*Happy Reading*
Ucapan Nissa membuat Dita meradang, bisa-bisanya wanita pelakor itu mengatainya sebagai gundik. Dita langsung memegang lengan Abyan mencari pembelaan.
Nissa yang sudah benar-benar muak menghadapi manusia setengah siluman itu akhirnya memilih untuk pergi dari hadapan Abyan. Mau dia menjelaskan sampai mulut berbusa pun percuma saja, pria itu tidak akan percaya padanya.
"Kamu keterlaluan, Nis. Minta maaf sekarang!" kata Abyan memaksa. Namun, Nissa tidak peduli, semua ini bukan salahnya.
"Kamu lebih milih belain dia daripada dengerin penjelasanku? Terserah kamu ajalah!" kata Nissa kesal dan memilih pergi seraya mengusap pipinya yang perih bekas tamparan Abyan tadi.
Nissa masih tidak menyangka kalau pria itu bisa berbuat kasar padanya. Hanya karena salah paham, pria itu rela melayangkan tamparan keras ke pipinya, tak tanggung-tanggung sampai dua kali.
Abyan keterlaluan. Kenapa dia harus dipertemukan dengan pria kejam sepertinya. Apakah sang ayah mau Nissa mati muda di tangan pria itu?
Usai kepergian Nissa dari hadapannya, Abyan segera beralih pada Dita yang berada di sampingnya. Pacarnya itu mulai menampakkan ekspresi terluka karena perseteruannya dengan Nissa tadi.
"Kamu gak apa-apa, Dit? Mana yang sakit?" tanya Abyan seraya memegang kedua pundak pacarnya.
Dita menggeleng, dia menatap Abyan dengan ekspresi menyedihkan seolah telah diperlakukan dengan semena-mena oleh Nissa. "Aku gak apa-apa, cuma lututku sakit banget tadi, dia dorong aku keras banget."
Abyan mendengkus kesal karena pacarnya sudah disakiti oleh Nissa. Lebih dari itu, Nissa juga tidak mau patuh dan minta maaf. Calon istri macam apa itu? Bisa-bisanya orang tuanya menjodohkannya dengan gadis pembangkang macam Nissa. Lihat saja, kalau mereka sudah menikah. Habis Nissa ditangan Abyan.
"Ayo masuk ke ruangan aku, yuk." Abyan mengajak Dita untuk pergi ke ruangannya, gadis kurang bahan tapi seksi di mata Abyan itu pun menurut. Tidak enak juga menjadi pusat perhatian banyak orang.
Saat mereka hendak pergi, bisik-bisik orang dalam ruangan itu mulai terdengar. Tak sedikit dari mereka menghujat Abyan karena lebih membela perempuan kurang bahan seperti Dita. Padahal jelas-jelas Nissa yang kena solimi.
"Duh, kasian banget, ya, mbak-mbak berhijab tadi. Udah mah jadi korban, dituduh pula."
"Yang cewek gak tau diri. Sok-sokan tersakiti. Yang cowok gak punya mata sama otak!"
"Pasangan hobi playing victim."
Serangkaian hujatan itu masuk ke telinga Abyan, membuat kupingnya seketika terasa panas. Memangnya salah kalau dia menyalahkan Nissa? Lagipula gadis itu yang mulai duluan.
Mengabaikan hujatan dari setiap orang yang dilewatinya, Abyan dan Dita terus memacu langkah menuju ruangannya. Semakin mereka berjalan, semakin terdengar pula bisik-bisik tersebut.
"Yang, mereka kok jahat banget, sih, bicarain kita di belakang." Dita mulai terganggu dengan ocehan orang-orang di sekelilingnya. Mereka semua menghujat Dita karena sudah bersikap kasar pada Nissa.
Dia kan cuma mempertahankan diri saja karena tidak mau kalah dengan pelakor, tapi gadis itu malah ngaku-ngaku sebagai calon istrinya Abyan. Apa tidak berang Dita dibuatnya?
Dia bahkan masih tidak percaya bahwa Abyan akan menikah dengan gadis itu. Apakah selama ini Abyan main-main dengannya? Tidak, kalaupun Abyan benar-benar akan menikah dengan Nissa, tidak mungkin dia sampai menampar Nissa sebanyak dua kali, kan?
"Gak usah didengerin. Kamu istirahat aja, ya. Nanti juga mereka berhenti sendiri," kata Abyan yakin setelah keduanya sudah tiba di ruangannya.
Dengan telaten dan mesra, Abyan membantu mengobati sikut Dita yang terluka. Sambil bercanda gurau layaknya sepasang kekasih. Mereka berhenti berbincang ketika mendengar pintu ruangan Abyan diketuk,
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertahan Dalam Asa Hampa (On Going Di Kbm Dan GoodNovel)
Roman d'amourBagaimana rasanya punya pasangan tukang selingkuh? Sakit? Tentu saja. Itulah yang dialami Nissa, atau lengkapnya Anissa Fatih Zhakia. Nissa terpaksa bertahan dalam perjodohannya dengan seorang playboy bernama Abyan, demi untuk berbakti pada orang t...