🎶
A kiss is meant for something special. —Ava🎶
Musik EDM yang diputar di bar ini sungguh memekakkan telinga walau aku menyukainya. Aku sampai kerepotan memindahkan dua gelas besar bir dan tasku dari meja bartender ke meja di sudut ruangan. Tak masalah jika gelap, yang terpenting telingaku tidak mendadak tuli karena terus-terusan dihantam musik yang nyaring. Posisi meja ini mengingatkanku pada Alby—maksudku, saat pertama kali melihatnya teler dengan berbotol-botol alkohol. Mungkin itu gin atau bourbon, aku tidak melihatnya dengan jelas.
Siapa yang akan menduga kalau akhirnya aku tahu apa penyebab Alby teler waktu itu. Mungkin di hari yang sama ketika aku diberhentikan dari pekerjaanku, Alby baru saja kehilangan Claudia. Bedanya, dia tidak cukup kuat dariku. Entah sebesar apa cintanya sampai seperti itu. Dan, ya, itu mengingatkanku kalau dia sama sekali belum menghubungiku untuk membahas kelanjutan hubungan kami. Dan aku tidak tahu kapan dia akan membayar utang Dad.
Andai aku tahu kalau menjadi pasangan pura-puranya berarti aku tidak diteror lagi, mungkin aku sudah menerimanya sejak awal. Seminggu ini jauh lebih menenangkan tanpa diganggunya. Namun, apa arti menjadi pasangannya jika kami tidak pernah berkomunikasi lagi?
Aku menyesap birku sedikit, sambil memastikan kondisiku tetap sadar sebelum Hyunjoo datang. Dengan meminumnya sedikit demi sedikit, aku bisa mengontrol diriku dan tahu kapan saatnya berhenti. Mungkin aku hanya kurang terbiasa minum alkohol hingga mudah sekali mabuk meski tak sampai menghabiskan satu botol.
Seperti yang sudah kuperkirakan sebelumnya; ketika memberi Hyunjoo clue tentang aku dan Alby, dia akan memikirkannya sampai kesal karena tak mampu mendapat jawaban apa pun. Hingga akhirnya menghubungiku untuk bertemu. Untuk itulah aku ada di sini. Kemarin Hyunjoo menelepon dan bertanya kapan bisa bertemu. Si pengangguran ini, waktunya luang kapan saja—kecuali tengah malam hingga dini hari.
"Kau datang sendirian?"
Hyunjoo yang baru datang itu membanting tas di atas meja dan mengibaskan rambut panjang bergelombangnya. Kemejanya tampak kumal, aku mengira dia tidak pulang dulu tadi, dan langsung menuju ke sini dari kantor.
"Memangnya aku harus membawa siapa?" Mataku tertuju pada gelas bir yang ditenggaknya dengan kuat hingga kembali ke atas meja lagi dengan isi yang tersisa setengah. Hyunjoo lumayan kuat minum alkohol.
"Pria keren yang kemarin, mantannya Claudia. Kau tak boleh menyia-nyiakan bibit unggul sepertinya, bisa untuk memperbaiki keturunan."
Begitulah Hyunjoo, tidak tanggung-tanggung jika memuji seseorang, tetapi taksadar sudah membuat orang lainnya tersinggung.
"Apa maksudmu dengan memperbaiki keturunan? Sejelek apa aku di matamu?" Dan aku bergidik ngeri saat terlintas pikiran tentang memiliki keturunan bersama Alby. Tidak bisa kubayangkan kalau dia sampai menembakkan bibit produksinya dalam perutku. Gila!
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart to Break [✔]
Любовные романы[Song Series][Completed] Ava, seorang layouter majalah, tidak pernah sesial ini dalam hidupnya; kekasihnya setuju dijodohkan dengan wanita lain, dan dia juga harus kehilangan pekerjaan di saat yang bersamaan. Orang bilang, di balik kesialan, akan di...