'DOOOEENG!'
Aley terdiam tanpa berkata apapun ketika melihat pemandangan gelap di depannya. Sebuah hutan yang cukup lebat dengan aura gelapnya dan jarang ada manusia yang mau masuk ke dalam hutan ini.
Ia tidak takut tapi ia tidak percaya. Apakah gadis yang menjabat sebagai tunangannya ini ingin berkeliling hutan? Dalam hatinya Aley semakin tertarik dan penasaran dengan sosok Adelina yang sekarang.
Benar-benar seperti orang asing. Banyak sekali perubahan banyak dan menurutnya janggal dan aneh. Siapa sosok sebenarnya Adelina? Aley menggelengkan kepalanya pelan. Sekarang bukan itu yang harus ia pikirkan.
Tetapi yang harus ia pikirkan adalah tujuan apa sebenarnya Adelina mengajaknya ke dalam hutan. Luas hutan ini sangatlah besar. Mungkin luasnya hampir setara dengan satu kota.
Letak lokasi hutan ini itu berada tepat beberapa meter dari halaman belakang rumah kediaman keluarga Count Adir. "Tuan Duke Aley. Apakah anda baik-baik saja?"tanya Adel membuyarkan lamunan Aley.
Aley menoleh ke sampingnya. Mereka sama-sama menatap dengan datar dan dingin. Entah kenapa Aley tidak terlalu suka jika Adel memanggilnya dengan embel-embel 'Tuan Duke'.
"Aley."
"Ya???"
Aley menghela nafas kasar dan melajukan kudanya agar berada didepan Adel. "Aley. Panggil aku 'Aley' dan jangan panggil aku 'Tuan Duke' lagi!"ucapnya tanpa menoleh ke belakang.
"Dan...bicaralah santai saja. Jangan berbicara dengan kata-kata yang baku. Kamu itu adalah tunanganku, Adelina."
Adel memutar kedua bola matanya malas. 'Haaah..kalau bukan karena buku yang ku temukan di perpustakaan dan ingin keluar, aku tidak akan menerima ajakannya berjalan-jalan masuk ke dalam hutan.'keluhnya dalam hati.
"Baik tu--Aley kalau begitu kamu juga jangan memanggilku Adelina. Panggil aku Adel."ucap Adel kemudian sambil berusaha menyamakan jalan kudanya dengan kuda Aley.
"Jadi kita akan kemana sebenarnya di dalam hutan yang lebat ini?"
Kedua mata Adel menatap datar Aley. "Aku tidak tahu. Kemarin kebetulan aku menemukan sebuah buku yang menceritakan tentang danau indah di dalam hutan ini."
"Beruntung kamu mengajakku untuk berjalan-jalan. Jadi ku pakai kesempatan ini untuk mencari tau apa benar di dalam hutan yang kelam juga lebat ini ada sebuah danau indah."
Sudut bibir Aley berkedut saat mendengar jawaban dari Adel. 'Apa dia sengaja menerima ajakan ku dan memanfaatkan ku?'
"Yah..kamu boleh berfikir jika aku memanfaatkanmu. Tapi jika danau itu benar-benar ada, ku rasa kamu tidak akan rugi."
Aley terdiam dan menghembuskan nafas kasar. Ia memilih untuk menuruti kemauan Adel saja. Tiba-tiba Adel menghentikan laju kudanya dan tatapannya terlihat serius menatap sebuah cahaya tak jauh didepan mereka.
Aley juga sama seperti Adel. "Cahaya apa itu?"gumamnya pelan tanpa sadar jika Adel telah kembali melajukan kudanya menuju ke arah asal cahaya itu. "Adel!"teriaknya dan segera menyusul Adel.
🌺🌺🌺
"Danau yang indah..."
Adel telah sampai di tempat asal cahaya itu berada. Ternyata itu adalah cahaya yang berasal dari kunang-kunang banyak yang berada di sekitar danau. Ia lalu segera turun dari kudanya dan membiarkan kudanya tanpa perlu di ikat.
Lagipula ia sangat yakin jika kuda itu tidak akan pergi meninggalkan dirinya. "Adel!"panggil Aley yang baru saja tiba dan kemudian terkagum saat melihat pemandangan indah di hadapannya.
"Apa ku bilang. Kamu tidak akan rugi jika kamu ikut denganku ke dalam hutan ini. Danau ini benar-benar indah."
🌺🌺🌺
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak kalian ^^
~Sragen, 19 Juni 2021~
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Duchess De Alberto (END & TERBIT)
Romance(Beberapa part telah dihapus) Adel sangat yakin jika hal terakhir yang dia ingat adalah jatuh tenggelam ke dalam kolam renang karena di dorong. Tapi kenapa ia malah terbangun dalam peti? Beruntung petinya belum ditutup dan dimakamkan. Hanya ia sa...