31

233K 6.6K 370
                                        







Pengantin baru itu sudah dalam keadaan telanjang bulat di atas ranjang, Dirga begitu rakus membelai dan menciumi seluruh tubuh Luna sedangkan Luna hanya mendesah dan menggelinjang hebat karena geli dan nikmat.

Dirga saat ini berada di selangkangan Luna tengah memainkan vaginanya, lidahnya menyapu bibir kewanitaannya nya hingga bersih setelah tadi Luna mengalami klimaks pertamanya.

Tubuh Luna sudah berkeringat padahal suhu kamar ini dingin tapi tubuhnya terasa panas.

Dirga menghentikan hisapan pada kewanitaan Luna.  Kemudian ia memposisikan miliknya di bibir vagina Luna, Luna merengek keenakan saat Dirga menggesekkan kejantanannya yang terasa panas dan lembut.

"Ahh... ahh... Dad langsung masukin."pinta Luna yang sudah tidak tahan.

Dirga tersenyum."As you wish you, baby."

Tok...tok...tok.

Sialan! Siapa yang beraninya mengetuk pintu, umpat Dirga dalam hati. Padahal ia sudah menyiapkan kamar paling atas supaya tidak ada yang menganggunya tapi tetap saja datang pengrusuh.

"Dad ada orang,"ucap Luna.

"Luna gue pinjam laptop lo dong!"

"Dad itu suara Gina dia mau pinjam laptop katanya."

Dirga menyugar rambutnya ke belakang, ia mendesah frustasi baru saja ingin memasukkan miliknya.

"Memangnya dimana laptopmu?"tanya Dirga.

"Itu."tunjuk Luna ke arah meja yang berada di samping pintu kamar.

Dirga beranjak dari atas tubuh Luna.

"Dad pakai handuk."perintah Luna.

"Kenapa kamu cemburu?"tanya Dirga sambil menampilkan senyum menggoda.

"Iya lah!"

Dirga tertawa melihat wajah malu-malu Luna, ia kemudian mengambil handuknya yang berada di lantai untuk dililitkan ke pinggangnya.

Ceklek...

"Eh om Dirga."

"Ini laptopmu, sudah ku bilang kan jangan ganggu malam pertamaku,"tegur Dirga dengan wajah kesal.

"Iya maaf om tadi khilaf,"ucap Gina, mata Gina mengarah ke dalam kamar  ia ingin  melihat kondisi Luna yang sepertinya dalam kondisi telanjang bulat saat ini.

"Ngapain kamu nengok ke dalam udah pergi sana,"usir Dirga.

"Huhh dasar om nggak sabaran banget sih. Oh ya om aku pesen dua ponakan ya hehehe."

"Itu urusan gampang serahkan saja padaku."

"Fighting om."

Dirga mengangguk ia kemudian menutup pintu kamarnya kembali.

"Udah dad?"tanya Luna.

"Udah, semoga aja nggak ada yang ganggu lagi setelah ini,"ucap Dirga sambil membuka handuknya kembali hingga kejantanannya yang masih menegang sempurna tampak mengangguk angguk saat ia bergerak naik ke atas ranjang.

"Vagina kamu udah basah sayang, kamu udah nggak tahan ya?"tanya Dirga dengan senyum menggoda .

Dirga kemudian menggesekkan miliknya kembali di bibir kewanitaan Luna.

Luna mengigit bibirnya saat ia merasakan perih di lubang vaginanya.

"Enghh dad kok sakit ya?"

"Tenanglah baby sakitnya hanya sebentar, nanti juga kalau udah masuk nggak akan sakit lagi,"ucap Dirga yang sedang keenakan saat ujung kepala penisnya tampak di remas-remas oleh otot vagina Luna.

Menjadi ibu susu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang