34 •• Perang Terakhir ••

16 8 2
                                    

10 tahun kemudian ~

Hey, Luna.

Boleh kubilang kau curang disini?

Maksudku, seperti kata orang-orang. Brian, Billy dan Bianca adalah anakku. Yah, meski tak semua orang mengatakannya sih. Tapi yang jelas...

Mereka bukan anakmu seorang diri. Kau pun sebut aku sebagai ayah mereka, bukan disuratmu?

Tapi kenapa? Mereka hanya mewarisi wajahmu dan sedikit sifatku?

Mereka nyaris seperti duplikatmu. Baik tubuh, wajah dan sifat mereka. Semuanya.

Terutama saat mereka sedang tersenyum. Sampai ke struktur gigi merekapun sama denganmu.

Berkali-kali kau pernah bilang, mereka hanya anakmu. Dan kupikir, itu tak ada salahnya juga. Terlepas tentangmu yang tak bisa hamil sendiri.

Setiap hari, sekarang. Aku seperti melihatmu kembali hidup dalam tiga tubuh yang berbeda.

Brian yang peduli dan pandai membersihkan rumah. Billy yang pintar obat-obatan dan otak encer. Kemudian Bianca yang pintar memasak juga rajin.

Terimakasih, sudah meninggalkan mereka sebelum kau benar-benar pergi. Karena aku mungkin saja bisa kesepian jika mereka tak ada.

Dan Arthur. Dia juga anak kita, kan? Maksudku... Dalam kata lain.

Kudengar dari berita yang beredar, dia sempat kehilangan putri pertamanya dua tahun yang lalu. Tapi kini dia masih memiliki putri berusia 4 tahun. Dia menikah dengan penyuka tanaman sama sepertimu. Sekarang Sancaria adalah kota yang damai dibawah kepemimpinannya.

Kami berdamai dengan Sire seperti perintah darahmu. Mungkin sekarang dia sudah sehat setelah meminum teh bunga aeternum. Kabarnya juga kudengar, dia sudah menikah dan memiliki seorang putra berusia 6 tahun. Lalu memimpin Ecestarias juga dengan baik. Catatan kriminalnya juga dilupakan penduduk begitu saja. Seolah-olah lupa dengan beberapa penduduk yang menghilang sepuluh tahun yang lalu.

Lalu kami para penduduk empress, berkelana mencari tempat untuk bermukim.

Empat tahun, kami melakukan perjalanan darat dengan kuda, sapi dan yak. Dan kini tiba di daratan pantai. Kemudian, kami sama-sama membangun beberapa kapal untuk melanjutkan perjalanan. Dan tibalah kami disini.

Sebuah pulau tak berpenghuni yang sangat luas. Pulau yang berada di ujung sisi timur. Yang hanya kami pemiliknya.

"Ayah!!! Melamun lagi..."

Aku tersenyum saat Bianca meraih wajahku. Memaksaku melihatnya. "Apa?"

"Hmmm... Ulang tahun besok... Masih ada surat dari ibu???" Ia bertanya.

Sesaat, aku mengingat jawabannya. Lalu mengangguk pelan. "Tentu saja ada..."

Usia 10 tahun. Sesuai surat yang Luna titipkan, mereka seharusnya sudah mengetahui kebenaran tentang ibunya. Mereka pasti sudah menyadari jika ibunya tak bisa berada di samping mereka karena hal apa. Apalagi selama ini, cerita mengenai perang terakhir selalu dikisahkan berulang-ulang oleh orang tua emperian hingga terasa seperti dongeng di masa lalu.

Padahal, itu hanyalah kisah yang terjadi sepuluh tahun yang lalu. 

"Ayaaaahhhh!!!"

"Ayah!!! Ayah!!!"

Aku melangkah mendekati dua bocah laki-laki yang masuk melewati pagar rumahku. Menunjukkan masing-masing tiga ekor ikan segar di jala yang mereka bawa. Tubuh mereka berdua basah dan aroma garam tercium begitu menusuk dari pakaian yang mereka kenakan.

My Empress | CIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang