THE SWEETEST MEDICINE

Bab 129: Seseorang yang Lembut dan Mudah Diganggu?

Penerjemah: Yunyi Editor: Yunyi

Lin Jiayu melihat ekspresi terkejut di wajah Yu Gangan dan wajahnya yang dingin sedikit menghangat. Dengan nada menghibur, dia berkata, "Jangan terlalu khawatir, aku di sini. Jika Anda tidak menyetujuinya, Keluarga Qiao tidak akan pernah bisa membeli klinik Anda."

Lin Jiayu selalu memandang Qiao Pan'er sebagai orang yang sombong dan arogan. Pada tahun-tahun dia mengenalnya, tidak aneh melihatnya menggertak orang lain. Faktanya, dia selalu memandang orang dengan jijik dan mempermalukan mereka.

Di sisi lain, Yu Gangan memiliki karakter yang lembut. Dia adalah seorang wanita muda yang jujur ​​yang hanya berfokus pada penyembuhan orang. Jika dia melawan Qiao Pan'er, dia pasti akan menderita.

Tapi, Yu Gangan tidak tahu bahwa Lin Jiayu memandangnya sebagai orang yang lembut dan lemah.

Ya, dia terkejut dan dia merasa merinding di punggungnya! Tapi, dia tidak takut dengan Keluarga Qiao, dia hanya terkejut bahwa seseorang akan menggunakan metode tidak bermoral seperti itu demi uang.

Yu Gangan merasa berterima kasih kepada Lin Jiayu, jadi dia tersenyum dan berkata dengan penuh terima kasih, "Jiayu, terima kasih."

Tapi, Lin Jiayu bukan satu-satunya yang perlu dia ucapkan terima kasih. Dia juga perlu berterima kasih kepada Su Zijing karena telah memperingatkannya dan memberinya kesempatan untuk bersiap.

Jika Keluarga Qiao ingin membuka rumah sakit pengobatan Tiongkok, mengapa mereka tidak bisa membukanya di tempat lain? Mengapa mereka harus memilih Yueming Hall?

Mengapa sekarang, ketika gurunya hilang dan pamannya berusaha mati-matian untuk menjual klinik?

Apakah itu benar-benar hanya kebetulan?

Hari itu, Yu Gangan akhirnya melihat Qiao Pan'er di Yueming Hall. Dia tidak pernah menyangka bahwa Keluarga Qiao ingin membeli kliniknya dan akan mengirim Qiao Pan'er untuk berbicara secara pribadi dengannya.

Qiao Pan'er mengamati sekeliling klinik. Ketika dia menyadari bahwa hanya ada satu pasien, dia tertawa mengejek dan duduk di kursi mahoni di ruang tunggu.

Tapi, dia tidak datang sendiri.

Di sebelahnya ada seorang pria paruh baya berusia empat puluhan. Dia mengenakan setelan jas dan memegang tas kerja. Jelas, dia adalah asistennya.

"Permisi, siapa bos di sini?" Asisten Qiao Pan'er bertanya dengan keras.

Yu Gangan sedang berkonsultasi pada saat itu, jadi dia tidak menanggapi.

Paman Wang melangkah keluar dari balik meja obat dan bertanya, "Bolehkah saya bertanya ada apa?"

"Hai, saya Asisten Anda, asisten Nona Qiao. Ini adalah surat niat untuk membeli klinik Anda, "kata asisten itu kepada Paman Wang sambil mengeluarkan dokumen dari tas kerjanya dan menyerahkannya kepadanya. "Kami membiarkan harganya kosong."

"Surat niat untuk membeli? Apakah kita menjual klinik kita?" Paman Wang bertanya dengan heran.

Dia tanpa sadar berbalik untuk melihat Yu Gangan.

Pada saat itu, Yu Gangan telah menyelesaikan konsultasinya.

"Setelah akupunktur dan moksibusi selama dua hari pertama, amandel Anda yang meradang telah menyusut dua pertiga dan demam Anda telah mereda. Tapi, masih banyak dahak. Saya akan memberi Anda lima dosis obat lagi. Setelah meminumnya, Anda harus sembuh. "

Setelah dia selesai berbicara, Yu Gangan mengambil pena untuk menulis resep. Saat dia menulis, dia menambahkan, "Ingatlah untuk menghindari makanan yang mengiritasi seperti cabai, makan lebih banyak buah dan sayuran, dan konsumsi makanan dengan kandungan vitamin C tinggi."

Setelah menulis resep, dia menyerahkan kertas itu kepada pasien dan berkata kepada Paman Wang, "Silakan pilih resepnya, Paman Wang."

Paman Wang melemparkan surat itu kembali ke asisten dan berjalan ke meja obat. Dia kemudian menerima resep dan mulai menyiapkannya.

Sementara itu, Yu Gangan berjalan mendekat dan duduk di seberang Qiao Pan'er.

Ketika Qiao Pan'er melihat Yu Gangan, dia tampak sedikit terkejut, "Ini kamu."

Yu Gangan tersenyum, "Halo, Nona Qiao."

Qiao Pan'er melihat Yu Gangan dari atas ke bawah dan bersandar di kursinya. Dia kemudian mengangkat dagunya dengan arogan, "Aku tidak pernah berharap kamu menjadi teman Jiayu. Ini pasti takdir."