Hari libur Clora sudah berakhir. Dirinya harus kembali menjalani rutinitas seperti biasanya. Clora memasuki kelas dan matanya langsung disuguhkan Alea yang sedang menyapu kelas. Clora mengernyit lalu tertawa melihat raut wajah Alea yang cemberut.
“Ih rajin banget!” ujar Clora seraya menaruh tasnya.
“Gara-gara minggu kemarin gue kabur pas piket, sekarang gue disuruh nyapu. Padahal gue udah ngasih 10 ribu tapi si Oliv gak mau.” Alea berdecak kesal.
Clora tertawa.
“Lo juga ngapain pake ninggalin gue segala kemarin?” Alea menatap sinis Clora.
“Oh iya, sori ya, gue ada urusan mendadak.” Clora memasang wajah imut.
“Katanya Mama Papa Clora ke sini?” Celin yang dari mejanya melangkah mendekati Alea dan Clora.
Clora menggumam.
“Dibawain oleh-oleh gak?”
“Enggak.”
“Yaahh....” Celin memanyunkan bibirnya kecewa.
Clora tertawa. “Bohong. Nanti ke apartemen gue aja.”
Alea yang berdiri tak jauh dari keduanya, mendengar semua percakapan teman-temannya itu. Kedua bola mata Alea terlihat berbinar. “Ih gue mau dong!” Alea menyahut.
Clora mengacungkan jempolnya lalu pergi ke tempat duduknya. Ia berbalik badan karna ada Yuna di belakangnya. Temannya itu tampak murung, tidak seperti biasanya. Clora melihat mata Yuna sedikit bengkak seperti orang yang baru saja menangis.
“Lo kenapa, Na? Ada masalah?” tanya Clora.
Yuna menghela napas. “Lo tau Damar?” Clora mengangguk. “Kemarin dia nembak gue tapi gue tolak.”
“Lah kenapa?”
Yuna mencondongkan tubuhnya ke arah Clora agar posisinya lebih dekat. Ia berkata pelan walaupun kelas masih sepi. “Gue tolak karna Papa gue korupsi di perusahaan Papanya Damar.”
Clora terkejut.
Yuna tersenyum kecil melihat respon Clora. Cewek itu lagi-lagi menghela napas. Sangat terlihat sekali temannya itu tengah menghadapi masalah yang berat.
“Kaget kan lo? Sama gue juga apalagi Mama gue. Gue bener-bener stress banget kemarin karna Papa gue ditangkap. Gue juga stress karna Bundanya Damar baik banget sama gue. Gue gak bisa bayangin gimana kecewanya dia waktu tau Papa gue korupsi diperusahaannya.” Mata Yuna berkaca-kaca lalu menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan.
Clora turut sedih mendengarnya. Ia berpindah duduk menjadi di sebelah Yuna dan memeluk sahabatnya itu.
“Gue bener-bener gak nyangka Papa gue bisa ngelakuin hal kayak gitu.” Yuna terisak. Clora mengusap-usap bahu Yuna.
Setelah Yuna lumayan tenang dan sudah mengusap air matanya, Clora sedikit menjauh.
“Pulang sekolah Damar pasti jemput gue. Gue gak tau lagi harus naruh muka gue di mana karna gue malu banget buat ketemu dia. Damar baik banget walaupun dia udah tau kalau Papa gue jahat. Dia tetep baik dan mau deketin gue meskipun udah gue tolak.”
—oOo—
Saat sekolah selesai, seperti biasa Clora akan keluar bersama teman-temannya. Namun kali ini mereka tidak akan berpisah karna Yuna, Alea dan Celin akan bermain dahulu ke apartemen Clora.
Clora menoleh pada Alea yang berjalan di sampingnya karna habis melihat Damar menunggu cewek itu di depan gerbang. Entah bagaimana Damar selalu datang ke sekolahan Yuna padahal jam pulang sekolah cowok itu sendiri lebih lama dibanding sekolah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PROTECTOR LEO
Teen FictionClora Ellena Angellin, cewek cantik yang sudah berkali-kali diselamatkan oleh Leo, cowok pentolan anak SMA Ksatria yang menyelamatkannya ketika ia terjebak di tengah-tengah tawuran antar sekolah yang terjadi. Berkali-kali Clora bertemu dengan cowok...