Terkadang kita benci dengan keadaan
dan di sisi lain, kita tahu, ini yang terbaik untuk kita. Tuhan tahu apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan.“Micky! Bangun, tidur mulu kerjaannya, tugasmu masak hari ini, laper banget.” Agus kesal dengan sikap micky, selalu telat mengerjakan jadwal tugas anak kos, masak sendiri. Membuatnya kelaparan, Agus berjalan ke kemar mandi mengambil air dan menyiramnya.
“Apa-apan sih, Gus! Dari tadi berinsik aja, ngalah-ngalahin, Ibu, kos, minta tagihan bulanan. Si Ade aja, biasa aja, engak kayak kamu.” Micky sekarang yang di buat kesal oleh Agus. Micky beranjak dari tempat tidur dan memulai semua aktivitasnya.
“Kalian kenapa, sih. Setiap hari perang terus, engak capek apa?” Ade, menggeleng-geleng melihat kelakuan sahabatnya, ini. Setiap hari selalu bertengkar, entah apa saja yang di jadikan masalah buat mereka.
***
“Ade-ade, sampai kapan? Sonya, menjadi kenangan terindah, alias gagal move on. Hahahaha …! Makannya buang semua barang-barang dari dia, buat apa masih di simpen, di perhatin setiap hari!”ucap Agus.
“Kamu belum tahu, kan? rasanya di khiyanattin olah orang yang bener-bener kita sayang, diam aja deh.” Ade, selalu galau semenjak mantan pacarnya berkhianat, menduakan cintanya. Sudah satu bulan, Ade memutuskan, Sonya.
“Aku sebenarnya, engak suka liat sahabatku galau mulu. Kayaknya, Aku dan Micky harus, buat kamu berubah, kamu harus buktiin ke Sonya, kalau kamu, bisa dapat jauh lebih cantik dari Sonya. Dia bukan satu-satu cewek yang cantik di kampus kita. Ade, ikutin saranku! Mic bantu aku.” Micky mengikat Ade, yang sedang duduk di kursi untuk mengentikan aksi pemberontakan, sedangkan si Agus, membakar semua barang-barang kenangan, mantan pacar Ade.
“Kamu, bisa, De, kamu bisa!” Micky, berusaha mengentikan aksi di Ade untuk melarang Agus membakar semuanya. Namun semuanya sia-sia, semua sudah terbakar.
***
“Bulan juni malam minggu …, Besoknya baru hari minggu …, Kenapa harus galau melulu …, Padahal mantan sudah semu. Ade-ade. Yuk makan, ada kecap manis tu, semanis kenangan bersama mantan,” ucap Micky. Ade, tidak bisa menolak makanan jika ada kecap, si Ade langsung menyantap makanan. Ade selalu menuangkan kecap manis di setiap yang dia makan. Mulai dari nasi goreng, es krim, bakso, kue, bahkan cekap di jadikan sirup.
“Hari ini kita mau kemana? Mumpung libur, atau kita main gemes aja,” ucap Agus di sela-sela makan, mereka berbincang-bincang.
“Enggak usah kemana-mana, hemat. Bapak, Ibu, kalian susah-susah kuliahkan kalian, eh kalian di sini enak-enakkan, dasar anak cumi!” Micky, seperti Ibu bagi Agus dan Ade, selalu memberi nasihat layaknya orang tua.“Iya … Ibu, Micky …,” ucap Agus dan Ade serentak. Mereka sudah paham benar akan sikap dan kebiasaan satu sama lain. Kalau Agus kebiasaannya main gemes, enggak pernah telat soal gemes.
“Ade! Agus! Micky!” seseorang mengetuk-ngetuk pintu dengan begitu keras dan suara yang sangat nyaring, suara tidak begitu asing bagi mereka, ya, Ibu kos, menagih uang kontrakan. Mereka lupa kalau hari ini sudah waktunya.
“Eh, camer. Masuk dulu, Bu. Mau minum apa? biar Ade bikinin, ya kan, De?” Micky malah menyuruh Ade membuatnya. Ibu kos bernama, Bu Lastri, memiliki seorang anak gadis, cantik, wajar saja banyak di gilai oleh para lelaki.
“Kapan mau bayar? Jangan sampai telat!” Ibu Lastri memperingati, mereka sering membayar terlambat, oleh sebab itu Bu lastri kesal dengan mereka, kecuali dengan si Micky karena memiliki orang tua orang kaya, tuju turunan enggak habis-habis.
***
“Masih mikirin Sonya? Anaknya, Bu Lastri, beh! Cantik benar! Liat aja penampilannya, rapi, tertutup, Istri solehah, mantu idaman emak-emak, itu,” ucap Agus. Ade tak menghiraukan perkataan di Agus dan masih tetap pada posisi lamunan.
“Makan di luar yuk, laper? Woy! Malah diem, kesambet entar.” Micky mengajak mereka, tapi mereka bengong-bengongan, ternyata lagi liatin anaknya Bu kos, alias Bu Lastri. Mereka pun berangkat, mana ada Ade dan Agus menolak jika di telaktir Micky.
***
“Kita kemari ada hal yang harus kita selesaikan, besok kita harus buat si Sonya nyesel sudah ninggalin, Ade. Kita sahabat, satu nama baik tercemar, yang lain ikut tercemar, paham sampai sini?” ucap Micky.
Sambil makan malam, mereka membicarakan rencanakan sesuatu, yang intinya, buat si Sonya menyesal banget sudah berkhianat. Bahkan, Micky dan Agus, percaya seratus persen rencana ini, akan berhasil. Setelah selesai makan, mereka menyiapkan apa yang mereka bubuhkan.***
Tiga pasang kaki melangkah bersamaan, dengan gaya yang beda, orang yang sama. Micky mengedipkan satu mata pada setiap wanita. Ade, berjalan tanpa melirik kanan-kiri. Agus, merapikan rambut yang sudah rapi, berpasang-pasang mata terpukau dan terkejut.
Mereka bertiga mengganti penampilan mereka, mulai dari ujung kaki, hingga ujung rambut. Semua penampilan, tidak ada yang seperti dulu, berubah total. Rencana mereka sepertinya berhasil membuat Sonya kesal dengan perubahan yang di alami si Ade, semua wanita tertarik kepadanya.
“Sengaja ya, buat aku cemburu kamu dapat yang lebih baik dari aku? Aku kasih tahu ya, di kampus ini, hanya aku, cuma aku, satu-satunya wanita cantik di sini,” ucap Sonya dengan percaya diri.
“Owh, jadi ini sikap asli kamu, Son. Ternyata aku benar-benar beruntung bisa lepas dari jerat kamu. Aku akui kamu cantik, tapi cantik bukan segalanya, kapan pun Tuhan bisa ambil dari kamu.” Ade begitu bersyukur sudah sejak lama dirinya putus dengan Sonya, wanita angguh dengan yang di titipkan Tuhan.
“Terserah kamu mau ngomong apa ke aku, yang jelas, kamu bukan levelku, paham!” ucap Sonya. Ade hari ini sangat puas, bisa melihat sikap aslinya, ternyata apa yang kita kira tak baik, ada sebuah kebaikan yang besar terselip. Micky dan Agus hanya bengong melihat perdebatan baru saja. Terlihat jelas jika Sonya begitu kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakep-cakep Gagal Move On
Teen Fictiontentang tiga orang sahabat yang mencari cinta sejati.