E07

1.5K 172 25
                                    

Dua Minggu Kemudian...

Kehidupan Gulf kini sudah semakin membaik dari sebelumnya, Mew kini memperbolehkan Gulf untuk keluar dari dalam kamar dan membiarkan Gulf berjalan-jalan di sekitar rumah miliknya saja. Mew juga sengaja membeli beberapa peralatan perkebunan dan bibit tanaman yang akan Gulf gunakan untuk berkebun, bukannya Mew tak mempunyai tukang taman dirumahnya namun hal itu bertujuan untuk membuat Gulf sedikit sibuk dan tidak melamun terus-terusan di dalam kamar.

"Apa Phi mau membantu Gulf?" Tanya Gulf sambil menatap kedua mata Mew yang kini sedang memperhatikannya.

"Apa kau pikir aku memiliki waktu senggang untuk membantumu?" Kata Mew yang sedikit ketus.

"Maafkan Gulf, Phi." Kata Gulf

"Kau sebaiknya tau batasanmu!!!" Kata Mew

"Baik Phi."

"Hufffttt...." Mew menghela nafasnya dengan kasar.

Gulf mulai terbiasa dengan kata-kata ketus yang keluar dari mulut Mew sekarang. Gulf hanya bersikap biasa dan tidak memasukkannya ke dalam hati. Gulf selalu berharap jika suatu saat nanti setidaknya ada ruang di hati Mew untuk Gulf.

"Kalau Phi tidak mau membantu Gulf, Gulf akan melakukannya sendiri." Kata Gulf

"Itu lebih baik daripada meminta bantuan dari aku!!" Kata Mew

Gulf akhirnya melakukan semuanya sendirian, dari menggemburkan tanah hingga memberi pupuk pada tanah itu agar subur. Mew terus memperhatikan Gulf dan mengarahkan Gulf namun tak mau membantu Gulf.

Beberapa Menit Kemudian...

Kringg... Kringgg....

Hp Mew kini sedang berbunyi tanda seseorang sedang menelfon Mew. Mew mengangkat telfon itu lalu menjalankan kursi rodanya dan sedikit menjauh dari Gulf. Wajah Mew kembali berubah ketika menerima kabar dari seseorang yang menelfonnya itu. Mew kini bingung harus bagaimana memberitahu Gulf bahwa Papanya meninggal karena bunuh diri. Mew tak tega mengubah senyuman Gulf menjadi tangisan saat Gulf telah mencoba untuk tegar setelah kehilangan Mamanya. Dan alasan kenapa selalu Mew yang memberitahu Gulf tentang semua kabar itu karena hp Gulf telah disita oleh Mew, Gulf tak boleh berhubungan dengan orang lain selain dengan Mew. Oleh karena itu Mew akan selalu menjadi orang pertama yang mendapatkan kabar buruk dari keluarga Gulf.

"Kenapa nasib anak itu sangat menyedihkan Tuhan? Bahkan rasa sakit karena kehilangan kakiku mungkin tak akan sebanding dengan rasa sakit kehilangan kedua orang tuanya di waktu yang bersamaan." Batin Mew

Mew kini sedang menatap punggung Gulf yang masih sibuk mengurusi tanamannya. Mew merasa seperti ditarik paksa untuk mengingat kembali kejadian 10 tahun yang lalu dimana di situlah awal kebencian Mew dengan keluarga Gulf.

Flashback On

10 tahun yang lalu..

Papa Gulf yang baru saja memenangkan tender milyaran rupiah mengadakan pesta kemenangannya dengan beberapa staf karyawannya yang membantunya. Papa Gulf merayakannya di sebuah restoran mewah yang berada di tengah kota Bangkok. Malam itu Papa Gulf merayakannya dengan minuman beralkohol dan tak lupa juga beberapa wanita penghibur.

"Ayo minum yang banyak!!! Tidak perlu sungkan!! Aku yang akan membayarnya!!"

Malam itu Papa Gulf ikut minum sampai dia hampir mabuk. Setelah merasa tak sanggup lagi untuk meminum minuman beralkohol itu, Papa Gulf akhirnya memutuskan pulang dan menyetir sendiri kendaraannya. Sepanjang perjalanan ke rumah Papa Gulf mencoba untuk menyetir sambil bernyanyi agar dia tetap fokus, namun na'as saat perjalanan pulang Papa Gulf tak sengaja menabrak seorang anak SMA yang akan menyebrang dan meninggalkannya begitu saja di jalanan. Yaps, anak itu adalah Mew, Mew baru saja pulang dari perpustakaan setelah belajar hingga larut malam. Papa Gulf langsung keluar dari mobilnya dan mengecek keadaan Mew.

"Sial!!" Kata Papa Gulf yang langsung masuk ke dalam mobilnya kembali dan langsung pergi dari tempat itu.

"To-tolong!!!" Kata Mew sambil mengulurkan tangannya.

Beberapa Hari Kemudian...

Papa Mew mencari orang yang menabrak anaknya hingga mengalami cacat setengah badan. Ketika Papa Mew mencari orang yang menabrak anaknya, Papa Gulf memboyong keluarganya pergi keluar negeri dan menyuruh seseorang untuk menghancurkan mobil bukti kejahatannya. Papa Gulf juga tak lupa membayar dan menyuruh seorang polisi untuk menghapus rekaman CCTV.

"Maafkan Papa nak!! Papa ternyata kalah cepat dari orang itu. Dia memiliki kekuasaan sehingga dia bisa melakukan apapun untuk tak membuatnya masuk ke dalam penjara."

"Impian Mew Pa!! Hiks.. Impian Mew menjadi seorang dokter pupus sudah hiks..." Kata Mew

"Maafkan Papa nak!!"

Sejak saat kecelakaan itu, Mew terus berjanji pada dirinya sendiri dan terus berusaha membentuk kekuatannya sendiri agar bisa menyusut tuntas kecelakaan yang dia alami beberapa hari yang lalu. Mew bertekad untuk membuat seluruh keluarga orang yang menabraknya itu hancur.

Flashback Off

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Setelah Gulf mendengar kabar kematian Papanya dari Mew, Gulf langsung membersihkan dirinya dan masuk ke dalam kamar. Setelah kehilangan Mamanya dan berusaha untuk tegar menjalani kehidupannya, kini Gulf merasa sangat hancur ketika diberi kabar tentang kematian Papanya. Papanya tidak meninggal karena sakit melainkan meninggal karena bunuh diri di dalam penjara.

Beberapa Jam Kemudian...

Gulf menatap kearah sebuah bingkai dimana terdapat sebuah foto Papa dan Mamanya yang duduk bersama dan saling berdampingan. Gulf menghela nafas dengan kasar sambil menundukkan kepalanya.

"Hai Pa, maaf Gulf tidak pernah menjenguk Papa dan maafkan Gulf karena telah menyalahkan Papa untuk semua yang telah terjadi kepada kita." Batin Gulf

"Khun, andai dulu Khun bertanggungjawab dan segera membawa aku ke rumah sakit, aku mungkin tak akan cacat selamanya seperti ini. Maaf, aku memang sudah sejak lama berencana menghancurkan keluarga Khun, tapi tidak akan mudah jika Khun tidak mempunyai celah. Beruntungnya Tuhan membantuku untuk membalaskan dendamku kepada Khun!!" Batin Mew

I'm Without You is Empty (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang