12. Sebuah Rahasia yang Terungkap

870 146 7
                                    

📍TYPO BERTEBARAN!📍

[Tiga hari kemudian.]

Lenda, Caroline, dan Rosella. Sedari pagi sudah sangat dibuat heboh pasal ulang tahun nona mereka pada hari ini. Blaise dan putrinya. Marisa. Pun juga ikut merayakan hari ulang tahun Lenda dengan berpergian jauh dari Istana Garnet menuju Istana kediaman sang Putri. Istana Emerald.

Mereka ber-lima kini berada di taman Istana Emerald-Lebih tepatnya di sebuah Gazebo yang bertepatan di taman Istana Emerald.
.
.
.
"Nona! Selamat hari ulang tahun!" -Caroline & Rosella.

"Yeah! Selamat hari ulang tahun ke-empat belas tuan putri!" -Marisa.

"Saya berharap yang terbaik untuk tuan putri." -Blaise.

"Ya! Kami juga berharap yang sama!" -Kata Caroline mewakili perasaan Rosella dan Marisa.

Lenda menatap Datar ke-empat orang itu. Entah ia harus bagaimana untuk menanggapi perkataan mereka barusan. Pasalnya. Ini merupakan hari permata ia merayakan ulang tahun-nya seumur hidup. Tentu saja ia akan bingung.

Namun satu pertanyaan yang ada pada benaknya sekarang adalah.

"Kenapa kalian bisa seheboh ini? Sebegitu special kah hari ulang tahunku? Kalian aneh." -tanya Lenda yang sontak saja membuat ke-empat orang itu melebarkan kedua bola matanya.

"Nona! Apa yang anda bicarakan?! Tentu saja hari ulang tahun nona itu penting!" dengan begitu dramatisnya Caroline lanjut berkata. "Sungguh! Sebelum nona tinggal di Istana Yang Mulia. Nona sangatlah sulit untuk di ajak merayakan hari ulang tahun-nya sendiri!-Dan akhirnya! Atas perintah yang Mulia Raja! Hari ulang tahun nona akan dirayakan pada hari ini juga! Oh ya tuhan! Betapa bahagianya hatiku!" ungkap perasaan Caroline panjang kali lebar.

Caroline menoleh dan bertanya langsung kepada Rosella. "Kau juga sama sepertiku kan Rose?"

Rosella yang ditanya demikian dengan semangat ia mengangguk.

"Apa?! Jadi sebelum nona tinggal di istana ini, nona belum pernah sekalipun merayakan hari ulang tahun nona?!" pekik Marisa. Keheranan.

"Tidak sama sekali! Memang sulit untuk di percaya. Namun itu benar faktanya!" -jawab Rose.

Blaise menatap sengit putri sulungnya itu. "Marisa, jaga ucapanmu di hadapan tuan putri." ucap sang ayah dengan intonasi nada dingin.

Marisa sontak saja dibuat bergidik ngeri sekaligus ketakutan menatapi ayahnya tadi.

Marisa menggaruk sebelah pipinya yang tidak gatal. "Ah. I-itu. Maafkan aku ayah." dan diakhiri dengan senyuman polos darinya.

"Ahahaha! Paman tidak perlu khawatir! Nona Lenda tidak akan marah hanya karena masalah kecil seperti itu! Tidak seperti bangsawan pada umumnya. Hal kecil saja di jadikan masalah besar bagi mereka. Menyebalkan sekali." gerutu Caroline kepada semua orang di sana.

Lenda menaikan sebelah alisnya menatap heran pelayan setianya yang satu ini. "Bagaimana bisa kau beranggapan seperti itu?" tanya Lenda sedetik kemudian.

Seketika Caroline dibuat terkejut dan menoleh patah-patah mengarah ke sang putri.

Lenda kembali menaikan sebelah alisnya di saat Caroline balik menatapinya. Dalam artian 'Sudah sadar akan kesalahanmu?'

Lantas Caroline berucap. "Eh-Ekhem. Se-Sepertinya saya sudah salah bicara. Tolong lupakan perkataan saya tadi."

"Pfft-" Marisa dan Rosella seketika dibuat menahan tawa melihat Caroline dibuat sebegitu ketakutan kepada nona mudanya tadi.

Emergence Obelia's First Daughter [WMMAP X OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang