Chapter 16 Pradana Winaka dan Risa Analia

40 6 4
                                    

Risa

Sungguh manis perilaku Dana padaku saat perkenalan kami. Aku tunjukan seperti apa diriku padanya. Awalnya penolakan ku untuk menikah dengan seorang anak dari seorang ibu yang ku tolong tanpa maksud tertentu membawaku pada takdir lain yaitu sebuah pernikahan.

Benar katanya bahwa wanita itu makhluk lemah dan hatinya mudah untuk tersentuh, bukan dilihat seberapa kuat wanita itu namun itulah takdir seorang wanita, hatinya mudah tersentuh. Sejahat apapun laki-laki, jika sudah melakukan hal yang membuat wanita terkesan akan meninggalkan jejak sangat dalam dan sulit untuk dilupakan.

Sebetulnya laki-laki itu bukan tidak ku kenal, karena ternyata kami dulu pernah satu sekolah namun takdir tak mempertemukan kami.

Aku tidak pernah pacaran sebelumnya, maka ketika datang seorang laki-laki bernama Dana dalam hidupku dengan manis segala ucapan dan perilakunya akhirnya meluluhkanku. Dia bilang ingin menikah denganku dan aku satu-satunya wanita yang di restui mama nya. Aku memilih karena ibu pun setujua dan menyukai Dana. Disamping itu usiaku saat itu sudah matang, jika ada yang berniat baik kenapa tidak dilanjutkan saja.

Aku yakin, jika kedua belah pihak berniat baik karena ibadah maka urusan hati, halangan dan rintangan bisa diatasa dengan baik. Aku yakini itu saat itu.

Berkenalan hanya dalam kurun waktu 3 bulan membuat Ibuku luluh dan yakin akan sikapnya padaku, anak perempuan satu-satunya akan menikah merupakan kabar bahagia untuk Ibu. Air mata Ibu menetes ketika mengingat ayah sudah tiada dan ketika anak perempuannya menikah tak dapat mendampingi.

Segala pikiran buruk dalam pikiranku seketika hilang, dan akhirnya aku memilih untuk menikah dengan nya.

Dana

Entah rencana bodoh apa yang aku lakukan. Aku masih berpacaran dengan Dina, lalu aku memilih untuk menikah dengan Risa. Aku tidak peduli aku di sebut laki-laki brengsek, aku hanya mencintai Dina saat ini.

Aku bilang pada mama bahwa aku sudah putus dengan Dina dan mau untuk menikah dengan Risa, tentunya hal itu bohong.

Aku menikah dengan Risa setelah kebohonganku. Sejujurnya dalam lubuk hatiku, aku terpesona dengan kepolosan dan kesederhanannya. Aku rela bersikap seolah aku sudah putus dengan Dina dan mau menikah dengan Risa.

Bahkan aku rela berbohong pada Ibu Risa. Sedikit ada perasaan tak nyaman tapi aku coba tak pedulikan, aku menikahi Risa demi mama yang terus memaksaku menikah dengan wanita yang masuk ke dalam hatiku sedikit memberi goresan disana, namun sekejap hilang ketika ku lihat Dina lagi.

Sebetulnya Risa dan aku ternyata satu alumni dari sekolah yang sama, namun aku tak tahu aku merasa tidak pernah melihatnya dulu, mungkin karena dia terlalu pendiam. Terlihat saat ini memang anaknya tidak begitu banyak tingkah.

Jika kau tanya bagaimana perasaan Dina, dia sungguh sakit hati namun aku yakinkan bahwa pernikahan ini tak akan berlangsung lama. Hanya 3 bulan janjiku pada Dina dan kami akan bercerai.

Namun sikap Risa selama menjadi istriku sungguh sangat baik, ada perasaan kasihan. Aku coba tunjukan sikap aroganku untuk memperlihatkan bahwa ini sifat asliku agar ia membenciku. Namun Risa tetap sabar dengan sikapku, apakah dia bodoh, diam saja ketika menikah dengan laki-laki sepertiku.

3 bulan berjalan dan aku terpesona pada kesungguhan Risa, dia tak pernah meminta banyak hal padaku, bahkan ketika aku bilang bahwa aku sibuk bekerja dengan Next Level dia tak marah. 3 bulan berakhir menjadi 6 bulan.

Aku tak kuat melihatnya di rumah setiap hari tanpa tahu bahwa hubunganku dengan Dina masih berlanjut. Kami berpacaran di balik pernikahanku dengan Risa, dan Dina tak keberatan. Aku berencana akan menikahi Dina ketika aku bercerai dari Risa.

Marriage AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang