•9•

1.6K 148 12
                                    

08.00 PM apartemen Taufan
___________

"Hali bangun!!! Astaga,apa kau dirumah juga susah bangun??" Gerutuan itu terdengar dari pemuda berparas imut. Dengan hanya menggunakan kaos putih tipis yang kebesaran dan juga celana pendek hitam selutut. Mungkin kalau alpha lain melihatnya dia sudah berada diatas ranjang?..

"Taufan,hari ini tidak ada jadwal kuliah! Biarkan aku tidur." Jawab satu lagi pemuda yang bernama halilintar. Pemuda yang bernama Taufan itu berdecih, kemudian dia berfikir bagaimana agar dia bisa membangunkan pemuda yang tengah berbaring disofa apartemennya ini.

Satu ide jahil di otak Taufan terlintas,dia menyeringai. Taufan kembali kedalam kamarnya mengambil benda yang selalu dia pakai ketika menjahili teman-temannya.

"Hehe...sigledek itu takut balon kan??" Monolog Taufan,dia kembali menyeringai jahil. Ditiupnya benda karet itu, setelah merasa cukup Taufan menghentikan acara meniupnya. "Marah gak yah? Alah masa bodoh,kalau marah yaudah! Salah sendiri juga gak mau bangun." Lagi-lagi Taufan ber-monolog sendiri,dengan langkah pasti dia berjalan keluar dari kamarnya.

Sesampainya didepan halilintar dia kembali tersenyum,tapi kali ini senyumnya semakin lebar. "Hehe...sekali-sekali gapapa kan?" Taufan mendekatkan balon itu tepat didepan telinga halilintar,lalu dia mengeluarkan jarum yang entah darimana dia dapatkan.

"...5

...4

...3

...2

...1

...0"

DOR!

"HUAAAAAA!!!! BALON MELUP MELUP!!" Latah halilintar,dia memegang dada sebelah kiri menetralkan detak jantungnya. Samar-samar halilintar mendengar suara tawa dari belakangnya,dia menoleh dengan cepat dan mendapati Taufan yang melarikan diri kearah dapur.

"TAUFAN!!!" teriak halilintar menggema dipenjuru apartemen Taufan,sedangkan Taufan..dia malah semakin tertawa Karna teriakan halilintar yang terdengar marah(?)

"Haisssss!! Anak itu! Untung sayang!" Monolog halilintar,dia perlahan berdiri lalu berjalan menuju kamar mandi yang ada diluar kamar Taufan ( fyi : kamar mandi Taufan ada dua,satu didalam kamar Taufan,satu lagi diluar kamar. )

Skip •selesainya bersih-bersih diri•

Halilintar berjalan kearah dapur,Indra penciumannya menangkap aroma yang sangat lezat,membuat cacing-cacing diperutnya demo meminta diisi.

Sesampainya didapur,dia melihat Taufan yang sedang menata masakannya juga piring yang akan dia dan halilintar pakai. Halilintar yang masih dalam mode kesal itu akhirnya memasang wajah datarnya,perlahan halilintar mendekat. Taufan yang menyadari kehadiran halilintar itu tersenyum,dia menyuruh halilintar duduk dan hanya diturutin oleh halilintar.

Halilintar dan Taufan makan dengan hening,terutama halilintar yang hanya makan dalam diam,bahkan suara dentingan sendok yang bersentuhan dengan piring saja tidak terdengar.

"Aku selesai,aku akan pulang. Ada beberapa urusan dengan ayah." Halilintar berucap dengan dingin,membuat dahi Taufan mengerut.

"Tunggu." Taufan memegang tangan halilintar untuk menghentikan pemuda itu pergi. "Ada apa denganmu?" Tanya Taufan, kebingungan Taufan semakin menambah ketika halilintar membalikkan badannya menatapnya dengan dingin.

Halilintar menatap Taufan dingin,lalu dia menggelengkan kepalanya. Dia berbalik badan ingin pergi namun lagi-lagi Taufan mencegahnya. Kini Taufan berdiri,dia berjalan mendekat kearah halilintar.

"Ada apa denganmu? Kau marah padaku?" Lagi-lagi Taufan bertanya,tetapi tidak dijawab oleh halilintar. Membuat Taufan menghela nafas kasar. Taufan perlahan mendekat lalu memeluk tubuh tegap halilintar,halilintar? Dia hanya diam,tapi entah kenapa tangan kanannya itu melingkar di pinggang kekasihnya.

"Maaf-maaf,aku hanya membangunkanmu-" Taufan mengadakan kepalanya menatap manik Ruby yang juga sedang menatapnya. "-apa dirumah kau juga sulit dibangunkan hm?" Lanjut Taufan,halilintar menggeleng membuat Taufan tersenyum.

"Tapi haruskah dengan cara seperti itu?" Tanya halilintar dengan satu alis yang dia angkat. "Tidak,tapi aku sudah membangunkanmu sedari tadi hali. Jika aku tidak memakai cara tadi bagaimana bisa aku masak?" Balas Taufan diiringi pertanyaan.

Halilintar tersenyum tipis,tangan kirinya memegang dagu Taufan membuat Taufan sedikit terkejut tapi detik selanjutnya dia tersenyum. Perlahan bibir keduanya mendekat, halilintar sedikit memiringkan kepalanya begitu juga dengan Taufan..

...

...dan

...

CUP!

Bibir keduanya bertemu,perlahan Taufan mengalungkan lengannya pada tengkuk leher halilintar. Sedangkan tangan kiri halilintar semakin menekan tengkuk Taufan memperdalam ciuman mereka.

Halilintar menjilat bibir bawah Taufan,memberi kode untuk akses agar lidahnya masuk. Taufan yang paham perlahan membuka bibirnya,halilintar yang mendapatkan celah dengan cepat memasukkan lidahnya kedalam mulut Taufan.

Lidah Taufan dan halilintar beradu membuat suara decakan nyaring diruangan itu. Lidah Halilintar mengabsen satu persatu gigi putih Taufan,lalu beralih menjilat langit-langit mulut kekasihnya.

"Mmph.." halilintar perlahan melepas tautan mereka,keduanya terengah,mengambil nafas rakus. Halilintar menatap Taufan yang wajahnya sekarang ini sudah memerah,dia terkekeh. Halilintar menghapus air liur yang berada disudut bibir Taufan, membuat Taufan yang tadinya melirik kearah bawah kini menatap kearah halilintar.

"Haruskah aku memberimu hukuman?" Ucap halilintar,Taufan menggeleng cepat,membuat halilintar tertawa pelan. "Aku hanya bercanda,sana siap-siap aku akan mengajakmu kerumah." Ucap halilintar,Taufan mengerutkan dahinya bingung. "Perjodohannya kan Minggu depan hali? Kenapa Taufan kesana sekarang?" Tanya Taufan,halilintar yang gemas akhirnya mencubit pelan hidung Taufan,membuat Taufan mengaduh pelan.

Halilintar menangkup kedua pipi Taufan,membuat perhatian Taufan yang tadinya mengelus hidungnya sendiri kini teralih menatap kearah manik Ruby didepannya. "Sayang dengar! Lebih cepat lebih baik bukan? Hari ini aku kenalkan pada mama dan papa,Minggu depan dengan keluarga." Kata halilintar,Taufan diam seketika. detik berikutnya dia mengangguk pelan,membuat halilintar tersenyum.

"Gih siap-siap,aku tunggu didepan." Perintah halilintar sekali lagi,Taufan mengangguk lalu perlahan melepas tangan Halilintar dipipinya,setelahnya dia ngacir kekamar. Halilintar yang melihat itu hanya geleng-geleng saja.

"Siapa yang tidak menerimamu Taufan? Omega terkenal dipenjuru Malaysia."





















































TBC...

•TAUFAN• [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang