❄ INAT 11

3.3K 399 19
                                    

Winter mengerjap pelan saat merasakan sinar matahari menerpa masuk kedalam penglihatannya.

Jaemin kembali menutup tirai yang baru saja ia buka saat melihat Winter mulai terbangun.

Tiba-tiba Winter langsung terduduk panik, lebih tepatnya ia terlihat ketakutan.

Jaemin menghampiri Winter yang tertunduk , tubuhnya terlihat bergetar kecil.

"kau sudah aman sekarang, jangan takut" Jaemin hendak memegang bahu Winter guna menenangkannya, namun Winter langsung menghindar.

"aku sudah meminta ijin selama 3 hari kedepan, kau bisa beristirahat disini dulu" ucap Jaemin, terdengar lembut.

Winter terdiam, masih dengan wajah tertunduk. Kejadian kemarin masih melekat jelas dipikirannya.

Jaemin melangkah keluar, Winter sedikit mengangkat wajahnya saat melihat Jaemin.

Ia juga melihat dirinya masih berpakaian seragam kemarin. Sepertinya Jaemin tak berani mengganti baju nya.

Winter meringis pelan saat ia menggerakkan mulutnya, terasa sangat perih dan sakit secara bersamaan.

Ia melihat pergelangannya yang sudah diperban rapi, begitu juga dengan pergelangan kaki nya.

Tak lama kemudian Jaemin kembali dengan semangkok bubur diatas nampan dan segelas air.

"makan dulu, setelah itu minum obat ini" Jaemin meletakkan nampan itu diatas meja samping kasur.

Jaemin mengangkat mangkok yang berisikan bubur, mendudukkan dirinya di samping Winter.

"maaf aku tak berani mengganti seragam mu" ucap Jaemin merasa bersalah, awalnya ia hendak mengganti seragam Winter dengan piyama nya, namun ia ragu saat kancing seragam Winter sudah terbuka setengah.

Winter mengangguk kecil, ia ingin menjawab, tetapi ia kesusahan menggerakkan bibirnya.

Jaemin menyendok sedikit bubur dan mengarahkan sendok itu ke depan mulut Winter.

Perlahan Winter membuka sedikit mulutnya, menerima suapan Jaemin. Jaemin merasa lega karna Winter menerima suapannya.

Beberapa belas menit kemudian Jaemin selesai menyuapi Winter, ia mengelap sisa bubur di sudut bibir Winter secara perlahan.

"t-terima...kasih" ucap Winter kesusahan.

"jangan memaksakan, kau bisa berterimakasih padaku setelah kau sembuh"

Winter kembali mengangguk kecil sebagai jawaban.

Jaemin membantu Winter meminum obat yang sudah ia hancurkan sebelumnya agar Winter lebih mudah menelannya.

Winter menahan rasa pahit obat yang Jaemin berikan. Ia segera minum air putih dengan bantuan Jaemin.

Jaemin kembali membaringkan tubuh Winter perlahan. Lelaki berambut merah muda itu menyentuh pelan kening Winter.

Suhu badan Winter sudah kembali normal. Winter menatap Jaemin yang menjaga nya dengan baik. Ia merasa sangat bersyukur saat ini.

***

Winter menatap ke arah jam dinding, waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore dan Jaemin masih setia menjaganya didalam kamar.

Jaemin menyibukkan dirinya dengan mengerjakan tugas sekolahnya. Winter menatap Jaemin yang serius mengerjakan tugas di meja belajar.

Sebenarnya Winter ingin membersihkan tubuhnya sedari tadi, namun untuk menggerakkan badannya saja ia kesusahan.

Winter merasa sangat tidak nyaman masih mengenakan seragam sekolah kemarin, terdapat noda darah juga di seragamnya.

Jaemin menatap ke arah Winter yang terlihat bergerak tak nyaman. Lelaki itu baru menyadari Winter belum mengganti seragamnya sejak kemarin.

"kau mau mandi?" tanya Jaemin.

Winter mengangguk, Jaemin beranjak dari duduknya menghampiri Winter. Ia terlihat berpikir sebentar.

Jaemin menggendong tubuh Winter perlahan, berusaha tak menyakiti tubuh Winter.

Winter sedikit terperanjat saat Jaemin menggendongnya. Namun ia hanya bisa terdiam membiarkan Jaemin.

Jaemin mendudukkan Winter diatas closet duduk dan berjongkok dihadapan gadis itu.

"a-aku bisa sen...diri" ucap Winter.

"aku akan membantumu, luka di tanganmu masih belum kering, aku tak akan melihat" sahut Jaemin.

Jaemin menutup matanya saat kedua tangannya sudah berada di kancing pertama Winter.

Winter berdegup kencang saat Jaemin  membuka kancing baju nya. Ntah kenapa Winter merasa aman dan ia dengan Jaemin.

Jaemin sudah membuka semua kancing seragam Winter dengan mata tertutup.

Perlahan Jaemin melepas seragam Winter, meski ia sedikit kesulitan dengan mata tertutup.

"maaf aku akan membuka...." Jaemin menggantung kalimatnya, Winter merasa wajahnya sangat panas kali ini. 

Jaemin meraba ke arah resleting rok Winter yang berada dibelakang. Lengannya bersentuhan dengan kulit pinggang Winter yang terekspos.

Setelah berhasil menemukan kait rok Winter, Jaemin melepaskannya dan menurunkan resleting rok Winter.

Setelah rok Winter terlepas, Jaemin berdiri dan membalikkan badannya, ia membuka matanya, mengerjapkan matanya berkali-kali.

Jaemin meletakkan seragam Winter diatas meja wastafel. Saat ini Jaemin ragu, apa ia bisa memandikan Winter? Sejujurnya Jaemin ingin meminta bantuan bibi nya atau kakak sepupu nya, tapi rasanya akan lebih aneh lagi jika bibi atau kakak sepupunya melihat keadaan Winter.

Winter merasa sangat canggung , ini pertama kali nya ia berada di dalam kamar mandi bersama seorang pria, apalagi pria itu akan membantunya mandi.

"aku akan menyelesaikannya dengan cepat" ucap Jaemin tiba-tiba.

Jaemin memejamkan matanya kembali, ia membalikkan badannya dan melangkah selangkah kedepan.

"maaf aku akan membuka...." Jaemin kembali menggantung ucapannya lagi. Winter tau Jaemin hendak melepas bra nya.

"ya" ucap Winter sepelan mungkin.

Karna sudah mendapat ijin, Jaemin berjongkok kembali di hadapan Winter, meraba bagian punggung Winter hingga ia menemukan pengait bra Winter.

Jaemin melepas pengait itu dengan mudah, jangan ditanya mengapa ia bisa melepas pengai bra, karna dia adalah remaja yang sudah pernah menonton film dewasa.

Rasanya sungguh canggung sekali saat Jaemin menurunkan bra Winter , Jaemin kembali berdiri dan membalikkan badan.

Ia kembali membuka matanya , menaruh bra Winter diatas meja wastafel dengan canggung.














Martabak.

I'm Not A Toy ( Winter x NCT Dream )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang