F

468 28 0
                                    

Dulu maupun sekarang, Sasuke tetap sama. Brengsek.

.

"Sasuke, kau masih sayang tidak?"
"Tentu, Sakura"

.

"Kau bilang aku satu-satunya!"
"Kau memang satu-satunya"

.

"Kau bilang akan tetap mencintaiku!"
"Aku masih mencintaimu, Sakura"

.

Bohong, Sasuke bohong.
"Aku merasa pengap, bisakah kita break sejenak. Aku butuh ruang, Sakura" ucap Sasuke mengakhiri pertengkarannya dengan Sakura.
.
Tapi Sasuke tak pernah kunjung mengabari, tak pernah berucap rindu lagi, tak ada telpon di malam hari, tak ada sambutan di pagi hari, bahkan tak ada lagi balasan dari Sasuke.
.
"Kau ingin putus? Aku lelah, Sasuke."
"Jika, iya, bagaimana?"

Sasuke masihlah sama, dulu maupun sekarang. Sasuke yang akan selalu meninggalkan Sakura. Bahkan tanpa Sakura tahu apa kesalahannya. Sakura selalu menerka, kesalahan apa yang dia perbuat hingga pantas mendapatkan perlakuan seperti ini. Lagi-lagi Sasuke tak pernah menjelaskan.

Untuk sekedar bertanya apa alasan pun Sasuke selalu menghindar. Sakura tak pernah sempat bahkan sekalipun untuk mengumpati Sasuke bajingan.

"Sial, dia memang bajingan, Sakura. Sudah kubilang si keparat itu hanya mencari selangkangan."

Ino benar, Sasuke bajingan. Seharusnya aku bersyukur bisa berakhir dengannya.

FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang