Eitsss...
Bentarr bentarr....
Pencet duluu dongg bintangg di bawah samping kiriiinya hihihihi jangann lupakk jugakk komennyaaa, penting banget nuihh ceunahh >.<
Okeee, udahh??
Happy reading-!
Baru saja membuka mata, Hedy sudah merasa begitu lelah. Ralat, bukan lelah, lebih tepatnya dia sudah merasa males duluan untuk melakukan aktivitas hari ini. Ini saja dia baru bangun tidur, belum nanti kembali beraktivitas. Ciri-ciri anak mageran memang seperti ini, jadi tidak heran lagi.
Pagi-pagi Hedy sudah di buat pengang mendengar ocehan Mamaknya yang memang sudah menjadi kebiasaan rutinnya setiap pagi.
"Kamu tu bangun sendiri napaa, cem mana kalo kerjaa nantii, ngekos sana sini, sapa yang mok bangunin?! Mamak gak ada, bapak gak adaa, mbokk yak mandiri toh ndok," oceh Mamaknya sambil mengoseng-ngoseng di atas wajan.
Hedy tidak memperdulikan ocehan Mamaknya itu yang nyerocos tiada henti, dia hanya sibuk memasuki semua bukunya ke dalam tas, karena jamnya sudah menunjukan 06.35 yang berarti 10 menit lagi pintu gerbang sekolah akan tertutup.
"Mak, Edy berangkat," ucap Hedy yang berlari menghampiri Mamaknya untuk berpamitan terlebih dahulu. Biar selamat nanti di jalan karna doa orang tua.
Mamaknya mendekatkan wajahnya tepat di rambut Hedy sambil sedikit mengendus-endus,"Euhmm... Ambuneee tengtengan, gak keramas kamu ya?!" Tanya Mamaknya dengan ekspresi tidak suka yang di buat-buat.
"Gak sempet Mak, dah ya Edy berangkat, dahh"
~ ~ ~
Tidak mengambil waktu lama hingga sampai di sekolah, karena Hedy dengan akhlaknya menancap gas di atas rata-rata. Untung saja tidak begitu banyak polisi.
Tidak tau ini sekolah memang merubah jam masuknya agak lebih lambat atau bagaimana. Tapi saat Hedy sampai di sekolah, pintu gerbang sekolah masih terbuka lebar untuknya. Padahal tadi Hedy sempat berpikir kalau nasib dia kali ini akan telat. Apa memang dia tepat waktu?
Hedy kembali menancapkan gas motornya menuju parkiran, memilih untuk tidak berpikir terlalu panjang. Sudah syukur dia hari ini tidak mendapatkan nasib buruk.
Sebelum melangkahkan kakinya meninggalkan parkiran, Hedy celingak-celinguk sebentar kesana kemari. Mecoba memastikan kalau dia kali ini tidak akan mendapatkan gangguan yang akan merusak mentalnya di pagi hari.
Akhirnya bisa bernapas lega, Hedy melangkahkan kakinya berjalan menuju koridor sekolah. Tapi baru saja melangkahkan kakinya sebentar, (lagi dan lagi) dia sudah di buat terkejut dengan gadis yang sudah tidak asing lagi kalau bukan Cessa, si gadis gila ini. Ia dengan akhlaknya muncul tiba-tiba di balik semak-semak dekat gerbang sekolah.
"PAGIIIKUU CERAHH, MATAHARI BERSINAR~"
Hedy yang mendengar itu hanya bisa terdiam di tempat sambil menutup telinganya rapat-rapat. Sangat disayangkan bila telinganya dibiarkan untuk mendengarkan teriakan gadis itu.
"Tolong, masih pagi," ucap Hedy sambil sedikit menekan dengan ekspresi yang benar-benar melas. Ingin rasanya dia sujud memohon tepat di depan gadis itu, mohon-mohon untuk tidak mengganggu dia selama dia masih hidup. Tapi yang ada bisa-bisa jatuh harga dirinya di depan gadis itu.
Cessa hanya cengengesan saja tanpa dosa, "Seperti ucapan saya kemarin, ini sayaaa bawaa bekal buatt aa, dimakan yakk a," ucap Cessa dengan semangatnya sambil menyodorkan kotak makan berwarna kuning.
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle | Lee Haechan ✓
Fanfic[Completed] Perjuangan, keberanian, dan kepercaya dirian, semua menjadi satu. Namun, apakah perjuangannya akan berhasil?