26 | Sarapan yang aneh

1.3K 324 46
                                    

b a g i a n | 26 |  Sarapan yang aneh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

b a g i a n | 26 |  Sarapan yang aneh

———————————————

.

.

.

.

.

.

.

Masih menjadi misteri kenapa belakangan ini Papa bersikap baik kepada Leo. Anak lelaki itu bahkan dibuatkan sarapan, ditanyai pasal sekolah dan perkembangan nilainya tanpa ada satupun ejekan, dan yang lebih anehnya lagi, Papa melakukan itu semua diiringi senyuman.

Seperti halnya kali ini, Papa berdiri di depan pintu kamar Leo. Anak itu sedikit terkejut karena Papa membawa satu toples stawberry yang dingin dan menyuguhkan buah itu kepadanya. "Pa?"

"Makan buah di pagi hari itu baik."

Jisel dan Mama ada di ruang makan, menyiapkan hidangan pagi ini yang menyeruakkan aroma sedap. Papa dan Leo berjalan beriringan, Papa merangkul Leo dengan lengan kokohnya. Sungguh, semua terasa kaku sekaligus menyenangkan, tapi sebetulnya ada apa?

"Wah hari ini ada sup ikan!" Papa berucap antusias. Baik Jisel, Leo, maupun Mama dirundung rasa bingung. Papa tidak pernah seceria ini. Ini seperti bukan Papa. "Makasih ya Ma, makasih ya Jisel. Leo, ayo duduk. Cepetan, nanti keburu siang."

"Yo, kamu tau Papa kesambet apa?"

"Enggak, udah kayak gini dari tiga hari yang lalu."

Leo dan Jisel saling berbisik, Papa memergoki. "Hayo, kalau udah di meja makan nggak boleh gosipin Papa. Udah Ma, ambilin semua lauknya ke piring anak-anak. Ntar telat lagi mereka. Jisel hati-hati ya berangkat kerjanya, Leo juga jangan pulang sendirian nanti. Oke?"

Leo melirik Jisel, "itu Papa kenapa sih?"

"Kalau kamu nanya Kakak, Kakak nanya siapa Yo?" Jisel membalas bingung. "Setau Kakak, Papa mulai kayak gini pas abis ketemu orang."

"Siapa?"

"Kata asisten Papa, mereka dapet undangan makan di rumah salah satu diplomat. Entah ngobrolin apa, abis pulang dari sana Papa udah ramah gitu, aku dibeliin boneka sama bantal leher tiba-tiba, katanya biar nggak capek kerja."

"Aku juga, tiba-tiba ada gitar di kamar." Leo mengangguk membenarkan. "Jangan-jangan Papa mau meninggal."

"Hush!"

Rumpang | haechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang