Cassandra memberikan sebuket bunga dan meraih telapak tangan Kevin, gadis itu menariknya ke tengah aula. Keduanya saling bertatapan dengan pertanyaan masing-masing, Cassandra benar-bensr berusaha berakting sebaik mungkin agar ia tak sama-sama merasakan malu karena di campakkan, keduanya mulai berdansa perlahan setelah lagu yang Kevin siapkan sudah mulai bergema.Cassandra nampak gugup setelah satu tangan milik Kevin menyentuh punggungnya, "Nikmatilah," katanya sebari terkekeh pelan, memang dasar buaya!
Cassandra mencengkeram bahu milik Kevin, menekannya sedalam mungkin bahwa ia tak suka dengan jarak mereka yang begitu dekat, ia merasa asing dengan suasana hatinya kali ini.
Musik berhenti, lampu latar menuju tepat di tubuh Kevin, pria itu nampak clengak clenguk mencari sesuatu dan apa yang ia cari akhirnya muncul. Seorang pelayan kapal membawa nampan berisi sepasang cincin tersimpan di dalam sebuah kotak bludru berwarna biru, warna kesukaan Valerie dan persiapan pesta lamaran kali ini memang semuanya kesukaan Valerie, bisa-bisanya ia justru melamar wanita lain tanpa sengaja.
Cassandra sedikit terpesona jika seandainya moments kali ini bukan karena kesalahan, ia akan sangat bahagia menerimanya.
Setelah bernegosiasi teramat panjang, keduanya mulai menampakkan ekspresi layaknya seorang kekasih, Kevin merengkuh pinggang Cassandra setelah berhasil mengambil sebuket bunga yang gadis itu berikan, pria itu memutar tubuhnya dan berjongkok. Kevin merogoh saku celana dan ia mulai mengeluarkan sepasang cincin dan lantas menjepitnya di dua jari miliknya, Kevin menatap lekat mimik wajah Cassandra, pria itu benar-benar terpana akan sosok Casandra, ia menghela kasar mempersiapkan diri jika setelah kejadian ini hanya akan ada keberuntungan-keberuntungan yang menghampiri dirinya.
"Mau kah kau menikah denganku?" Dengan jantan Kevin berucap, sesungguhnya ia benar-benar berharap jika cinta pada pandangan pertama itu memang benar adanya.
Cassandra terpana, gadis itu mematung tak cepat merespon berusaha menetlarlisir degup jantungnya yang sialnya justru berpacu cepat, ia menarik napas sekali dan mengangguk cepat. "Ya, aku bersedia."
Kevin dengan segera memasang cincin berlian itu di jari manis milik Cassandra, ia berdiri lalu mengecup hangat kedua bibir Cassandra tanpa aba-aba, keduanya dan para saksi di dalam kapal pesiar itu mulai bersorak sebari bertepuk tangan merasakan kebahagiaan yang begitu kentara di sana, di mana Cassandra itu pun ikut terharu bahagia seandainya Miran mampu berperilaku seperti Kevin.
Semua berpesta bersorak bahagia dan tak luput dari minuman memabukkan, meski polos Cassandra tentu masih mampu untuk menenggak minuman beralkohol itu di tambah rasa kecewanya terhadap Miran, Cassandra mabuk berat bersamaan dengan Kevin yang melakukan hal sama, mereka berdua mabuk di acara pertunangan yang tak terjadi seperti seharusnya.
Kevin merengkuh pinggang Cassandra, lantas berbisik hangat. "Apakah kau bahagia malam ini?"
Cassandra terkekeh kecil, "Tentu saja, dan kau?"
"Sangat bahagiaa."
Kevin benar-benar kehilangan kesadarannya, mereka berdua meninggalkan aula dan masuk ke dalam kamar, Kevin melepaskan perlahan resleting gaun milik Cassandra lalu mencecap hangat bibir miliknya, ia mendorong tubuh gadis itu terlentang di atas ranjang.
"Malam ini kita harus bersenang-senang." Kevin kembali meracau, pria itu mulai membuka satu persatu kancing kemeja miliknya, bermain dan mulai merenggut sebuah benteng pertahanan seorang gadis Bernama Cassandra, mereka saling memberi hasrat, memberi candu dan memberi kehangatan di atas rasa kesepian bernamakan kecewa.
Cassandra menggeliat, ia menguap dan mengucek perlahan satu manik miliknya. Ia merasa jika seluruh tubuhnya remuk, entahlah ia benar-benar tak ingat kenapa tubuhnya terasa begitu sangat menyakitkan apalagi di bagian area itu, area sensitif miliknya bergerak sedikit benar-benar terasa perih, Cassandra masih diam di posisi berusaha untuk mengumpulkan energi yang sempat hilang dan membuka kedua manik miliknya secara bersamaan.
"AAAAAAAAA!" Ia berteriak keras, dan menarik selimut tebal itu untuk semakin membungkus tubuhnya yanh telanjang, dan memukuli tubuh Kevin secara brutal.
"Kau benar-benar pria cabul!" Cassandra berteriak histeris bahkan ia mulai terisak tak kuasa jika mahkota yang paling berharga dari dirinya kini sudah hilang, di renggut oleh pria yang sama sekali tak pernah terpikirkan oleh Cassandra.
Kevin menangkis serangan demi serangan, ia berusaha untuk menenangkan diri dan tentu saja menenangkan Cassandra, si gadis polos itu benar-benar histeris. "Cukup!"
"Kenapa harus begitu heboh? Ini masih pagi."
"Dasar bajingan! Kau sengaja melakukannya, HAH?!"
Kevin masih mengerjap-ngerjapkan kedua manik miliknya, "Yang hilang tak bisa dikembalikan."
Cassandra semakin hancur, air matanya semakin banyak berjatuhan, "Kau! Sudah mengambilnya apa yang akan aku berikan kepada calon suamiku kelak." Wanita itu bangkit dengan masih selimut tebal itu membungkus tubuhnya, ia segera memunguti semua pakaian yang tertanggal di atas lantai dan masuk ke dalam kamar mandi, berbeda dengan Kevin. Mimik wajahnya datar, ia merasa ada sesuatu yang hilang, sesuatu yang mulanya menarik di pandangan mata kini terasa biasa-biasa saja, apa karena ia sudah merasakan tubuh gadis itu?
Akhirnya keheningan itu lenyap bersamaan dentuman pintu keluar yang tertutup rapat setelah Cassandra tanpa menoleh ke arahnya justru begitu saja meninggalkannya, siapa perduli? Sekarang Kevin paham jika ia merasa tertarik kepada sosok gadis polos itu karena memang ingin menjamah tubuhnya, setelah berhasil mendapatkan apa yang ia inginkan sudut pandang miliknya menjadi biasa saja.
"Baguslah, wanita itu sadar diri untuk tidak meminta pertanggung jawaban."
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAPPED BY YOU
RomanceGadis polos bernama Cassandra atau kerap di panggil Caca itu melakukan sebuah perjalanan romantis di atas kapal pesiar bersama sang kekasih untuk berlibur romantis, Cassandra begitu mencintai sang kekasih. Namun, sebuah insiden menimpa Cassandra ket...