Aku tidak tau apa yg salah denganku? Atau apa yg salah dengan dia? Bagaimana mungkin manusia bisa sejahat itu pada orang lain tanpa sebab. Apalagi dia teman sekelasku.
Apakah aku pernah berbuat salah? Atau aku pernah menyakitinya?
Aku benar-benar merasa marah, tapi aku tidak tau harus berbuat apa sehingga aku hanya bisa menangis.
"Pilu, kalian sudah besar. Jika ada masalah bisa diselaikan dengan baik-baik jangan pakai emosi" ujar wali kelasku. "Kenapa kamu nyakiti teman kamu?"
"Dia bukan teman saya"
"Lalu kenapa kamu jambak rambut Kela? Alasannya apa? Pilu, Ibu bertanya apa kalian ada masalah? Atau kamu ada unek unek sama Kela yg ga bisa kamu ungkapin. Ini bukan kali pertama ya saya dengar kamu memulai perkelahian dengan Kela. Ibu benar-benar akan panggil orang tua kamu ya." Wali kelasku, Bu Fanny mulai geram dengan sikap Pilu.
Sejak awal, Pilu hanya diam memandang kosong kearah lain. Tanpa menjawab pertanyaan yg dilontarkan olehku atau oleh wali kelasku. Aku kesal, tapi setiap kesal aku malah menangis.
"Aku ada salah apa sama kamu Pilu? Kenapa kamu selalu sinis dan kasar sama aku? Kita ga deket, dan aku rasa kita ga ada masalah yg buat masing-masing darikita punya dendam. Tapi kenapa kamu gitu ke aku? Kamu selalu bicara kotor ke aku, aku salah apa?"'
"Dasar muka dua" Matanya kosong tapi ucapannya benar-benar menyayat hatiku.
"Pilu." Teriakan Bu Fanny berbarengan dengan air mataku yg menetes dengan deras.
"Kamu ke kelas lagi aja ya, ibu mau bicara berdua dengan Pilu. Jangan nangis lagi ya sayang, kamu harus sabar."
"Pilu, ibu benar-benar harus bicara dengan orang tua kamu." Tegas bu Fanny.
"Jangan, ga ada. Saya aja yg dipanggil jangan dia"
Sebelum aku menutup pintu ruangan ini, aku bisa melihat wajah ketakutan Pilu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Terbuka Untuk Sepi
Aktuelle LiteraturAkan aku ceritakan dari sudutku. Akan ia ceritakan dari sudutnya. Agar kamu bisa melihat dari segala arah.