Waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam, tak membuat seorang gadis cantik berambut panjang itu untuk pulang ke rumahnya yang terlihat putus asa pada hidupnya.
Bejalan di trotoar menyusuri jalan yang hanya ada satu dua kendaraan yang lewat, benar-benar sepi.
"Kenapa Rangga nggak pernah bales perasaan gue," batin gadis itu.
Saat ia berjalan melewati zebra cross untuk menyeberang tanpa melihat kanan kiri tiba-tiba ada motor dengan kecepatan tinggi melaju cepat ke arahnya.
"Awass begoo!!" teriak gadis itu di balik helmnya. Tentu saja Sellyn tidak mendengarnya karena ia benar-benar seperti mayat berjalan yang sedang kehilangan arah.
"Wooii.. Rem gue blong anjing!!"
BRAKKK
Sellyn terpental jauh dari tempat ia menyeberang tadi. Sampai kepalanya terbentur trotoar dipinggir jalan.
Sedangkan gadis yang membawa motor itu pun terlihat mengenaskan. Dengan kakinya penuh darah dan wajahnya yang cantik pun tertutup dengan darah yang keluar dari dahinya.
Dengan sedikit kesadaran yang tersisa Sellyn berkata "Tolong dia." Kemudian ia tak sadarkan diri.
🏵️🏵️🏵️
Delisa pelan-pelan mengerjabkan matanya, mencoba menerima cahaya yang masuk ke matanya. Serba putih. Itu yang Delisa lihat.Benturan pada kepalanya membuat ia meringis menahan sakit.
"Ah, pusing banget," ucapnya pada diri sendiri sambil memegang kepalanya.
Tiba-tiba ada sepasang suami-istri yang masuk ke dalam ruangannya.
"Sellyn sayang, kamu nggak kenapa-napa kan sayang?" tanya wanita paruh baya itu sambil berjalan cepat ke arah Delisa dengan mata basah seperti sehabis menangis.
"Aku panggilin dokter ya Mam," ucap lelaki paruh baya di sampingnya.
"Iya Pap," jawab wanita itu. Lelaki itu pun pergi dengan terburu-buru untuk memanggil dokter.
"Ada yang sakit nggak, sayang? Hm? Bilang ke Mami," tanya wanita itu. Terlihat kekhawatiran di wajahnya.
"Mami?," ucap Delisa memastikan. Ini bukan ibunya dan tadi juga bukan ayahnya.
Dan kenapa tiba-tiba mereka memanggil dengan sebutan 'Sellyn'(?). Siapa Sellyn?
"Kayaknya tante salah orang deh," ucapnya tidak enak.
"Sayang, ini Mami nak," jawab wanita itu tambah khawatir.
"Saya Delisa tante, bukan Sellyn."
"S-sayang k-kamu," Terlihat ketakutan di wajah wanita itu.
Ia tetap menggenggam tangan kanan Delisa yang tidak terpasang infus. Tentu saja ia sangat takut terhadap anak bungsunya jika terjadi apa-apa padanya.
Makin bingung dengan situasi. Delisa ingin mengecek apakah wajahnya berubah atau kenapa? Kenapa bisa orang itu mengaku sebagai ibunya? Apakah ia bertransmigrasi di tubuh orang lain? Haha ada-ada saja. Atau mungkin orang itu yang ada gangguan jiwa?
"Saya mau ke kamar mandi," ucap Delisa.
Melupakan ketakutannya, wanita itu pun berniat mengantar Delisa ke kamar mandi.
"Ayo, Mami bantu sayang."
"Gak usah tante,saya bisa sendiri."
Delisa memanggil ia 'tante' lagi. Membuat ia sedikit sakit hati mendengarnya. Tapi tetap ia bantu Delisa bagai anaknya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT SHE
Teen FictionKenapa bisa orang itu mengaku sebagai ibunya? Apakah ia bertransmigrasi di tubuh orang lain? Haha ada-ada saja. Atau mungkin orang itu yang ada gangguan jiwa? "HAH?!" Ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. "INI APAAN?? KEMANA MUKA GUE?? INI MUK...