Ini hari ketiga Jungkook dan Saehee berlibur di hotel mewah milik keluarga pria itu. Mereka berdua sudah melanglang buana menjelajahi berbagai destinasi wisata di Busan dan beberapa daerah sekitar. Tak ada lagi sekat yang dulu dibangun oleh Saehee. Ia sudah bisa menerima kenyataan bahwa perasaannya terhadap Jungkook masih belum berubah. Bisa dibilang bahwa keduanya kembali harmonis seperti saat dulu mereka masih SMA. Banyak hal-hal baru yang mereka jelajahi bersama.Perlahan, hubungan yang dulu kandas tak bersisa akibat keegoisan salah satunya perlahan membaik, lebih kokoh daripada sebelumnya.
Saehee keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Ia melirik kearah Jungkook yang masih terbaring di kasur dan bermain game di ponselnya.
"Kau tidak mandi?" tanya Saehee sambil duduk disamping Jungkook. Ia mengintip sejenak game yang dimainkan Jungkook, lalu menatap raut serius pria itu di sampingnya.
"Kenapa karakter gamemu aneh sekali? Tidak mungkin ada wujud seperti itu di dunia nyata, iya kan?" sambung Saehee. Ia menyinggung karakter wanita di dalam game itu yang punya tubuh cukup aneh. Rambutnya sangat panjang hingga menyentuh betis. Terlihat bokong dan paha wanita di game itu yang lebih besar 3 kali lipat daripada ukuran tubuhnya. Jangan lupakan warna rambutnya yang berwarna hijau terang. Siapa yang akan memiliki rambut seperti itu di dunia nyata?"Karakter game tidak harus sesuai dengan dunia nyata kan? Ini yang membuatnya menarik," jawab Jungkook dengan mata yang masih fokus dengan ponselnya. Ia melirik Saehee sebentar, lalu mendaratkan ciuman singkat di gadis itu.
"Menarik? Maksudmu ... dia menarik? Apanya yang menarik? Ukuran payudaranya?!" ketus Saehee dengan mata melotot. Ia baru menyadari karakter wanita dengan pakaian super minim itu memiliki payudara yang ... sangat besar. Saehee menunduk, melihat miliknya yang nyaris rata lalu kembali ke karakter game di ponsel Jungkook.
"Ti-tidak. Bukan begitu," bantah Jungkook segera. Jungkook segera melihat kearah Saehee disampingnya. Sepertinya, ia sudah salah memilih karakter malam ini.
"Aish." Wajah Saehee seketika cemberut. Ia bangkit dari kasur seraya mencampakkan handuk yang sudah basah tadi kearah Jungkook. Gadis itu segera keluar, meninggalkan Jungkook yang dengan wajah lumayan panik berusaha memenangkan permainan yang sedikit lagi mencapai babak akhir.
"Saehee-ya."
Saehee tak menggubris panggilan super lembut yang Jungkook lontarkan. Ia kembali melihat kearah dadanya, lalu menangkupkan kedua tangannya menutupi dadanya itu. Ukurannya semakin tidak terlihat akibat piyama lumayan kedodoran yang dibelikan oleh orang suruhan Jungkook 3 hari lalu. Saehee hanya mendecak kesal sebentar, lalu berjalan menuju dapur lumayan lebar yang ada di kamar hotel itu. Ia segera membuka kulkas dan meraih sebotol soda. Saehee kemudian menegaknya hingga setengah, membiarkan rasa soda yang menyengat itu menggelitik lidah dan tenggorokannya. Tak disangka, ia sangat mudah cemburu. Bahkan ia bisa cemburu terhadap karakter game tak nyata yang dimainkan oleh Jungkook sambil membandingkan proporsi tubuhnya dan tubuh wanita karakter game itu. Pikirannya mulai melayang, membayangkan Jungkook memainkan game itu sambil terus menatap kearah pemandangan menarik yang dimiliki sang karakter wanita.
Jungkook muncul dan langsung memeluk Saehee dari belakang.
"Kau cemburu dengan karakter game?" tanya Jungkook pelan.
"Tidak. Untuk apa? Dia hanya karakter virtual," jawab Saehee dengan nada lumayan meninggi.
"Hei, kau masih gadis yang paling cantik nomor satu di mataku."
"Tidak usah merayu. Tidak mempan."
"Sungguh. Walaupun ...." Jungkook tak melanjutkan kalimatnya. Sepertinya ia baru saja mengambil langkah yang salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Baper! Kita Cuma MANTAN |Jeon Jungkook| [SELESAI]
FanficDalam hidup, pertemuan dan perpisahan adalah misteri yang kerap di simpan rapat oleh takdir. Perpisahan bisa saja menjadi hal yang menyakitkan, namun kadang kala pertemuan setelah perpisahan adalah hal yang lebih menyakitkan berkali-kali lipat. Hal...