30. Perkelahian

5.8K 774 18
                                    

Kirana sedang menunggu sup masak ketika Akram keluar dari kamar. Menoleh sekilas untuk melempar senyuman pada pria itu yang membalasnya dengan hal serupa.

Lalu mematikan kompor, kemudian mengambil mangkuk untuk memindahkan sup tersebut.

Menghampiri Akram lalu memberikan sup tersebut. Juga nasi.

"Keadaan kamu gimana?" tanya Kirana pada Akram yang masih terlihat pucat.

Pagi-pagi sekali pria itu meminta bantuan padanya ingin dimasakkan sup. Makanya ia ke unit pria itu. Membawa bahan untuk membuat sup. Untung saja ia dari belanja kemarin.

"Udah mendingan kok. Makasih ya?" ujar Akram tersenyum tipis.

"Iya sama-sama," balas Kirana ikut tersenyum tipis. "Em astaga," gumamnya lalu memutar badannya ke arah dekat kompor untuk mengambil ikan yang sudah digorengnya. Lalu meletakkan di hadapan Akram. "Dimakan, Ram."

Akram menatap ikan itu sejenak lalu menatap Kirana. "Maaf Ki. Saya gak makan ikan."

Kirana terdiam sejenak lalu meringis. "Duh, saya gak tau. Harusnya saya goreng ayam ya. Tunggu ben..."

"Gak usah. Ini udah cukup kok. Cuma sarapan."

"Em... oke." Kirana tersenyum sungkan. Ia pun mengingat jika pernah memberi Akram pempek. Raut wajah pria itu terlihat aneh mungkin karena terpaksa menerimanya. Lalu saat makan di unitnya, Akram tak menyentuh sedikit pun ikan.

"Kenapa gak makan?" tanya Kirana seraya duduk di kursi yang kosong. Menatap Akram yang sedang meneguk air.

"Waktu kecil pernah keselek tulang ikan. Saya trauma dan sampai sekarang gak pernah makan." Akram tertawa, diikuti Kirana.

"Kalau saya trauma makan kepiting."

Akram menoleh menatap Kirana. "Kenapa?.

"Soalnya waktu itu jariku dijepit tangan kepiting." Menunjukkan jari telunjuknya sebelah kanan. Terdapat bekas luka di sana. Padahal sudah bertahun-tahun lamanya. "Hampir putus."

Jarinya dipegang Akram membuatnya tersentak. Pria itu menatap lamat bekas luka tersebut lalu menatapnya. "Parah banget dong." Melepaskan jarinya.

Kirana mengangguk pelan. "Hm. Saya dibawa ke rumah sakit. Makanya sampai sekarang saya gak mau makan kepiting, walaupun bukan saya yang masak."

Keduanya tertawa. Akram melanjutkan makannya sampai habis.

Kirana hendak mencuci piring, tapi Akram mencegah. "Nanti kamu telat," ujar pria itu.

"Tapi dapur kamu kotor banget. Bentar doang kok sa..."

"Nanti ada housekeeping yang datang. Sana kamu berangkat."

"Oh oke. Saya pergi dulu. Nanti kalau pulang ke sini lagi."

"Iya." Akram tersenyum tipis. Mengantar Kirana hingga depan pintu.

Wanita itu kembali menoleh menatapnya. "Kamu butuh apa? Nanti saya belikan."

"Matcha tiramisu di toko cake and coffee."

"Oh oke."

"Ngerepotin, gak?

"Enggak kok. Saya pergi dulu."

"Hati-hati Kirana."

Kirana terdiam sejenak lalu tersenyum. Melenggang pergi turun ke bawah. Menuju ke arah mobil Naka.

Padahal sudah ia larang pria itu menjemputnya. Tapi, seperti biasa Naka tidak akan mengindahkan.

"Kamu udah sarapan?" tanya Kirana menatap Naka.

Love Makes HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang