa? Cepat tidurlah, kau harus bekerja besok kan?" Dia bicara tanpa melihat wajahkuAku memeluknya lalu mencoba untuk tertidur, tapi mataku belum mengantuk.
"Lisa?"
"Hmm?"
"Aku tidak bisa tidur"
"Pejamkan saja matamu, nanti juga akan tertidur"
"Tetap saja tidak bisa Lisa""Astaga lalu apa yang harus aku lakukan?" Lisa membentak ku
"Kenapa kau begitu marah padahal aku hanya mengeluh tidak bisa tidur saja"
"Kau sih memancing emosi ku"Jika saja belum larut malam aku pasti akan pergi dari sini.
Lisa menarik wajahku lalu mengarahkan nya pada wajahnya, sedikit lagi dia akan mencium ku tapi aku berusaha menolak nya.
"Kenapa kau terus memberontak Jennie?"
"Aku sudah mengantuk sekarang, kau bisa tidur lagi, aku tidak akan mengganggu mu lagi"
"Alasan saja"Lisa bangun dari tempat tidur, dia duduk di sofa untuk menghindari ku.
"Lisa jangan bertingkah, ini sudah malam, ayo cepat kembali ke tempat tidur"
Lisa tidak menghiraukan aku
"Dari dulu sifat pemarah mu itu masih tetap sama ya"
Aku bangun untuk menghampiri nya, lalu aku duduk di samping nya.
Sekarang dia membelakangi ku, aku mencoba memeluknya dari belakang agar dia tidak marah.
Tapi dia tidak bereaksi apapun"Apa kau tidak lelah selalu bertengkar denganku?"
Dia tidak menjawab ku, kurasa dia benar-benar marah
"Lisa jangan mengacuhkan aku seperti ini"
"Kembali ke tempat tidur dan cepat tidur" Lisa melepaskan pelukan ku
"Ayo kau juga harus tidur" aku menarik tangannya tapi dia menghempas nya
Aku berdiri di depan nya, sambil membungkuk aku mengatakan "ayo cium aku"
Lisa memalingkan wajah nya dariku
"Tadi kau meminta, sekarang kau menolak"
"Jika sudah di tolak aku tidak akan mau melakukan nya lagi"
"Hilangkan gengsi mu itu" aku menariknya ke tempat tidurLisa pun berbaring di tempat tidur, posisi ku ada di atas tubuhnya sekarang.
Aku mencium bibirnya, ku pikir dia akan diam saja, tapi dia malah bermain dengan semangat.
"Kau bilang tidak mau tapi kenapa sekarang jadi kau yang bermain?"
"Ini karena kau yang memaksa"Tangan nya merangkul leherku lalu dia kembali mencium bibirku
"Aku tidak bisa berhenti mencium bibirmu yang manis ini"
Lisa berbisik ke telinga kuDia menjatuhkan tubuhku ke tempat tidur, lalu sekarang dia yang berada di atas tubuhku.
Dia menghisap leherku lalu mengigit nya dengan perlahan
"Jika aku sudah melakukan ini, kau pasti akan terpancing"
Aku memeluk tubuhnya dengan erat, lalu ku arahkan bibirku pada bibirnya.
Aku mengisap nya dengan penuh nafsu, seperti biasa tangan Lisa tidak bisa hanya diam saja, tangan nya selalu berpetualang di tubuh ku.
Kali ini rasanya tidak sakit lagi, aku berhenti mencium bibirnya karena sentuhan yang dilakukan Lisa padaku begitu nikmat.
"Aku menyukai suaranya ketika jariku bermain didalamnya"
"Apa kau mau merasakan hal yang sama?"
"Aku ingin mendengar suara desahanmu itu"Lisa mempercepat gerakan jarinya itu agar aku bisa mengeluarkan suara desahan ku karena nya
"..ahh"
Lisa kembali mencium bibirku"Sudah Lisa"
"Tisu atau lidah?"
"Lisa.. aku ingin ke kamar mandi saja"Aku mandi karena tubuhku berkeringat
"Ruby kau sedang apa didalam"
"Mandi Lisa"
"Buka, aku juga ingin mandi bersama mu"Aku membuka kan pintunya
"Oww" Lisa tersenyum melihat ku yang tidak memakai sehelai pakaian pun
"Ayo masuklah"Pagi menyongsong ..
Aku menyiapkan sarapan untuk Lisa sebelum aku pergi, dia masih belum bangun.
Untung saja aku memeriksa kulkas, aku melihat ada beberapa telur di dalam nya.
Aku menyimpan sarapan nya di meja, lalu aku pulang tanpa membangunkan Lisa.
Pukul delapan pagi aku sudah sampai dirumah, betapa terkejutnya ketika aku masuk, aku melihat ke dua orang tua ku ada dirumah.
"Mama? Papa? Kapan kalian tiba disini?"
"Dari mana saja kau? Apa kau berkencan dengan kekasihmu itu semalam?" Papa terlihat sangat marah"T-tidak, kekasih siapa? Apa maksud papa?"
"Taehyung mengatakan jika kau sudah mempunyai pilihan sendiri, siapa pria itu? Apa yang kau lakukan semalaman dengannya?"
"Tidak papa, aku pergi dengan temanku.."
"Temanmu siapa Ruby?" Mama menghampiri ku"Temanku Li.."
"Tunggu dulu, apa ini?" Mama menyentuh leherkuAku menutupi nya dengan tanganku
"Kenapa? Mana coba papa lihat?" Papa menyingkirkan tanganku
"Tidak papa..ini bukan apa-apa" aku menangis karena takut"Tanda merah apa ini !! Siapa yang sudah melakukan nya?!"
Papa bicara dengan kerasAku hanya bisa menangis karena bingung harus menjawab apa
"Kau ini memang memalukan" papa menamparku
"Hubungi keluarga Taehyung, lakukan pertemuan, kita akan menentukan tanggal pertunangan nya, anak ini harus segera di nikahkan!!"
"Tidak papa, aku tidak mau"
"Jangan membantah ! Kau putri ku satu-satunya, ini pilihan terbaik untuk mu""Tapi suamiku, apa ini tidak terlalu cepat untuk Jennie, dia masih belum dewasa" mama mencoba membela ku
"Apa maksudmu belum dewasa? Jika dia belum dewasa dia tidak akan bercinta dengan seorang pria seperti ini, bagaimana jika dia sampai hamil? Apa kau yang akan bertanggung jawab?""Aku tidak akan hamil papa!!" Aku membantahnya
"Lihatlah anak mu ini, dia sudah berani membentak orang tua nya, ini semua karena kau terlalu memanjakan nya"
"Semenjak papa sukses, papa jadi berbeda ! Papa tidak sayang padaku lagi ! Papa sudah mengangkat tangan padaku untuk pertama kalinya, dan aku tidak akan pernah melupakan nya!!"
Aku pergi ke kamarku
"Ruby tunggu nak..jangan marah" mama mencoba menyusulku
"Jangan memanjakan nya ! Biarkan saja" papa berteriak
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You
Romanceaku tidak perlu mendeskripsikan bagaimana inti dari cerita ini, kalian akan mengetahui nya jika kalian sudah membaca nya.