10-'Day 1' Tebing Harapan: Holy Land for Fans

26 3 1
                                    

Bagaimana rasanya meminum seteguk air setelah seharian tidak minum apa-apa, mendapat sinar matahari setelah semalaman tidur, atau mendapat siraman air di kepala setelah seharian bekerja?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagaimana rasanya meminum seteguk air setelah seharian tidak minum apa-apa, mendapat sinar matahari setelah semalaman tidur, atau mendapat siraman air di kepala setelah seharian bekerja?. Bersih tenang,  sejuk, damai dan nyaman. Kata sifat itulah yang cocok mendeskripsikan perasaan Seung Gi saat ini.

Seung Gi masih berdiri di tebing dengan pemandangan menakjubkan di depannya.  Ia tidak tau apa yang harus ia ungkapkan, yang jelas Seung Gi kagum.  Mang Sapri yang sudah berkali-kali ke tebing itu pun menyingkir karena ingin merokok, suasana yang nyaman memang membuat orang ingin melakukan hal yang merelaksasi diri.  Bagi Mang Sapri hal itu adalah merokok.

"Cantik bangeeeeet!!!" teriak Lala sambil mengacungkan kameranya. Teriakan itu sukses menarik perhatian beberapa orang yang sudah sampai di lokasi terlebih dahulu.  Ada lima orang penduduk Pulau Jalan yang tengah berselfie ria. Lala dengan kamera besarnya tentu sukses menarik perhatian mereka, tapi jangan bilang conten creator jika masih malu-malu ketika diperhatikan orang.

Hana dan Jasmin mungkin juga akan seantusias Seung Gi dan Lala, kalau saja Jasmin tidak sibuk merengek lelah dan Hana sibuk menggelar tikar di bawah sebuah pohon yang besar.

"Na,  rentang tikarnya dekatin ke pohon lagi dong,  aku mau nyanderan."
Hana memutar bola mata,  "Iya Nek,".

Anehnya tidak ada bantahan dari Jasmin. Jasmin biasanya selalu siap dengan balasan ledekan dari Hana,  tapi kalau Jasmin sudah diam dan pasrah berarti Jasmin sudah benar-benar lelah. Hana ikut mendudukkan diri di sebelah Jasmin.  Ia memandang punggung Seung Gi dan Lala yang masih terpesona dengan pemandangan di hadapan mereka. Hana senang karena sepertinya keputusan untuk membawa Seung Gi dan Lala ke sini adalah keputusan yang baik.

"Ngapain pakai bawa-bawa tikar sih Na,  kan kita kotor juga. " celetuk Jasmin

"Biarin deh, biar ala-ala piknik gitu. " balas Hana "Ntar kita bisa sekalian makan disini. "

"Kadang aku bingung dengan kerempongan hidup kamu Na. " ujar Jasmin.

"Biarin.. " ujar Hana sambil membuka sebuah permen milkita dan menjejalkannya ke mulut.

Seung Gi yang mulai sadar dari keterpesonaannya berjalan ke arah Hana dan Jasmin.  Ia meletakkan tas besar dan jaketnya di tikar.  Ia juga mengeluarkan buah kerja kerasnya selama lebih dari dua minggu.  Tripod portable sederhana dari kayunya sudah jadi.

Kelakuan Seung Gi yang grasak grusuk menarik perhatian Hana dan Jasmin. Gerakan Seung Gi yang terkesan lambat saat mengeluarkan tripod kayu itu juga menambah keingintahuan mereka.

"Tripod itu Mas?" tanya Jasmin.

"Iya." balas Seung Gi tersenyum

"Ih kok an... " Hana menyikut perut Jasmin "...eka warna? "

Gerakan Seung Gi terhenti.  Ia tidak mengerti kenapa tripod kayunya yang hanya dipenuhi warna coklat dan hitam dikomentari sebagai 'aneka warna'. 

Pulau JalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang