Sudah beberapa kali ia mencoba mengingat kejadian malam itu, namun nihil tak sedikitpun bayangan akan kejadian malam itu.
Apa ia sungguh meniduri gadis itu?
Taehyung terkesiap mendengar dering ponselnya sendiri.
"Eoh arasseo"
Tak ada pembicaraan yg lebih, ia segera memutus sambungan dengan wajah yg seakan berat menyutujui pembicara di seberang sana kemudian ia bangkit dari sandarannya dan menjatuhkan diri di kolam renang luas nan dingin. Memejamkan mata serta merasakan tusukan dingin air kolam yg menyerbu tubuhnya. Geure orang itu benar, takdirnya tidak bisa dirubah meski ia telah berusaha mengubahnya. Orang itu benar, terlalu naif jika berpikir takdir itu sederhana.
Malam ini akan terasa lebih panjang.
***
"Elena,, a-apa kau tidak berbohong padaku?"
"Tentang apa? Bersedia menjadi istrimu?"
"M-malam itu, apa kita sungguh melakukannya?"
"Apa kau sungguh tak ingat?"
"Bukan begitu, aku hanya ingin mendengar jawabanmu sekali lagi."
"Aah begitu, Taehyung ahh aku rasa bulan ini aku terlambat. Aku senang kita akan menikah lusa."
Deg!
Taehyung tersentak menelan salivanya kasar mendengar perkataan gadis yg kini sedang bersamanya di balkon kamar menatap langit malam yg terasa hampa tanpa bintang ataupun sinar bulan. Tidak seperti saat sedang bersamanya.
"Apa arti ucapanmu Elena?"
"Emm entahlah, aku akan memberitahumu jika sudah pasti."
Apa tak ada harapan untuknya kembali pada ia yg dulu?
"Taehyung ahh, kenapa kau selalu tak memberi jawaban yg sedikit lebih panjang saat aku meneleponmu?"
"Aku tak punya banyak waktu untuk itu."
"Apa karena persiapannya? Baiklah aku mengerti tapi, jangan hanya berkata 'eoh arasseo kalau aku bilang akan datang ke rumahmu. Setidaknya kau bisa menanyakan 'apa perlu aku jemput? Atau semacamnya. Kau ini dingin sekali!"
"Elena,, bukankah kau juga tahu aku tak suka omong kosong atau berbasa basi."
"Aiigoo kau kaku sekali sayang."
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Taehyung | 'Behind The Since' |
ФанфикHidup bukanlah untuk sekedar dijalani. Butuh usaha untuk segala kejadian yg ada di dalamnya. Meski harus banyak berkorban dan tersenyum palsu, bukankah usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil? Lantas mengapa menjadi tabu saat memperjuangkan kasih...