4| BATASAN

261 30 9
                                    

Begitu banyak hal yang ingin ku bagikan padamu.

Cerita tentang bagaimana aku begitu mencintaimu.
Begitu merindukanku.
Dan, sangat menginginkanmu di sisiku.

— THE PERFECT SECRET —

***

SEJAK malam itu, rasanya Aryan semakin menjauhi Shabiya.

Atau, hanya perasaan Shabiya?

Ketika waktu sarapan, Aryan akan langsung pergi ketika Shabiya datang. Ketika makan malam juga seperti itu. Membuat Shabiya semakin berprasangka buruk bahwa kehadirannya benar-benar tidak diinginkan oleh Aryan.

Pagi itu, Shabiya baru saja sampai di sekolah bersama Asya yang masih setia merekomendasikan berbagai film pada Shabiya. Rencananya, mereka akan menonton film bersama nanti malam sebelum tidur. Tentu saja, mereka akan melakukannya secara diam-diam karena jika Icha tahu, mereka akan dimarahi.

Banyak yang menyapa Asya, Asya juga dengan senang hati membalas sapaan mereka. Kebanyakan dari mereka adalah kenalannya di eskul. Mulai dari kakak kelas sampai adik kelas. Mungkin, karena semua orang sudah tahu tentangnya, Shabiya juga ikut kecipratan disapa. Padahal, Shabiya tidak mengenal mereka. Shabiya hanya tersenyum untuk menghargai mereka yang sudah mau menyapanya.

Sesampainya di kelas, Shabiya keheranan ada sekotak susu di mejanya.

Asya mengambil susu tersebut. Tidak ada nama pengirimnya. Apakah penggemar rahasia Shabiya?

“Wah-wah, siapa nih yang udah berani-beraninya ngegodain Shabiya? Masih pagi kale,” ujar Asya.

Wajah Shabiya memerah mendengar perkataan Asya barusan.

“Gue nggak tahu, pas gue datang tuh susu udah ada disitu,” ujar Ula, yang terkenal rajin datang paling pagi.

Tak lama, Salsha dan Aoi datang bersamaan. Mereka pun ikut menebak-nebak siapa yang menaruh susu di meja Shabiya.

“Diterima aja, Shabiya. Kayaknya itu emang buat kamu,” ujar Aoi.

“Eh, tapi kalau udah disantet gimana?” Ula menatap susu itu horor.

“Yeee si Ula, masih aja percaya kayak begituan,” Salsha ikut berkomentar.

“Ya udah, di simpan aja dulu kali ya?” Asya memberikan saran.

Akhirnya, Shabiya menaruh susu itu ke dalam laci mejanya. Dia tidak berniat menerimanya sampai tahu siapa yang memberikan itu. Dan apa maksudnya, memberikan Shabiya susu tersebut.

Tepat bel pelajaran pertama berdering, muncul Airin yang nampak ngos-ngosan. Tumben sekali dia datang terlambat.

Airin duduk di bangkunya, di sebelah Salsha.

“Tumben telat, Rin?” tanya Asya yang duduk di belakang Airin.

Jadi, urutan mereka duduk seperti ini.

[NUG's 7] The Perfect SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang