I. brittlehold in the morning

93 16 10
                                    

- CHAPTER I -

Fleur melihat ayahnya terduduk di belakang sebuah pohon dengan sebuah senapan tergeletak di sebelahnya. Air mata mengalir di wajahnya mengetahui hidupnya tidak akan bertahan lama lagi. Isak tangisnya tertahan, keluar dari mulutnya dengan berat dan parau. Ia menoleh kebelakang melihat musuhnya untuk terakhir kali sebelum suara tembakan revolver[1] terdengar kencang. Suara rintihan dapat terdengar dari sang empu. Darah mengalir dari dadanya dengan deras, matanya lama-kelamaan memberat. Jantungnya mulai memelan, otot-otot di tubuhnya juga mulai melemas perlahan-lahan seakan malaikat maut mencabut nyawanya dengan pelan dan pasti.

"Thank you lord, my time to rest have come. Istriku dan anak-anak ku aku mencintai kalian."

Lalu keheningan melanda.

Fleur pun terbangun membuka matanya cepat. Berdiam sejenak memikirkan sesuatu yang terjadi di dalam mimpinya. Fleur pun bangun dari tempat tidurnya dan segera beranjak menuju cermin rias di ujung ruangan.

Terdapat bekas air mata di pipi mulusnya. Ia benar-benar menangis dalam tidurnya ㅡkarena mimpi buruk yang ia alami.

Fleur terdiam di depan cermin selama beberapa saat, memerhatikan mukanya yang penuh dengan rasa takut. Namun sebuah suara ketukan dari jendela kamarnya membuat Fleur kembali from her delusion.

Karena penasaran ia pun berjalan menuju jendela kamarnya ; menyibak tirai sutra berwarna putih transparan lalu membuka dua bilah kusen jendela keluar. Disana ia mendapati seorang wanita paruh baya yang sedang memegang keranjang bunga tersenyum ke arahnya. "Selamat pagi Nona Ambrose, apakah toko bunga tutup hari ini? Sekarang sudah jam 9 seharusnya toko sudah buka." Ucap wanita paruh baya itu. Fleur pun menoleh ke arah jam yang terletak di atas nakas di sebelah tempat tidurnya.

Jam menunjukan pukul 9:27 pagi.

"Ah, saya minta maaf nyonya. Sepertinya saya overslept sampai lupa waktu. Saya akan bersiap-siap lalu membuka toko." Ujar Fleur dengan lembut sebelum bergegas memilih dress di lemari tua miliknya.

Suasana kota pagi ini cukup ramai. Banyak warga yang sedang sibuk melakukan kegiatan mereka sendiri-sendiri, dimulai dari berdagang sampai membersihkan sepatu pelanggannya. Brittlehold in the morning is often very busy just like today. Kota yang cukup bisa dibilang kecil itu ternyata adalah salah satu pusat perdagangan yang sukses di Kanada karena letaknya yang dekat dengan perbatasan juga pesisir pantai.

Fleur berjalan menelusuri alleyways yang penuh dengan insan-insan dan kasak-kusuk mereka sendiri. Dersik angin membuat daydress berwarna putih dengan corset[2] hitamnya yang Fleur kenakan sedikit berkibar, memperlihatkan stocking cream yang ia pakai pagi itu.

Dari ujung matanya ia bisa melihat sebuah toko kecil dengan papan yang bertuliskan Ambrose's Flower Shop. Feeling really euphoric and full of energy today, Fleur membuka kunci tokonya dengan semangat dan harapan baru. Ia pun meletakkan barang bawaannya lalu melakukan rutinitasnya setiap hari ia membuka toko.

Rutinitas Fleur setiap hari di toko tidak terlalu beragam. Ia melakukan hal-hal tersebut setiap hari toko bunganya buka. Setiap hari ia akan menyirami bunga-bunganya setiap hari lalu melayani pelanggannya yang akan membeli bunga, dilanjut dengan menanam bibit bunga baru atau membuat karangan bunga yang pelanggannya pesan.

Hari ini toko cukup ramai, pelanggan lalu-lalang keluar masuk tokonya. Bunga yang Fleur letakkan di dalam pot yang ia pajang didepan jendela pun satu-persatu habis terjual. Toko Fleur bisa dibilang memiliki banyak jenis bunga dari lavender sampai bunga favoritnya dandelion, maka dari itu banyak warga Brittlehold atau warga asing lebih banyak membeli bunga di tokonya.

Tidak terasa sore hari telah tiba. Raja siang yang sejak tadi pagi bersinar cerah perlahan-lahan tenggelam menggantikan dirinya dengan dewi malam. Alleyways yang tadinya penuh dengan insan pun lama-kelamaan menjadi jalan yang sunyi dengan toko-toko yang lampunya mulai padam, membuat suasana diluar menjadi sangat sunyi dan memberi kesan menyeramkan, ditambah dengan rintikan hujan yang mulai turun dari langit gelap. Brittlehold at night really is something different, a lot more abandoned feeling.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dandelions & GunsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang