Sorry for typo
HAPPY READINGKEMAREN AKU UP PART 38 NGGA ADA NOTIF YA? HUHUHU MAAFKAN, AKU GATAU WATTPAD KENAPA. TAPI BAGI YANG MAU BACA PART INI BACA PART SEBELUMNYA YA KALO BELUM WKWKWK
LOVE YOU GAISS❤️
_____"KAU MEMANG BAJINGAN, LEE TAEYONG"
Jennie meruntuhkan tangisnya, melampiaskan pada apa saja yang ada didekatnya. Ia juga tidak lagi peduli pada semua benda yang kini berhamburan didekatnya.
Rasanya seluruh dunianya hancur hanya karena lelaki brengsek yang kembali menghancurkan kebahagiaannya. Lalu bagaimana dengan jongin, lelakinya yang menyembunyikan hal sepenting ini dari jennie.
Dengan sisa tenaga yang dimiliki, jennie berjalan menuruni tangga berpegangan pada dinding, membawa tubuhnya untuk bertemu jongin. Dia harus menanyakan hal penting ini, dia harus tahu alasan lelaki itu menyembunyikan hal sepenting ini.
Langkahnya menyusuri setiap ruangan yang terasa sepi, mungkin karena siang hari membuat penghuni rumah memiliki kegiatan masing-masing diluar.
Jennie tiba didepan sebuah ruangan yang diduga adalah ruang kerja Junghwan, sedikit tersembunyi karena ada didekat ruang keluarga dan posisinya tertutup lemari besar. Mengetuknya sebentar, ia mendapat sautan dari dalam yang mengatakan untuk masuk.
Membuka knop pintu perlahan, jennie melihat jongin duduk dihadapan Junghwan dengan berpangku tangan. Di ruangan itu pun ternyata cukup ramai dengan beberap orang yang berpenampilan sama dengan Eiji.
"Bolehkah aku meminjam jongin sebentar, samchon?" Tanya jennie dengan lembut, Junghwan menatap sepasang suami istri itu bergantian sebelum akhirnya mengangguk dan mempersilahkan jennie membawa keluar jongin.
Jennie menarik tangan suaminya itu menuju keluar, wajahnya tidak lagi menampakkan tanda-tanda baik seperti didalam ruangan tadi. Wajahnya kini tampak sedikit menyeramkan yang membuat jongin berpikir, apakah ada yang salah.
Dirasa taman belakang cukup sepi dan tenang, jennie menghentikan langkahnya. Menatap manik jongin yang ada beberapa senti diatasnya, karena tubuh mungilnya yang tidak bisa menyamakan tinggi lelakinya. Matanya tajam menatap jongin, dan mulai mengeluarkan semua pertanyaan yang ada didalam benaknya untuk mencecar lelaki itu.
"Kenapa kau menyembunyikan kebebas Taeyong dariku? Kau bahkan tahu itu sangat bahaya oppa, kenapa kau menyembunyikannya?" Jongin terdiam, jelas dia merasa aneh dan bingung karena seharusnya hal seperti ini masih menjadi rahasia yang belum boleh jennie ketahui.
"Tidak usah memasak wajah polosmu untuk mengelak setiap pertanyaanku, kenapa kau menyembunyikannya, oppa?" Jennie meremas kemeja bagian depan jongin, matanya memerah menahan emosi.
"Aku bisa jelaskan, sayang. Aku hanya tidak mau kau.."
"Kenapa kau selalu berputar-putar saat menjelaskan sesuatu?!"
Jongin menghela nafasnya, dia harus menahan segala emosinya. Dia sama dengan jennie, panik da khawatir akan keberadaan Bre. Tapi kenapa disini seolah hanya jennie yang merasakan itu?
"Karena aku tidak mau membatalkan keberangkatan kita ke Jepang, kau bahkan tahu bagaimana antusiasnya Bre" Itu benar, jennie tidak bisa menampiknya. Tapi bukankah setidaknya, jika dia tahu kabar kebebasan Taeyong dirinya bisa jauh lebih berhati-hati.
"Oke aku menerima alasan itu, tapi sekarang bagaimana? Aku tidak bisa diam saja menunggu kabar Bre. Cepat cari keberadaannya oppa!! Jebal.." Mata jennie menatap Jongin penuh permohonan, dia khawatir dengan Bre saat ini.
"Aku akan mencarinya, Junghwan samchon sedang mengusahakannya. Kau tenanglah dan diam dirumah"
"Bagaimana bisa? Aku tidak akan bisa tenang jika seperti ini oppa!" Emosi jennie memuncak, bagaimana bisa suaminya itu memintanya untuk tetap tenang dalam keadaan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arctophile (End)
Fanfic"Jika saja aku tidak mencintaimu, maka semuanya akan menjadi lebih mudah" -Kim Jennie "Hanya perlu tetap disisiku dan percayakan semuanya padaku, aku akan menjaga kalian" -Kim Jongin Apakah orang yang merusak segalanya bisa tetap dikatakan sebagai s...