Happy Birthday My Wife

6 3 0
                                    

****

POV: Rizki

Sudah  dua jam empat puluh tiga menit aku menunggu dia, tapi tak kunjung dia datang. Sial! Jika bukan karena Bunda yang menyuruhku, aku lebih baik ikut pengajian malam ini bersama Bunda dan Aasyila. Bunda menginginkan kebersamaan antara aku dan Naya. Namun, hari ini Naya ada pertemuan dengan kliennya. Jadi, dia sedikit terlambat. Dia berjanji datang jam delapan malam sedangkan ini sudah jam sepuluh malam lewat lima belas menit. Aku berusaha meneleponnya tetapi seperti biasa tidak bisa dihubungi. Handphonenya selalu mati saat ada pertemuan pekerjaannya. Dia benar-benar tidak adil, saat aku bekerja dia selalu meneleponku sampai kadang aku dibuat malu karena dia hanya menanyakan 'sudah minum air putih?' aneh sekali pertanyaannya. Setiap ku tanya kenapa selalu bertanya seperti itu, dia akan menjawab 'kalau sudah minum, berarti tadi sudah makan.' Hemm... Dia sangat aneh bukan? Aku sudah terbiasa dengan segala persiapannya. Rasanya sedikit merasa kehilangan dirinya saat dia sering ada pekerjaan di luar kota.

****

Naya berlari cepat. Memasuki pintu cafe yang didalamnya sangat gelap. Para karyawan menyambut kedatangannya. Dia berjalan menyusuri cafe itu. Suara langkah kakinya bergema. "Kring... Kringg... Kringgg...." suara langkahnya. Tidak ada satupun orang di dalam cafe tersebut. Tiba-tiba ada cahaya yang bersinar mengarah kepadanya. Lampu konser menyorotinya. Spontan tangan kanannya menutupi sebagian pancaran cahaya  itu yang mengenai wajahnya, sedikit silau di matanya. Dia perlahan membuka matanya. Masih dengan ekspresi yang sama dengan penuh keheranan. Mengapa tempatnya gelap sekali dan ada lampu konser? Naya berjalan.

"Happy birthday my love, happy birthday my wife, happy birthday my life, happy birthday my girl. Selamat ulang tahun, Naya." suara gitar dan  nyanyian itu berasal dari belakangnya. Naya menoleh.

"Taranggg..... Birthday ke berapa sayang?" tanya Rizki dengan membuka lebar kedua tangannya seolah ingin dipeluk oleh sang istri yang masih tertegun dipojok sana dan berharap wanita itu berlari seperti di film Bollywood yang akan mendapatkan satu pelukan. Sialnya, itu hanya terjadi di dalam film saja tidak dalam kenyataan kisah cinta mereka berdua. Rizki memetik gitar yang diselempangkan dilehernya, kemudian dia berjalan mendekati Naya menyanyikan lagu happy birthday sambil mengelilingi istrinya. Rizki menepuk kedua tangannya dan lampu di dalam cafe itu hidup secara bersamaan. Ditambah lagi lampu warna-warni yang membentuk menjadi nama Naya lalu ada tulisan, My Love And My Life.

Wanita itu terharu dan sedikit malu oleh sikap romantis sang suami. Seketika pipinya seperti kepiting rebus, merah merona lalu dia menutup mulutnya dengan tangan kanannya dan menatap Rizki penuh dalam, matanya mulai berkaca-kaca. Kali ini Naya terhanyut oleh kejutan ulang tahunnya. Rizki melepaskan gitar dari tangannya dan menyuruh pelayan menghidupkan lagu kesukaan Naya, lagu Bollywood pastinya. Backsound Gerua membuat Naya tak berdaya karena benar-benar terhanyut oleh suasana sehingga dia langsung memeluk pria itu dari depan. Kalian tahulah para pecinta Bollywood suka berkhayal saat mendengarkan lagu-lagunya dan berasa kita sedang dalam video klipnya. Mungkin Naya terhanyut karena hal itu.
Terkejut? Itu pasti! Rizki sangat terkejut sekali melihat Naya. Tak pernah menyangka akan mendapatkan satu pelukan dari wanita ini. Dia bingung apakah harus melepaskan pelukannya? Atau dia membalas pelukannya? Akhirnya Rizki beranikan dirinya untuk membalas pelukan Naya dengan lembut disertai mencium ubun-ubun wanita itu yang tenggelam di dada Rizki sembari isak tangis bahagia. Naya begitu erat memeluk Rizki. Tanpa sadar, ditengah-tengah keromantisan mereka berdua ada satu orang yang merasa terhenyak dan sesak melihat suasana di dalam cafe. Pria bertubuh kekar berjaket hitam memakai topi abu-abu dan kacamata langsung memalingkan wajahnya melihat wanitanya memeluk orang lain. Pria itu berkeringat dingin dan bergeming, tak kuasa melihatnya lagi. Dia memilih keluar dari ruang yang menyesakkan dadanya.
Sementara, Naya sangat nyaman berada dalam pelukan Rizki. Begitupun juga Rizki yang mengelus kepala wanita yang berhijab dengan lembut. Kepala Naya berada di dagu Rizki, jadi suaminya meletakkan dagunya diatas kepala Naya. Sekitar enam menit, Naya baru melepaskan pelukannya. Dia jadi malu.

Balai RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang